5 Tips Beternak Ayam Pedaging yang Menguntungkan
Thursday, April 13, 2017
Cara beternak ayam pedaging yang menguntungkan – Bisnis ayam pedaging merupakan salah bisnis yang cukup menjanjikan. Kebutuhan masyarakat indonesia akan daging ayam membuat para wirausahawan membuat bisnis ternak ayam pedaging. Akan tetapi, minimnya pengetahuan tentang bagaimana ternak ayam pedaging yang baik membuat bisnisnya tidak maksimal. Nah, dalam kesempatan kali ini, kami akan membagikan beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan berbisnis ternak ayam pedaging. Ada 5 hal yang perlu diketahui oleh pebisnis sebelum terjun dalam bisnis ayam pedaging.
5 Tips Beternak Ayam Pedaging yang Menguntungkan
Jika dikelola secara intensif, ayam mampu menghasilkan daging bermutu, digemari masyarakat dan harganya lebih mahal dibandingkan dengan daging ayam ras (potong). Faktor yang harus diperhatikan selama pemeliharaan ayam sebagai ayam pedaging yaitu mengusahakan mutu genetik yang lebih baik, mengawinkan secara silang dengan ayam pedaging jenis ras guna mendapatkan bobot dan pertumbuhan yang cepat, serta memberi ransum (makanan ayam) yang memiliki banyak kandungan protein.
Usaha meningkatkan mutu genetik ayam jenis pedaging harus dilakukan dengan penuh kesabaran. Harus dilakukan uji coba terus menerus sampai menghasilkan keturunan sesuai dengan harapan. Adapun upaya yang harus ditempuh untuk mendapatkan bibit ayam pedaging adalah dengan cara menyeleksi anak ayam, memilih pejantan dan induk yang unggul, melakukan sistem perkawinan antar keluarga (satu garis darah), sistem kawin silang dan pemeliharaan secara intensif.
1. Seleksi Anak Ayam Pedaging
Tips beternak ayam pedaging yang pertama adalah melakukan seleksi anak ayam pedaging. Jika diawali dengan mempersiapkan seleksi anak ayam maka hendaknya membesarkan DOC (anak ayam) sendiri. Setelah 2 bulan kemudian, ayam-ayam tersebut diseleksi. Hal itu karena pada umur itu, anak-anak ayam sudah dapat diamati secara seksama. Adapun standar untuk menyeleksi anak ayam sebagai pencetak daging adalah sebagai berikut.
a. Ayam tampak gesit dan sehat.
b. Pertumbuhan bulu-bulunya lengkap.
c. Suara ciapnya nyaring.
d. Ukuran tubuhnya lebih besar dari pada kelompoknya
e. Agresif dalam merebut makanan.
Ayam-ayam yang telah diseleksi itu kemudian dipisahkan dan dibesarkan dalam kandang dan pekarangan terkurung. Untuk mengawali percobaan ini hendaknya jangan terlalu banyak, menaruh ayam dalam satu kandang cukup 10-20 ekor saja, sedangkan pejantannya cukup 4 ekor saja.
2. Memilih Pejantan Unggul Ayam Pedaging
Selain induk unggul, pejantan pemacak juga dipilih dari jenis ayam yang unggul. Sehingga jika nanti dikawinkan, akan menghasilkan keturunan yang baik. Selama ini peternak tradisional, bahkan semi intensif membiarkan pejantan untuk mengawini beberapa induk. Jika dikurung, maka pejantannya dicampur dalam satu kandang dengan beberapa induk. Sesungguhnya perkawinan cara ini dianggap kurang baik karena banyak zigot yang berkurang daya hidupnya dan menurunkan stamina pejantan. Akibatnya pejantan mudah terserang penyakit.
Cara intensif adalah pejantan ditempatkan pada kandang khusus. Jika menginginkan keturunannya, barulah induk yang unggul dimasukkan ke dalam kandang penjantan. setelah terjadi perkawinan, kemudian induk dipisahkan kembali. selang satu hari barulah induk unggul Iainnya dikawinkan. Adapun ciri-ciri pejantan yang memenuhi syarat sebagai pemacak adalah sebagai berikut.
a. Bentuknya tegap (ketika berdiri) dan terkesan kokoh.
b. Berat tubuh melebihi rata-rata ayam buras pada umumnya.
c. Jengger clipir (lapak dan bergerigi).
d. Matanya tajam dan agak menonjol keluar
e. Bentuk paha bulat dan besar.
f. Punggung tidak bongkok (tidak seperti ayam bekisar atau ayam hutan).
Jenis ayam yang dijadikan sebagai pejantan lebih baik dipilih ayam nunukan, padang, dan kedu. Masing-masing memiliki kelebihan. Ayam nunukan, perkembangannya cukup Pesat. Pada umur 2 bulan berat tubuhnya mencapai 1,5 kg. Pejantan jenis ini mampu mengawini beberapa betina dalam waktu lima jam. Ketahanan terhadap penyakit tidak diragukan lagi.
Ayam padang, memiliki tubuh yang lebih besar dari pada jenis lainnya. Cocok juga untuk pejantan. Umur 2 bulan beratnya mencapai 2,5 kg. Ia juga tahan terhadap penyakit. Sedangkan ayam kedu dewasa beratnya mencapai 2,5-3 kg. Ayam jenis ini sangat baik jika disilangkan dengan induk ayam jenis lain.
3. Memilih lnduk Unggul
Untuk mendapatkan keturunan yang baik, terutama cepat besar dan berbobot maka perlu memilih induk unggul sebagai induk. Dari induk-induk terseleksi tersebut diharapkan menghasilkan keturunan yang berkualitas.
Jika kita kita memiliki 5 ekor induk unggul dan seekor pejantan unggul maka sudah cukup untuk mengawali usaha ini. Dari kelima induk dapat diperoleh anak ayam dalam jumlah puluhan, bahkan ratusan ekor.
Ciri-ciri induk ayam yang dapat dijadikan sebagai induk dan dikarwinkan secara silang adalah hampir sama dengan pejantan pemacak. Adapun jenis ayam yang baik untuk keperluan ini ialah induk ayam nunukan, induk ayam padang, induk ayam ratiah, dan induk ayam kedu.
4. Sistem Perkawinan Antar keluarga (Satu Garis Darah)
Perkawinan ini disebut inbreed, yaitu perkawinan dengan cara menjodohkan bapak dengan anak, atau sebaliknya. Perkawinan ini berlangsung hingga generasi berikutnya. Tujuannya Mempertahankan keunggulan dari kedua induknya.
Cara lain adalah perkawinan silang. Hasilnya lebih menguntungkan dibandingkan dengan cara inbreed. Pertumbuhannya cepat seperti pejantannya namun postur tubuhnya mirip dengan induk.
5. Memacu Pertumbuhan Anak Ayam Pedaging
Tips yang terakhir tentang bagaimana beternak ayam pedaging yaitu tentang meningkatkan pertumbuhan anak ayam pedaging. Anak ayam yang diusahakan sebagai pencetak daging harus sudah memperoleh makanan berprotein sejak umur 3 hari. Kandungan protein yang cukup akan membantu proses pemekaran dan pertumbuhan tubuhnya, sehingga maksimal dan pada umur 3-4 bulan sudah bisa dijual.
Untuk menunjang pertumbuhannya, sebaiknya setiap 5 hari sekali diberi obat-obatan dan vitamin seperti Vita Chiks, dan sejenisnya. Semua itu memiliki kandungan vitamin untuk merangsang nafsu makan. Pemberian obat anti stres diberikan pula pada umur antara 1-3 hari. Tujuannya untuk menjaga anak-anak ayam dari stres berkepanjangan akibat perpindahan dari induknya atau dari mesin tetas ke kotak induk.
Umur 4 hari, anak ayam diberi obat Medivac. Penggunaannya disemprotkan ke seluruh tubuhnya atau dicampur dengan air minum. Tujuannya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit ND.
Untuk mengirindari baktieri Chochidiosis, anak ayam setelah umur 1 hari diberi obat Antikoksi, Decoxy, Duoko, Maladex dan sejenisnya. Pada hari kesepuluh anak ayam harus mendapatkan Vita Chicks atau sejenisnya agar nafsu makan tidak menurun.
Umur 13 hari, obat anti stres diberikan kembali karena untuk mempersiapkan mereka menghadapi vaksinasi ND pada umur 14 hari. Penggunaan vaksin ND ialah dicampur dengan air minum atau diteteskan ke mata/hidungnya. Jika vaksin masih bersisa, sebaiknya dibakar. Jangan dibuang sembarangan.
Pada untur 15 hari, pemberian vitamin dan menjaga mutu ransum (makanan ayam) harus tetap dipertahankan. Ransum sebaiknya dari jenis konsentrat yang dapat dibeli di toko-toko peternakan. Obat yang diberikan adalah yang berjenis anti stres.
Pada umur antara 16-22 hari anak ayam diberi obat cacing, misalnya, anti worm. Tujuannya untuk mencegah penyakit cacingan. selanjutnya pada umur 23-25 hari diberi vitamin sebagaimana biasa. Cara-cara ini dilanjutkan hingga anak ayam mencapai-umur 2 bulan. Pada umur ini bobotnya telah mencapai antara 1-1,5 kg.
Demikian artikel tentang cara beternak ayam pedaging yang menguntungkan. Semoga dapat menginspirasi pembaca. Silahkan buka juga artikel lain yang membahas tentang bisnis ayam di blog kami.
Sumber https://www.muttaqin.id/