Cara Membuat Pakan Ayam (Ransum) yang Baik dan Murah
Friday, April 14, 2017
Cara membuat pakan ayam (ransum) - Ayam tidak pilih-pilih makanan. Meskipun demikian, bukan berarti kita bisa memberikan ransum (pakan ayam) tanpa memperhatikan mutu dan kesehatan. Sebagian masyarakat, terutama di pedesaan memberikan ransum pada ayam-ayam yang dipelihara dengan nasi sisa (nasi basi) atau bahan makanan lain yang sudah rusak dan mengandung jamur. Hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan ayam, minimal dapat menurunkan produksi telur atau menghambat pertumbuhan daging.
Beternak ayam buras yang dikelola secara intensif haruslah meninggalkan cara-cara tradisional. Oleh sebab itu, cara pemberian pakan ayam (ransum) hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
a. Ransum yang dibeli hendaknya diteliti terlebih dahulu, masih baik atau sudah rusak (menjamur, mengandung racun, berbau apak, dan sebagainya)
b. Untuk meningkatkan produksi telur atau percepatan pertumbuhan daging (bagi buras pedaging) sebaiknya dipilih ransum dari bijian yang bermutu.
c. Jika ransum berupa gabah, hendaknya dipilih yang bernas.
d. Jika ransum dari biji jagung, hendaknya dipilih yang baik, tidak berjamur atau dimakan ngengat.
e. Jika membeli ransum berupa konsentrat produksi pabrik, sebaiknya diperiksa masa kedaluwarsanya.
f. Bekatul merupakan ransum yang mengandung vitamin B12, namun jika kita membeli, hendaknya menghindari yang berbau apek atau yang sudah menggumpal.
Jika ayam mendapat ransum dari bahan bermutu, seperti biji-bijian, bekatul, tepung konsentrat maka dapat memacu pertumbuhan dan produksi telur. Oleh karena itu, ransum bermutu sangatlah mendukung keberhasilan usaha ini. Namun pemberian ransum haruslah diatur dan dibatasi. Jika tidak, ayam yang kita pelihara terlalu gemuk dan menurunkan produksi telur. Berikut ini disajikan cara membuat pakan ayam (ransum) yang baik, mulai dari baham makanan yang bisa digunakan, cara membuat pakan ayam (ransum), dan pemberian pakan ayam yang tepat.
1. Bahan Makanan Nabati untuk Pakan Ayam (Ransum)
Gabah, biji jagung, dedak, bekatul, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kacang hijau, ubi kayu termasuk bahan yang cocok sebagai bahan pakan ayam (ransum). Namun untuk memilih jenis makanan seperti yang disebutkan tadi bergantung dengan keadaan masing-masing daerah. Misalnya di daerah kita banyak dijumpai ubi kayu atau bungkil kedelai, maka bahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk ransum. Selain mudah didapat, tentu harganya pun murah. Carilah bahan ransum yang mudah didapat dan murah harganya.
a. Jagung
Kandungan protein pada jagung kuning berkisar antara 9-11% . Kandungan asam aminonya cukup tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan ayam. Kandungan serat kasarnya tidak leblh dari 2%. Jagung pipilan hendaknya digiling hingga menjadi beras jagung. Ini untuk membantu memudahkan proses pencernaan makan pada tembolok ayam. Bahan ransum ini sangat baik bagi perfumbuhan alat-alat reproduksi, embrio dan calon teiur. Meskipun demikian pemberian ransum berupa butiran jagung kuning tidak baik dilakukan terus lnenerus. Harus diselingi dengan bahan makanan lain. Hal ini karena jagung kuning kurang mengandung protein.
Takaran yang tepat untuk ayam buras sebaiknya berkisar antara 40-60% saja. Artinya, selama satu minggu ransum dari bahan ini disajikan tidak lebih dari 60% dibanding dengan ransum bahan lain. Untuk petelur yang sudah produktif hendaknya dicampur dengan konsentrat buatan pabrik dengan perbandingan 40% jagung dan 60% konsentrat.
b. Gabah
Gabah memiliki kandungan protein, energi lain dan sebagainya. Namun bahan ransum berupa gabah ini kurang baik jika diberikan anak ayam di bawah umur 2 bulan. Ayam dalam masa pertumbuhan masih memiliki alat pencernaan yang lemah. Untuk anak ayam sebaiknya diberi ransum berupa dedak bekatul. Bahan dedak bekatul lebih mudah dicerna. Kandungan serat kasar pada dedak bekatul sekitar 3%. Bandingkan dengan jagung kuning yang hanya 2%. Selain itu, dedak bekatul juga mengandung protein kasar sebesar 13,5% dan energi metabolismenya sekitar 1.890 kalori.
Akan tetapi, memberi makan dengan bahan ini harus diperhatikan. Meskipun memiliki kandungan protein dan energi metabolis yang demikian, bukau berarti diberikan secara terus menerus. Hal ini karena tingginya nilai serat kasar yang terkandung dalam dedak sedangkan unggas terutama ayam hanya mampu mencerna bahan makanan yang serat kasarnya tidak lebih dari 4% . Seringnya memberikan makanan dari dedak dapat mengakibatkan penurunan produksi telur dan daging. Kita dapat melihat perbedaan ayam yang makanannya diganti-ganti. Umumnya ayam yang makanannya diganti-ganti terpacu pertumbuhannya. Oleh karena itu, dedak bekatul ataupun gabah hendaknya dijadikan sebagai ransum tambahan. Artinya, terhadap ayam produktif (buras petelur) tetap mendapatkan konsentrat buatan pabrik dengan ditambah ransum dedak bekatul atau gabah.
c. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah limbah dari proses pembuatan minyak goreng. Limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai penutup kekurangan ransum bermutu. Bungkil kelapa yang sudah berbau (tengik), sebaiknya jangan dimanfaatkan untuk ransum karena dapat mengurangi nafsu makan ayam buras. Rarsum dari jenis ini pun bersifat tambahan saja.Diberikan sekali-kali dan tidak terus-merlerus. Serat kasar pada bungkii kelapa cukup tinggi, kira-kira 20%. Jika diberikan, kepada ayam dengan tanpa batas, akan menyulitkan pencernaannya.
Terhadap buras petelur, janganlah diberikan setiap hari karena dapat menurunkan produktifitas. Apabila diberikan, sebaiknya dicampur dengan ransum utama (konsentrat). Tujuannya ialah mengurangi/menekan biaya. Perbandingannya ialah konsentrat 75 % dan bungkil kelapa 25%. bungkil kelapa hanya bertahan sampai tiga hari jika disimpan dalam kelembaban rata-rata 90%. Di bawah kelembaban itu, bungkil kelapa cenderung mengeluarkan minyak dan perlahan-iahanberbau kurang sedap.
d. Bungkil kedelai
Bungkil kedelai adalah limbah biji kedelai yang telah diproses menjadi tahu, tempe atau makanan lainnya. Bahan ini biasanya dijadikan sebagai makanan tambahan. Bungkil kedelai mengandung unsur protein, mineral, vitamin, air, dan lain-lain. Bahan ransum ini tidak boleh diberikan dalam bentuk tunggal melainkan harus dicampur dengan bahan lain. Biasanya dicampur dengan jagung kuning giling, bungkil kelapa, tepung ikan, tepung kerang dan minyak nabati.
Oleh karena itu, jika di daerah terdapat banyak bungkil kedelai maka boleh diberikan kepada anak ayam semenjak umur 2 bulan hingga 4 bulan. Jika ayam hampir memasuki masa bertelur, bungkil kedelai kurang baik diberikan dalam jumlah banyak dan waktu yang lama.
Bungkil kedelai memiliki serat kasar yang agak rendah, sekitar 6%. Oleh sebab itu, bungkil kedelai tidak terlalu banyak menguntungkan bagi pertumbuhan anak ayam. Bahan lain yang dicampur dengan bungkil kedelai ialah jagung kuning, dedak bekatul atau bahan nabati lainnya. Perbandingannya, jika dicampur dengan jagung kuning maka 1:4. Jika dicampur dengan bekatul, 1:2.
e. Bungkil Kacang Tanah
Menurut penelitian bahwa kandungan protein pada bungkil kacang tanah sekitar 45-55%. Protein sebesar itu cukup untuk memenuhi kebutuhan ayam, terutama pada umur-umur pertumbuhan. Akan tetapi, bahan ini hendaknya diberikan kepada ayam tidak lebih dari 25%, selebihnya konsentrat dan dedak bekatul. Pemberian ransum bungkii kacang tanah sebaiknya hanya diberikan pada masa pertumbuhan dan jangan untuk ayam yang telah produktif.
f. Hlijauan Sebagai Ransum Tambahan
Hijauan adalah bahan dari dedaunan segar, seperti daun turi, petai, pepaya, kangkung dan sebagainya. Hijauan segar sangat membantu pertumbuhan ayam. Fungsinya untuk menyediakan vitamin. Hijauan segar rata-rata mengandung serat kasar sebanyak 20%. Namun jika dikeringkan dan digiling dalam bentuk tepung, kandungan serat kasar tinggal 4% saia. Untuk ayam produktif, pemberian hijauan hendaknya dibatasi. Cukup di siang hari dan tiga hari sekali. Seringkaii peternak merasa repot untuk menyediakan hijauan karena tidak tahan lama, sehingga setiap tiga hari sekali harus mencari dedaunan. Namun jika ingin praktis, kita bisa membuat hijauan segar menjadi tahan lama yaitu dengan cara digiling.
Mula-mula jenis dedaunan dikeringkan di bawah sinar matahari. Usahakan jangan terlalu kering dan jangan berubah warnanya. Lalu dicacah dan digiiing menjadi tepung. Bahan yang telah menjadi tepung kemudian dijadikan sebagai ransum tambahan yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya.
Berikut ini takaran pemberian hijauan bersama bahan-bahan ransum lainnya.
1. Ayam buras umur l-3 bulan.
a. Tepung hijauan 4%
b. Dedak halus 15%
c. Jagung giling 46%
d. Tepung kerang 1%
e. Dicalcium Phospate 4%
f. Konsentrat 30%
2. Ayam buras umur 5 bulan ke atas.
a. Tepung hijauan 3%
b. Dedak halus 20%
c. Jagung giling 40%
d. Tepung kerang 3%
e. Dicalcium Phospate %
f. Konsentrat 22%
2. Membuat Pakan Ayam (Ransum) Sendiri
Sebagian orang berpendapat bahwa memelihara ayam buras jenis petelur banyak menghabiskan biaya. Khususnya keperluan ransumnya. Sementara sebagian lain beranggapan bahwa makanan ayam buras harus selalu berupa konsentrat khusus untuk petelur buatan pabrik. Sesungguhnya, ayam buras jenis petelur bisa menyesuaikan diri terhadap jenis makanan yang diberikan.
Untuk keperluan ransum, jika kita kreatif maka tidak perlu membeli konseiltrat. Kita bisa membuat sencliri dengan komposisi yang banyak mengandung nutrisi, vitamin dan protein. Peternak-peternak yang cerdas akan memanfaatkan bahan-bahan makanan di sekelilingnya. Berikut ini beberapa cara atau model komposisi bahan ransum yang dapat kita buat sendiri.
Jika di daerah kita banyak terdapat jagung dan bungkil kedelai maka dapat membuat ransum dengan susunan sebagai berikut.
a. Dedak haius 25%
b. Beras 20%
c. Jagung kuning giling 20%
d. Bungkil kedelai 22,5%
e. Tepung ikan 5%
f. Tepung kerang (grit) 5%
g. Garam dapur 0,5%
Semua bahan tersebut digiling sampai halus kemudian disimpan. Pemberian ransum perlu ditambah dengan hijauan halus secukupnya. Komposisi lainnya yang dapat kita pakai adalah terdiri dari:
a. Jagung kuning giling 45%
b. Dedak halus 20%
c. Tepung kerang 3%
d. Tepung hijauan 5,5%
e. Garam dapur 05%
f. Konsentat 22%
Pilihan lain ialah dengan mencampur bahan-bahan sebagai berikut.
a. Jagung kuning giling 32%
b. Grit 2%
c. Garam dapur 0,5%
d. Bungkil kedelai 11%
e. Bungkil kelapa 5,5%
f. Bungkil kacang tanah 8,5%
g. Dedak halus 8,5%
h. Beras 26%
i. Tepung ikan 9%
Jika kita kurang cocok dengan komposisi di atas karena alasan, misalnya sulit mendapatkan beberapa jenis bahan, maka boleh menggunakan campuran berikut.
a. Jagung kuning giling 20%
b. Dedak halus 25%
c. Bungkil kedelai 12%
d. Beras 25%
e. Tepung ikan l2%
f. Tepung kerang (grit) 5%
g. Garam dapur 0,5%
Atau menggunakan bahan-bahan sebagai berikut.
a. Pipilan jagung kuning 49%
b. Dedak halus 20%
c.Tepung kerang (grit) 3%
d. Tepung ikan 5,5%
e. Konsentrat petelur 22%
f. Tepung hijauan 5,5%
g. Vitamin (dalam air minum) secukupnya
Bisa pula menggunakan model komposisi bahan-bahan berikut.
a. Jagung kuning giling 73%
b. Dedak halus 5%
c. Konsentrat 15%
d. Tepung ikan 3,5%
e. Garam dapur 0,5%
f. Hijauan segar secukupnya
3. Pemberian Pakan Ayam (Ransum) Yang Tepat
Pemberian ransum harus disesuaikan dengan tingkatan umur ayam. Misalnya, tidak dibenarkan memberi ransum pada anak ayam hanya dengan dedak bekatul saja tanpa dicampuri bahan lain. Begitu pula terhadap ayam dewasa, jenis dan jumlah ransum harus benar-benar diperhatikan. Jika terlalu banyak takarannya, peternak tentu akan rugi. Jika terlalu sedikit, ayam tidak produktif.
Anak ayam yang baru menetas tidak membutuhkan makanan, sebab ia masih memiliki sisa cadangan dari kuning telur. oleh sebab itu, meskipun sehari setelah menetas tidak mendapatkan ransum, kesehatan anak ayam (DOC) masih Prima.
Anak ayam yang dipersiapkan sebagai pedaging ataupun petelur harus mendapatkan ransum yang berkualitas sejak dini. Ransum yang disajikan hendaknya memiliki komposisi nutrisi lengkap. Dengan begitu, dalam umur dua bulan kita sudah dapat melakukan seleksi.
Anak ayam umur 2 hari-1 minggu hendaknya diberi ransum yang terdiri dari konsentrat halus. Per ekor membutuhkan 10-20 gram saja. Kalau perlu bisa ditambah dengan tepung ikan secukupnya. Jika tepung ikan terlalu banyak, anak ayam selalu haus dan suka minum. Akibatnya alas kotak indukan menjadi becek. Hal ini kurang baik bagi kesehatan anak-anak ayam itu sendiri. Korsentrat buatan pabrik sudah diolah dengan komposisi tepat dan mengandung unsur-unsur protein, asam amino, minerai dan vitamin. Air minum hendaknya dicampur dengan vitamin untuk merangsang nafsu makan.
Pada umur 1-2 minggu pemberian ransum masih tetap dari konsentrat. Namun hendaknya pada usia dua minggu dikenalkan dengan bahan makanan lainnya agar kita dapat menekan biaya. Misalnya beras atau jagung giling secukupnya dengan cara ditaburkan di atas alas kotak induk. Jatah ransum pada usia ini kira-kira 15-25 gram per ekor. Konsentrat sebaiknya dikurangi sedikit demi sedikit. Lalu digantikan dengan bahan lain, misalnya menir atau bungkil kedelai. Ransum tersebut sebaiknya disajikan dalam bentuk kering. Adapun kebutuhan air kira-kira 4-10 ml per ekor dalam sehari.
Umur 2-3 minggu hendaknya diberi ransum jagung giling dicampur beras dan sorgum. Ini tujuannya untuk melatih agar ayam ayam tersebut mengenal bahan makanan jenis lain. Di samping itu, ayam usia ini membutuhkan kandungan hidrat arang lebih banyak dibandingkan umur-umur sebelumnya. Total makanan yang diperlukan tidak lebih dari 25-30 gram per ekor. Pemberian ransum dalam takaran ini diberikan hingga anak ayam berusia 45 hari.
Pada umur 6-8 minggu kita harus memacu pertumbuhannya. Oleh karena itu, mutu ransum harus tetap dijaga. Takaran ransum tentu lebih banyak karena ayam-ayam lebih aktif bergerak sehingga sebentar-sebentar membutuhkan makanan untuk membangun energinya. Pada umur ini, sebaiknya kandang induk atau pelataran dibuat lebih luas agar mereka bebas bergerak.
Memasuki umur 9-12 minggu berikan ransum dengan komposisi terdiri dari konsentrat 50%, tepung ikan 2,5%, dedak halus 10%, beras atau jagung pipilan 14,5%, tepung hijaun 12,5%. Tujuan pemberian makanan yang terdiri dari berbagai bahan ini agar ayam mendapatkan kandungan protein, asam amino, energi, mineral dan vitamin sesuai dengan kebutuhannya.
Umur 3-4 bulan per ekor ayam membutuhkan 60 gram dalam sehari. Makanan ini terdiri dari konsentrat sebanyak 15%, dedak halus 12,5%, jagung glling 10%, tepung ikan 7% dan hijauan segar 7%. Semua bahan dicacah. Pemberian hijauan segar hendaknya pada siang hari saja. Jumlah dan komposisi ini untuk ayam buras pedaging.
Sedangkan untuk ayam yang dipersiapkan sebagai pencetak telur, komposisi ransum adalah terdiri dari konsentrat 10%, jagung giling 10%, tepung ikan 5%, tepung grit (tepung kerang) 5%, menir 10% dan hijauan segar sebanyak 5%. Kebutuhan air minum kira-kira 50 ml per hari.
Sumber https://www.muttaqin.id/