Refleksi dari Hikmah dan Pesan Moral Puasa Ramadhan
Saturday, April 21, 2018
Ibadah puasa sebagaimana ibadah-ibadah yang telah diwajibkan dalam Islam merupakan salah satu upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Selain itu, semua ibadah yang kita lakukan merupakan riyadlah untuk pendidikan moral atau akhlak terpuji. Bahkan begitu mulianya pesan moral dalam ibadah, sampai Rasulullah SAW. menilai harga suatu ibadah itu dilihat dari sejauh mana pelaksanaannya dapat membentuk sikap, perilaku dan tabiat yang mencerminkan akhlakul karimah.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW. bersabda;
Seseorang bisa saja melakukan ibadah puasa. Dia sanggup mematuhi seluruh syarat rukunnya menurut ketentuan fiqih, tetapi dia tidak sanggup mewujudkan pesan moral puasa. Lalu, apa yang menjadi pesan moral ibada puasa itu?.
Pesan moral puasa yang utama adalah; larangan memakan makanan yang haram. Bahkan memakan makanan yang halalpun tidak boleh dimakan sebelum datang waktu berbuka. Jadi jangan sembarangan makan, kita mesti memperhatikan apa yang akan kita makan. Kendati faktanya banyak sekali warung-warung makan yang tetap membuka di siang hari pada bulan puasa, sebisa mungkin kita jangan sampai terpengaruh untuk sekedar menuruti hawa nafsu ikut-ikutan makan.
Pesan moral puasa juga dapat kita fahami dari sanksi yang diberikan olah Allah terhadap orang yang puasanya cacat, atau batal, atau melakukan hal-hal yang terlarang secara fiqih, yaitu membayar fidyah. Misalnya, orang sakit yang tidak harapan untuk sembuh, boleh tidak berpuasa dengan kewajiban membayar fidyah, yaitu memberi makanan kepada fkir miskin.
Baca juga 5 Kriteria Dispensasi Puasa Ramadhan Sesuai Al-Qur'an dan Hadis
Dari sisi ini dapat dipahami bahwa puasa mendidik kita agar memiliki kepedulian untuk menyantuni fakir miskin, membantu dan meringankan beban mereka.
Hidup di zaman milenial ini, sering kita jumpai gaya hidup orang yang selalu dikejar-kejar hidup mewah, bersenang-senang, berfoya-foya (konsumtivisme) dan dikejar-kejar untuk meningkatkan status sosial. Lantaran itu semua, banyak orang yang lupa diri dan tidak jarang berani memakan hak orang lain, sehingga menjadi binatang pemakan segala (omnivora) tanpa memperhatikan halal dan haram.
Disamping itu banyak yang kurang memperhatikan kehidupan masyarakat sekitarnya (bersifat indivualisme), terutama terhadap kaum dhuafa (yang lemah). Ibadah puasa disyariatkan dalam rangka menidik manusia agar berakhlak mulia, berjiwa luhur, suci, berwatak dan berkepribadian luhur, sehingga tercipta kehidupan yang sehat dan sejahtera lahir batin, baik secara pribadi (individu) maupun kemasyarakatan (kolektif).
Pesan moral puasa harus benar-benar kita fahami dan refleksikan dalam kehidupan kita karena sangat penting untuk membangun kualitas kehidupan kita mendatang.
Baca 4 Dasar Problematika Puasa Ramadhan sebelum Anda benar-benar menerapkan amal puasa dengan baik dan benar.
Seperti kita maklumi bahwa ibadah puasa merupaka salah satu ibadah yang penting dan mengandung hikmah yang begitu banyak, baik untuk diri sendiri maupun bagi masyarakat, antara lain;
(كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوْعَ وَالْعَطَشَ (الحديث
Artinya: "Banyak sekali orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga". (Al Hadis).
Seseorang bisa saja melakukan ibadah puasa. Dia sanggup mematuhi seluruh syarat rukunnya menurut ketentuan fiqih, tetapi dia tidak sanggup mewujudkan pesan moral puasa. Lalu, apa yang menjadi pesan moral ibada puasa itu?.
Pesan moral puasa yang utama adalah; larangan memakan makanan yang haram. Bahkan memakan makanan yang halalpun tidak boleh dimakan sebelum datang waktu berbuka. Jadi jangan sembarangan makan, kita mesti memperhatikan apa yang akan kita makan. Kendati faktanya banyak sekali warung-warung makan yang tetap membuka di siang hari pada bulan puasa, sebisa mungkin kita jangan sampai terpengaruh untuk sekedar menuruti hawa nafsu ikut-ikutan makan.
Pesan moral puasa juga dapat kita fahami dari sanksi yang diberikan olah Allah terhadap orang yang puasanya cacat, atau batal, atau melakukan hal-hal yang terlarang secara fiqih, yaitu membayar fidyah. Misalnya, orang sakit yang tidak harapan untuk sembuh, boleh tidak berpuasa dengan kewajiban membayar fidyah, yaitu memberi makanan kepada fkir miskin.
Baca juga 5 Kriteria Dispensasi Puasa Ramadhan Sesuai Al-Qur'an dan Hadis
Dari sisi ini dapat dipahami bahwa puasa mendidik kita agar memiliki kepedulian untuk menyantuni fakir miskin, membantu dan meringankan beban mereka.
Hidup di zaman milenial ini, sering kita jumpai gaya hidup orang yang selalu dikejar-kejar hidup mewah, bersenang-senang, berfoya-foya (konsumtivisme) dan dikejar-kejar untuk meningkatkan status sosial. Lantaran itu semua, banyak orang yang lupa diri dan tidak jarang berani memakan hak orang lain, sehingga menjadi binatang pemakan segala (omnivora) tanpa memperhatikan halal dan haram.
Disamping itu banyak yang kurang memperhatikan kehidupan masyarakat sekitarnya (bersifat indivualisme), terutama terhadap kaum dhuafa (yang lemah). Ibadah puasa disyariatkan dalam rangka menidik manusia agar berakhlak mulia, berjiwa luhur, suci, berwatak dan berkepribadian luhur, sehingga tercipta kehidupan yang sehat dan sejahtera lahir batin, baik secara pribadi (individu) maupun kemasyarakatan (kolektif).
Pesan moral puasa harus benar-benar kita fahami dan refleksikan dalam kehidupan kita karena sangat penting untuk membangun kualitas kehidupan kita mendatang.
Baca 4 Dasar Problematika Puasa Ramadhan sebelum Anda benar-benar menerapkan amal puasa dengan baik dan benar.
Seperti kita maklumi bahwa ibadah puasa merupaka salah satu ibadah yang penting dan mengandung hikmah yang begitu banyak, baik untuk diri sendiri maupun bagi masyarakat, antara lain;
- Puasa dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. karena dalam puasa ramadhan banyak sekali kesempatan untuk menambah ibadah, seperti membaca Al-Qur'an, shalat tarawih, shalat witir, bersedekah dan lain-lain.
- Puasa mendidik manusia agar terbiasa mengendalikan hawa nafsu, bukan untuk menghancurkannya, berbagai macam latihan mental ditempakan ketika puasa. Ia mendidik manusia berjiwa besar, sanggup mengatasi segala macam kesulitan dan cobaan hidup. Ia juga dapat menumbuhkan sifat sabar dan tawakal, sehingga mampu mengahadapi penderitaan dan tidak mudah berputus asa.
- Puasa mendidik manusia berakhlak mulia, teguh memegang amanah, jujur dan disiplin. Di tempat-tempat sunyi tidak seorangpun yang melihat, dalam keadaan haus, lapar dan dahaga, orang yang berpuasa tidak akan membatalkan puasanya karena merasa yakin bahwa perbuatannya itu selalu diperhatikan dan dipantau oleh Allah SWT.
- Rasa lapar dan dahaga akibat puasa mendidik seseorang untuk dapat merasakan penderitaan fuqara' dan masakin, sehingga tumbuh sifat kasih sayang, saling mengasihi, saling menyayangi, dermawan, yang dapat memperkuat tali persaudaraan, solidaritas dan persatuan di antara sesama muslim.
- Dari segi kesehatan, ternyata puasa sangat berguna untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Dengan menahan nafsu makan, minum dan lain-lain secara berlebihan sangat efektif bagi pertahanan tubuh dari segala bentuk penyakit.
- Puasa juga dapat mendorong seseorang pandai bersyukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT. karena salah satu tanda orang yang bersyukur adalah dengan ikhlas melaksanakan semua perintah Allah dan rela meninggalkan semua yang dilarang-Nya, kapan saja, dimana saja dan dalam kondisi serta situasi apapun.