INI DAMPAK SERINGNYA PERGANTIAN KURIKULUM


Beragam metode pendidikan dibuat agar generasi penerus makin cerdas. Guru adalah kunci pendidikan. Beberapa waktu lalu, guru sempat dipusingkan dengan penerapan Kurikulum 2013 (K-13). Belum tuntas K-13 dipelajari, Kurikulum Nasional mencuat. Tak cuma guru, orangtua juga dipusingkan.

"Mau ajari anak itu jadi bingung. Kemarin dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), ke K-13 kan sempat bingung soalnya tematik bukan mata pelajaran. Lalu, sekarang mau diganti lagi. Saya mesti belajar lagi dong," tutur Dyah.

Perempuan yang kini anak sulungnya duduk di kelas 4 SD itu menyebut, pergantian kurikulum membuatnya harus mengubah konsep saat membantu anaknya belajar. Maklum, Dyah sengaja tak mengikutkan anaknya les. Sebab, dia tak ingin anaknya terlalu banyak kegiatan. Hal tersebut diamini Rita (32). Dia bakal kebingungan jika ganti kurikulum lagi. Agar anaknya tak tertinggal, jalan terakhir adalah mengikutkannya dalam les tambahan. "Ya, kalau saya tak mengerti, mending saya ikutkan les saja," ujarnya.

Meski konsep Kurikulum Nasional belum jelas, Sekretaris Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kaltim Sutomo berharap pemerintah bisa bijak menentukan kurikulum dan bekerja sama dengan para guru.

"Misal untuk konsep muatan lokal. Harus jelas melibatkan guru setempat," ucapnya.

Tak cuma itu, jika memang ingin mengganti kurikulum, pemerintah harus siap melakukan pelatihan ke semua guru. Jangan sekadar pelatihan.  "Harus benar-benar dipersiapkan. Intinya, cari yang terbaik. Jangan asal ganti dan terapkan. Kasihan guru dan anak murid," tandasnya.


Sumber https://www.pgrionline.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel