PENGERTIAN KETERAMPILAN MENULIS SEBAGAI ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA
Thursday, January 24, 2019
![]() |
Keterampilan Menulis |
Pembelajaran bahasa di sekolah pada umumnya mencakup 4 empat) keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menurut Suparno 2009:13) Pengertian Keterampilan Menulis adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Berdasarkan konsep tersebut, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol-simbol tersebut.
Pada dasarnya menulis sama dengan berbicara, karena materi bahasa yang digunakan sama, yaitu kata dan kalimat. Bedanya, kalau ditulis diperlukan pengetahuan tentang ejaan dan tanda baca. Dengan demikian menulis itu tidak lain dari upaya memindahkan bahasa lisan kedalam wujud tulisan, dengan menggunakan lambang-lambang grafem namun seringkali pula menulis itu dianggap sebagai suatu keterampilan berbahasa yang sulit, karena menulis dikaitkan dengan seni kiat, sehingga tulisan tersebut dirasakan enak dibaca, akurat, jelas, singkat. Hal ini sesuai dengan pendapat HG Tarigan (1992 : 21) berikut: "Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu".
Pengertian yang diuraikan diatas menandakan bahwa unsur grafologi memang menjadi karakteristik menulis. Dengan menulis berarti mentransfer gagasan kedalam media grafis.
Menurut M. Atar Semi (1995: 16) dengan ciri ini, menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang-lambang tulisan. Definisi menulis yang mengangkat aspek instrumental bahasa juga banyak dikemukakan ahli bahasa, misalnya Sabarti Akhadiah (1994: 9) mengemukakan bahwa:
Menulis merupakan bentuk alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis pada khalayak pembaca yang tidak terlantar oleh jarak, tempat dan waktu.
Related
Kecakapan menulis sebetulnya dapat menjadi milik semua orang yang pernah menduduki bangku sekolah, karena menulis atau mengarang pada hakekaktnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan kedalam bentuk lambang-lambang bahasa. Demikian halnya dengan pendapat Suria Miharja (1996: 2) Yang menjelaskan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.
Nurjamal, dkk (2013:4) menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, mengombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosakata dan kalimat yang digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami oleh pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang berkualitas. Dengan kata lain, hasil sebuah karangan yang berkualitas umumnya ditunjang oleh keterampilan kebahasaan yang dimiliki seorang penulis.
Keterampilan seseorang menggunakan bahasa tulis sebagai alat, baik wadah maupun media untuk memaparkan isi jiwanya, penghayatan, dan pengalamannya secara teratur disebut kemampuan menulis/mengarang. Kemampuan menulis sangat penting dimiliki untuk menunjang tugas-tugas kesehariannya yang terkait dengan kegiatan tulis-menulis. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam proses berkomunikasi dapat melalui bahasa tulis maupun bahasa lisan. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
HG. Tarigan (1992 : 22) menuturkan bahwa; prinsif fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung oleh karena itu, tulisan yang paling utama adalah dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca, sehingga pembaca memahami maksud yang dituangkannya dalam tulisan.
Menulis merupakan suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain sehingga berakhir dengan tujuan yang jelas.
M. Atar Semi (1995: 52) menyatajkan bahw amenulis merupakan proses kreatif yang harus dilalui secara bertahap sampai pada wujudnya sebuah Karya Tulis. Pada kenyataannya, tulisan yang dihasilkan ditempuh melalui tahapan-tahapan yang sistematis dan terencana. Sebagai suatu proses, menulis memiliki prosedur yang umum digunakan oleh setiap penulis. Prosedur menulis berisi langkah-langkah menulis sistematis dan logis.
Pada konteksnya ini, baik M. Atar Semi (1995: 5) maupun Sabarti Akhadiah (1994: 2) berpendapat relatif sama, yaitu bahwa secara garis besar prosedur penulisan dapat dilangsungkan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu:
1) Tahap Pratulis
2) Tahap Penulisan
3) Tahap Penyelesaian / pasca tulis
Tahap pratulis merupakan tahap sebelum menulis sesungguhnya dilaksanakan. Tahap ini disebut tahap persiapan dan perencanaan yang menentukan. Ada beberapa kegiatan yang harus ditempuh pada tahap ini:
1. Menetapkan Topik/Tema
2. Merumuskan Judul
3. Menentukan Tujuan Tulisan.
4. Menentukan Sasaran Pembaca
5. Membuat Out Line (Kerangka Karangan)
Tahap berikutnya adalah tahap penulisan. Tahap penulisan merupakan tahap pratulis. Didalam tahap pratulis, penulis menaksir-naksir apa yang ingin dikatakan, dan berusaha menemukan fakta-fakta penyusunnya, mengelompokannya secara logis, menetapkan tujuan : pendeknya berusaha "menggulati" bahan atau gagasan itu sampai akhirnya mendapatkan suatu gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dikatakan.
Di dalam tahap kedua, yaitu penulisan, si penulis mulai mencurahkan gagasan ke atas kertas dengan menggunakan lambang-lambang sebagai mediumnya.
Pada tahap ketiga, yaitu penyelesaian, dilakukan kegiatan pembacaan kembali, penyuntingan dan pengetikan naskah jadi untuk menghasilkan suatu naskah tulisan yang selesai, yang siap untuk disampaikan kepada pembaca.
Tujuan Menulis
Mengetahui tujuan menulis sangat penting, sebelum mulai menulis harus mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri. Bila banyak telah disadari tujuan baru dapat mulai menulis. Hal ini penting karena menulis itu merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu dan pemikiran dan bukan suatu permainan atau suatu rekreasi. Sebagai suatu pekerjaan harus dilakukan dengan dorongan yang kuat. Dorongan ini muncul karena adanya tujuan yang jelas. Disamping itu, kesempatan untuk sukses dalam menulis akan terbuka lebih luas bila penulis memahami tujuan menulis dan selalu memegang teguh tujuan itu selama menulis. Pada prinsipnya tujuan utama dan tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menuruyt HG. Tarigan (22.23) menulis secara umum tujuan menulis adalah sebagai berikut :
- Memberikan arahan, yakni memberikan uraian atau penjelasan tetang sesuatu hal yang harus diketahi oleh orang lain
- Menjelaskan sesuatu, yakni membenkan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain.
- Menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu.
- Meringkas, yaitu membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat.
- Menyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya.
loading...
Sumber https://guroe.blogspot.com/