Jenis-Jenis Teks Ulasan dalam Pelajaran Bahasa Indonesia | Teks Ulasan Revisi
Wednesday, January 25, 2017
IndoINT.com_ Resensi berasal dari bahasa Belanda recentie yang berarti wawasan. Dalam bahasa Inggris, istilah resensi dikenal dengan review. Kata tersebut berasal dari bahasa Latin revidere dan resence, artinya melihat kembali, menimbang, atau , menilai. Di Indonesia diistilahkan dengan timbangan, tinjauan, atau bedah buku. Sementara itu, menurut Webster Collegate Dictionary (1995), review adalah a critical evaluation of book. Pada hakikatnya resensi menjelaskan isi buku, baik kelebihan maupun kekurangan. Resensi yang baik hanya mengungkapkan pokok-pokok informasi yang dibaca oleh perensensi secara kritis.
Berdasarkan uraian tersebut, resensi diartikan sebagai penilaian terhadap karya orang lain dengan memberikan pertimbangan baik dan buruk karya tersebut secara objektif. Ini berarti resensi merupakan cara menghargai tulisan atau karya orang lain dengan memberikan komentar secara objektif. Penulis resensi harus menghindari unsur subjektivitas (rasa senang atau tidak senang terhadap karya tersebut). Oleh karena itu, penulis resensi harus memiliki wawasan luas tentang bahan yang akan diresensi. Perensensi pun dapat menimbang karya tersebut dengan baik.
Fungsi dan Tujuan Resensi
Resensi buku memiliki fungsi. Berdasarkan pemakai atau penikmat, fungsi resensi dibagi menjadi,
Bagi penulis, resensi buku berfungsi mendapatkan umpan balik dan saran tentang buku yang ditulis. Resensi dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang sambutan atau opini dari masyarakat terhadap buku yang ditulis.
Bagi penerbit, resensi buku berfungsi memperkenalkan buku-buku yang diterbitkan. Resensi berfungsi memperlihatkan sambutan dan penerimaan masyarakat atas buku yang diterbitkan (unsur promosi). Resensi juga berfungsi mendapat umpan balik serta saran demi kebaikan buku yang diterbitkan.
Bagi penerbit media massa, resensi buku dimanfaatkan sebagai berita khas yang memberikan informas. Resensi memberikan informasi cermat, teliti, memadai, dan menarik pembaca.
Bagi pembaca, resensi buku dimanfaatkan sebagai sarana dalam menguji atau mengembangkan suatu topik atau masalah. Selain itu, para pembaca juga menggunakan resensi sebagai sumber informasi dan panduan tentang buku-buku yang baik dan tidak baik. Dengan membaca resensi pembaca dapat mengetahui buku-buku yang perlu atau layak dibeli dan buku-buku yang isinya dapat diikuti atau diperhatikan.
Resensi buku bertujuan mempengaruhi pembaca agar membaca dan memiliki buku tersebut. Di samping itu, resensi buku dapat membantu penerbit atau pengarang untuk memperkenalkan buku yang diterbitkan. Tujuan penulisan resensi sebagai berikut.
Menimbang agar buku memperoleh perhatian dari orang yang belum membaca buku.
Memberikan penilaian dan penghargaan terhadap isi buku sehingga penilaian itu diketahui khalayak.
Melihat kesesuaian latar belakang pendidikan pengarang dengan bahan yang ditulis.
Menghargai keunggulan daro suatu penulisan buku.
Mengungkapkan kelemahan suatu penulisan dan sistem penulisan
Memberikan pujian atau kritik terhadap bobot ilmiah atau nilai karya seseorang.
Unsur-Unsur Resensi
Berdasarkan uraian tersebut, resensi diartikan sebagai penilaian terhadap karya orang lain dengan memberikan pertimbangan baik dan buruk karya tersebut secara objektif. Ini berarti resensi merupakan cara menghargai tulisan atau karya orang lain dengan memberikan komentar secara objektif. Penulis resensi harus menghindari unsur subjektivitas (rasa senang atau tidak senang terhadap karya tersebut). Oleh karena itu, penulis resensi harus memiliki wawasan luas tentang bahan yang akan diresensi. Perensensi pun dapat menimbang karya tersebut dengan baik.
Resensi buku memiliki fungsi. Berdasarkan pemakai atau penikmat, fungsi resensi dibagi menjadi,
Bagi penulis, resensi buku berfungsi mendapatkan umpan balik dan saran tentang buku yang ditulis. Resensi dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang sambutan atau opini dari masyarakat terhadap buku yang ditulis.
Bagi penerbit, resensi buku berfungsi memperkenalkan buku-buku yang diterbitkan. Resensi berfungsi memperlihatkan sambutan dan penerimaan masyarakat atas buku yang diterbitkan (unsur promosi). Resensi juga berfungsi mendapat umpan balik serta saran demi kebaikan buku yang diterbitkan.
Bagi penerbit media massa, resensi buku dimanfaatkan sebagai berita khas yang memberikan informas. Resensi memberikan informasi cermat, teliti, memadai, dan menarik pembaca.
Bagi pembaca, resensi buku dimanfaatkan sebagai sarana dalam menguji atau mengembangkan suatu topik atau masalah. Selain itu, para pembaca juga menggunakan resensi sebagai sumber informasi dan panduan tentang buku-buku yang baik dan tidak baik. Dengan membaca resensi pembaca dapat mengetahui buku-buku yang perlu atau layak dibeli dan buku-buku yang isinya dapat diikuti atau diperhatikan.
Resensi buku bertujuan mempengaruhi pembaca agar membaca dan memiliki buku tersebut. Di samping itu, resensi buku dapat membantu penerbit atau pengarang untuk memperkenalkan buku yang diterbitkan. Tujuan penulisan resensi sebagai berikut.
Menimbang agar buku memperoleh perhatian dari orang yang belum membaca buku.
Memberikan penilaian dan penghargaan terhadap isi buku sehingga penilaian itu diketahui khalayak.
Melihat kesesuaian latar belakang pendidikan pengarang dengan bahan yang ditulis.
Menghargai keunggulan daro suatu penulisan buku.
Mengungkapkan kelemahan suatu penulisan dan sistem penulisan
Memberikan pujian atau kritik terhadap bobot ilmiah atau nilai karya seseorang.
Unsur-Unsur Resensi
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik populer yang memiliki aturan-aturan penulisan. Aturan tersebut berdasarkan unsur-unsur pembangun resensi buku. Setiap media massa memiliki pola sendiri dalam penulisan resensi. Akan tetapi, pola-pola tersebut mengandung unsur-unsur resensi secara umum. Unsur-unsur tersebut meliputi judul resensi, data buku, pendahuluan, isi, dan penutup.
Judul buku, judul resensi harus sesuai dengan keseluruhan isi resensi.
Identitas buku, identitas buku mencakup judul-judul buku, jenis buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, dan harga buku. Penulis resensi harus menunjukkan jenis buku yang diresensi, termasuk fiksi atau non fiksi.
Pendahuluan atau pembuka resensi, bagian pendahuluan berisi landasan berpikir peresensi. Bagian pendahuluan biasanya mengemukakan tema dan deskripsi buku secara singkat.
Isi resensi, isi resensi merupakan bagian inti resensi. Bagian ini meliputi sinopsis atau isi buku secara ringkas, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan buku, kelemahan buku, tinjauan bahasa, dan kesalahan cetak.
Judul buku, judul resensi harus sesuai dengan keseluruhan isi resensi.
Identitas buku, identitas buku mencakup judul-judul buku, jenis buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, dan harga buku. Penulis resensi harus menunjukkan jenis buku yang diresensi, termasuk fiksi atau non fiksi.
Pendahuluan atau pembuka resensi, bagian pendahuluan berisi landasan berpikir peresensi. Bagian pendahuluan biasanya mengemukakan tema dan deskripsi buku secara singkat.
Isi resensi, isi resensi merupakan bagian inti resensi. Bagian ini meliputi sinopsis atau isi buku secara ringkas, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan buku, kelemahan buku, tinjauan bahasa, dan kesalahan cetak.
Langkah-Langkah Menyusun Resensi
- Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi, resensator harus membaca buku yang akan diresensi terlebih dahulu. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi.
- Ada menyusun sebuah resensi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut.
- Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
- Pendahuluan berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, atau unsur yang berhubungan dengan tema atau isi.
- Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
- Harus bermanfaat untuk pembaca pada umumnya
- Resensi dapat disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut.
- Membaca dan memahami isi buku yang akan diresensi.
- Menyampaikan atau menyajikan fisik buku tersebut, seperti judul, pengarang, harga buku, penerbit, tahun terbit, dan jumlah halaman.
- Menggambarkan isi buku secara keseluruhan bab per bab, termasuk maksud dan tujuan penulisan buku.
- Membahas atau mengkritik fisik buku tersebut, baik dari segi redaksi, desain grafis (pemilihan huruf, ukuran huruf, atau puint), perwajahan atau lay out, maupun sampul atau kover.
- Memberi pendapat tentang keunggulan dan kelemahan isi buku.
- Mengajak pembaca untuk membaca buku tersebut beserta manfaat yang akan didapatnya.
Kritik merupakan salah satu dari cabang ilmu sastra. Kritik sastra menganalisis teks karya sastra itu sendiri. Kritik juga adalah karangan yang menguraikan pertimbangan baik atau buruk suatu karya sastra. Kritik biasanya diakhiri dengan simpulan analisis. Dengan demikian, kritik sastra menilai kualitas karya sastra secara objektif, baik buruk, dan kekuatan serta kelemahan karya tersebut.
Tujuan kritik adalah menunjukkan keunggulan, kelemahan, kebenaran, dan kesalahan sebuah karya sastra berdasarkan sudut tertentu. Tujuan kritik mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra tertinggi dan untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.
Tugas kritik sastra adalah menganalisis, menafsirkan, dan menilai suatu karya sastra. Kehadiran kritik sastra akan membuat sastra yang dihasilkan berikutnya menjadi lebih baik dan berbobot. Kritik sastra akan menunjukkan kekurangan sekaligus memberikan perbaikan.
2) Ciri Kritik Sastra
Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.
Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan dan kekurangan) sebuah karya sastra.
Mempertimbangkan secara objektif.
Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra.
Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan.
Tidak berprasangka.
3) Fungsi Kritik Sastra
a. Bagi pembaca
Penuntun bagi pembaca agar dapat menikmati ciptaan yang dikritik. Pembaca dapat memberikan pandangan dan menghargainya.
b. Bagi seniman atau pengarang
Petunjuk berharga bagi pengarang untuk kebaikan karya sastra yang akan datang
4) Prinsip Penulisan Kritik Sastra
a) Penulisan harus secara terbuka mengemukakan lasan ia menilai karya sastra tersebut.
b) Penulis harus objektif dalam menilai.
c) Penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritik.
5) Tujuan Penulisan Kritik Sastra
a) Memberi panduan benar cara memahami karya sastra.
b) Memberi manfaat untuk penyusunan teori sastra dan sejarah sastra
c) Membantu perkembangan kesastraan suatu bangsa karena memberikan penjelasan baik buruk suatu karya sastra.
d) Memberi manfaat kepada masyarakat tentang pemahaman dan apresiasi sastra.
6) Syarat-Syarat Kritik dalam Karya Sastra
a) Kritik diupayakan dapat membangun dan menaikkan taraf kehidupan sastra.
b) Kritik harus bersifat objektif tanpa prasangka dan secara jujur dapat mengatakan yang baik dan yang kurang itu kurang.
c) Kritik harus mampu memperbaiki cara berpikir para sastrawan. Cara-cara berpikir para sastrawan tersebut memberi pengaruh terhadap hasil karyanya.
d) Kritik harus disesuaikan dengan lingkup kebudayaan dan tata nilai berlaku. Kritik juga harus memiliki rasa cinta dan tanggung jawab mendalam terhadap pembinaan kebudayaan dan tata nilai benar.
e) Kritik dapat membimbing pembaca berpikir kritis dan dapat menaikkan kemampuan apresiasi masyarakat terhadap sastra.
7) Langkah-Langkah Menyusun Kritik Sastra
a) Menentukan tema atau topik yang akan ditulis/dikritik
b) Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung
c) Mengidentifikasi unsur-unsur pendukung dan kontra
d) Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema
e) Memulai untuk menulis kritik sastra
f) Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi
g) Menyajikan kritik agar siap dikirim ke media cetak.
Esai adalah karangan membahas suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang pribadi penulis. Dalam esai, penulis membahas suatu objek aktual menggunakan sudut pandang pribadi. Esai berisi pendapat atau pandangan pribadi penulis terhadap suatu objek. Esai berupaya menyakinkan pembaca untuk menerima pendapat atau pandangan. Objek esai berupa masalah ekonomi, budaya, sosial, keamanan, karya sastra, atau politik.
2) Ciri Kritik Sastra
Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.
Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan dan kekurangan) sebuah karya sastra.
Mempertimbangkan secara objektif.
Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra.
Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan.
Tidak berprasangka.
3) Fungsi Kritik Sastra
a. Bagi pembaca
Penuntun bagi pembaca agar dapat menikmati ciptaan yang dikritik. Pembaca dapat memberikan pandangan dan menghargainya.
b. Bagi seniman atau pengarang
Petunjuk berharga bagi pengarang untuk kebaikan karya sastra yang akan datang
4) Prinsip Penulisan Kritik Sastra
a) Penulisan harus secara terbuka mengemukakan lasan ia menilai karya sastra tersebut.
b) Penulis harus objektif dalam menilai.
c) Penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritik.
5) Tujuan Penulisan Kritik Sastra
a) Memberi panduan benar cara memahami karya sastra.
b) Memberi manfaat untuk penyusunan teori sastra dan sejarah sastra
c) Membantu perkembangan kesastraan suatu bangsa karena memberikan penjelasan baik buruk suatu karya sastra.
d) Memberi manfaat kepada masyarakat tentang pemahaman dan apresiasi sastra.
6) Syarat-Syarat Kritik dalam Karya Sastra
a) Kritik diupayakan dapat membangun dan menaikkan taraf kehidupan sastra.
b) Kritik harus bersifat objektif tanpa prasangka dan secara jujur dapat mengatakan yang baik dan yang kurang itu kurang.
c) Kritik harus mampu memperbaiki cara berpikir para sastrawan. Cara-cara berpikir para sastrawan tersebut memberi pengaruh terhadap hasil karyanya.
d) Kritik harus disesuaikan dengan lingkup kebudayaan dan tata nilai berlaku. Kritik juga harus memiliki rasa cinta dan tanggung jawab mendalam terhadap pembinaan kebudayaan dan tata nilai benar.
e) Kritik dapat membimbing pembaca berpikir kritis dan dapat menaikkan kemampuan apresiasi masyarakat terhadap sastra.
7) Langkah-Langkah Menyusun Kritik Sastra
a) Menentukan tema atau topik yang akan ditulis/dikritik
b) Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung
c) Mengidentifikasi unsur-unsur pendukung dan kontra
d) Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema
e) Memulai untuk menulis kritik sastra
f) Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi
g) Menyajikan kritik agar siap dikirim ke media cetak.
Esai adalah karangan membahas suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang pribadi penulis. Dalam esai, penulis membahas suatu objek aktual menggunakan sudut pandang pribadi. Esai berisi pendapat atau pandangan pribadi penulis terhadap suatu objek. Esai berupaya menyakinkan pembaca untuk menerima pendapat atau pandangan. Objek esai berupa masalah ekonomi, budaya, sosial, keamanan, karya sastra, atau politik.
Esai cenderung singkat, padat, dan terfokus pada objek yang ditulis. Esai menggunakan gaya bahasa sesuai karakter sang penulis. Selain itu, pilihan kata atau istilah yang digunakan pun sangat pribadi. Gaya bahasa dan pilihan kata pada esai ditentukan oleh penulis esai sendiri, misalnya Mahbub Djunaedi (alm). Beliau dikenal sebagai penulis esai dengan gaya bahasa satire (sindiran). Untuk mengetahui gaya penulisan esai, kamu dapat membacanya di media cetak, seperti surat kabar atau majalah.
2) Ciri Esai
a) Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindari penggunaan bahasa kias yang memiliki makna lebih dari satu.
b) Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
c) Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai memiliki ciri dan gaya khas yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
d) Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi penting dan menarik dari objek dan subjek yang akan ditulis. Penulis memilih aspek tertentu untuk disampaikan kepada para pembaca.
e) Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun tidak utuh, esai harus memiliki kesatuan dan memenuhi syarat-syarat penulisan. Di dalam esai terdapat koherensi dan simpulan masuk akal.
a) Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindari penggunaan bahasa kias yang memiliki makna lebih dari satu.
b) Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
c) Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai memiliki ciri dan gaya khas yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
d) Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi penting dan menarik dari objek dan subjek yang akan ditulis. Penulis memilih aspek tertentu untuk disampaikan kepada para pembaca.
e) Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun tidak utuh, esai harus memiliki kesatuan dan memenuhi syarat-syarat penulisan. Di dalam esai terdapat koherensi dan simpulan masuk akal.
Struktur Kritik dan Esai
Pada dasarnya, sebuah kritik atau esai terbagi dalam tiga bagian utama.
1) Pendahuluan berisi topik yang dikemukakan. Esai atau kritik harus dikekmukakan dalam kalimat singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya, penulis akan mengembangkan topik yang dipilih.
2) Isi disebut tubuh dari sebuah esai atau kritik. Kalimat pendukung esai atau kritik dituliskan sebagai analisis dengan tiap-tiap subtopik yang ditulis.
3) Penutup merupakan paragraf simpulan. Tuliskan kembali esai dan subtopik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima untuk menyakinkan pembaca.
Cara Menyusun Kritik dan Esai
Kritik dan esai disampaikan dengan bahasa ringan. Setiap penulis kritik dan esai mempunyai gaya khas dalam membahas suatu masalah. Menulis kritik dan esai berarti menyampaikan gagasan kepada pembaca agar pembaca mengetahui gagasan yang disampaikan penulis esai.
Setelah memahami unsur-unsur pembangun karya sastra, kamu dapat menyusun kerangka paragraf kritik dan esai. Langkah-langkah menyusun paragraf dalam menulis kritik dan esai sebagai berikut.
1) Menentukan judul kritik dan esai
2) Menentukan topik permasalahan yang akan dibicarakan dalam tulisan.
3) Menentukan tujuan penulisan kritik dan esai
4) Menentukan jenis kritik dan esai yang akan ditulis.
5) Membuat kerangka paragraf
6) Membuat paragraf pembuka
7) Membuat paragraf pengembang
8) Membuat paragraf penutup