6 Fakta Unik Guru Honorer, Ayo di Share Semoga Ada Keajaiban Tuhan
Wednesday, November 30, 2016
6 Fakta Unik Guru Honorer, Ayo di Share Semoga Ada Keajaiban Tuhan | Guru honorer adalah sebutan familiar bagi mereka yang mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan dengan diberikan upah alakadarnya yang dianggarkan dari dana BOS, iuran komite atau sumber dana sah lainnya. Guru honorer diangkat oleh sekolah dimana ia bekerja dengan SK kepala sekolah atau SK komite. Salah satu is dari SK tersebut adalah "SANGGUP BEKERJA SECARA PROFESIONAL DAN TIDAK AKAN MENUNTUT GAJI DAN TIDAK AKAN MENUNTUT UNTUK DIANGKAT MENJADI PNS". Luar biasa, para guru honorer mengawali pengabdiannya dengan sebuah janji mulia. Isi dari SK tersebut menyatakan bahwa seorang guru honorer harus benar-benar tulus dalam mengabdikan dirinya dalam berperan sebagai agen pencerdas bangsa.
Saya berkeyakinan bahwa setiap guru honorer tulus ikhlas dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Kalau tidak, pasti ketika mereka menerima SK saja sudah langsung mengundurkan diri, atau jika ada harapan lain ketika menerima SK dan harapan itu tidak terpenuhi pasti sudah berhenti menjadi guru honorer. Faktanya, meskipun hidup dalam segala keterbatasan mereka tetap mengabdi kepada negeri sebagai guru honorer.
Tidak dipungkiri bahwa sekolah tempat mereka mengabdi sudah memberikan uang alakadarnya sebagai upah atas jerih payahnya. Jumlahnyapun bervariasi, mulai dari 150.000 hingga 500.000. Setiap sekolah memberikan honor kepada para guru honorer disesuaikan dengan kemampuan keuangan masing-masing.
Nah dari kondisi guru honorer seperti itu, ada hal-hal unik seputar guru honorer. Apa saja fakta unik tersebut? Yuk kita cermata bersama. Setelah itu anda rasakan apakah yang saya tulis ini sesuai dengan kondisi anda sebagai guru honorer atau tidak.
Sperti yang sudah saya uraikan pada pembukaan artikel di atas, bahwa dalam SK Guru Wiyata Bhakti yang diterimanya tercantum pernyataan bahwa bersedia bekerja dengan profesional dan tidak akan menuntut gaji dan diangkat PNS
2. Beban Kerja Sama Dengan Guru PNS
Meskipun guru honorer tidak diberikan hak untuk menuntut gaji dan diangkat PNS tapi memiliki kewajiban yang sama dengan guru-guru PNS. Para guru honorer ini wajib mengajar full 24 jam perminggu bahkan lebih. Berbagai macam administrasi kelas juga menjadi tanggung jawab bagi guru honorer.
3. Guru Honorer Mendapat Beban Kerja Tambahan
Selain sudah memiliki beban kerja pokok yang sama, guru honorer juga masih memiliki tugas tambahan lain yang terkadang lebih merepotkan. Misal, membantu membuat dan menyusun administrasi guru PNS yang sudah senior, menjadi penguru barang sampai menjadi operator dapodik. Tidak hanya itu, karena sebagian guru honorer adalah usia-usia muda, tidak jarang mereka menjadi seksi sibuk kesana kemari. Artinya guru honorer selalu yang diperintah untuk menjalankan tugas luar, misal untuk memfoto copy, mengiri berbagai laporan ke kantor dinas dan lain sebagainya.
4. Guru Honorer Dianggap Sebagai Orang Berkemampuan Ekonomi Tinggi (Kaya)
Ini tentu saja terjadi dilingkungan masyarakat dimana seorang guru honorer tinggal. Kalau di sekolah sih semua guru sudah tahu berapa penghasilan guru honorer tersebut. Tapi di lingkungan masyarakat, terkadang pengurus warga seperti kepala dusun (kadus), RT dan RW menganggap guru honorer ini adalah guru dengan gaji tinggi. Alhasil, para guru honorer ini tidak pernah masuk dalam data calon penerima berbagai bantudan dari pemerintah. Seperti Bantuan Langsung Tunai, Keluarga Harapan, Beras Miskin dan bantuan-bantuan lainnya. Ini tidak lain karena di matas masyarakat guru honoerer memiliki status tinggi. Ya, paling tidak para guru honorer ini dihormati dengan sebautak Pak Guru atau Bu Guru.
5. Guru Honorer Menjadi Target Janji-Janji Politikus
Coba anda cermati, setiap menjelang pemilu dan pilkada guru honorer merupakan komponen masyarakat yang menjadi alat untuk menaikkan rating seorang calon. Misal, para calon menjanjikan akan memperjuangkan nasih para guru honorer agar mendapatkan penghasilan yang layak sehingga kesejahteraan meningkat sampai ada yang janji agar guru honorer cepat diangkat PNS. Lalu setelah mereka terpilih dan duduk manis di kursi jabatan, apakah janji mereka menjadi realita? Hmmm.... sepertinya upaya ke arah situ aja gak ada deh. hehehe.....
6. Guru Honorer Adalah Manusia Ajaib
Fakta ke 6 atau fakta terakhir dari guru honorer ini bisa dikatakan sebagai sebuah kesimpulan dari keadaan 5 fakta sebelumnya. Mengapa saya katakan ajaib? Karena meskipun dalam keadaan serba terbatas dan tidak nyaman mereka tetap bertahan dengan ketidak nyamanannya. Mereka tetap ikhalas berangkat setiap hari untuk mengajar siswa-siswinya yang setiap hari sudah menantinya di sekolah.
Keajaiban lainnya adalah dalam hal managemen keuangan. Sekarang akunta mana yang sanggup menghitung biaya hidup dalam satu bulan dengan honor 350.000. Saya rasa, meskipun guru honorer tersebut masih lajang pati tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam satu bulan. Belaum lagi kalau guru honorer tersebut sudah berumah tanggal dan memiliki anak. Tapi ajaibnya, guru honorer mampu hidup dengan penghasilan sekecil itu yang secara matematika jelas tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga.
Mungkin mereka mendapatkan penghasilan dari kerja sampingan. Misal berdagang (berjualan), membuka les privat di rumah, jualan pulsa dan perkerjaan-pekerjaan lainnya. Darimanapun mereka mendaptkan penghasilan tambayah, saya rasa itu adalah bukti kemurahan Tuhan kepada mereka yang tulus mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa. Tapi tetap saja sekolah harus memberikan waktu luang kepada guru honorer untuk memiliki pekerjaan sampingan.
Nah bagaimana dengan wacana bahwa pemerinta melalui kemdikbud akan menyelenggarakan pendidikan full day secara menyeluruh. Semua guru baik PNS maupun honorer wajib 8 jam setiap hari ada di sekolah. Jika ini benar-benar dilaksanakan, bagaimana dengan nasib para guru honorer. Yang selama lini mengajar sampai jam 14.00 kemudian pulang untuk mengerjakan pekerjaan sampingan maka jika sehari penuh di sekolah tidak ada lagi waktu untuk mengais rejeki dari tempat lain. Lalu bagaimana solusinya? Sumber http://mangwaskim.blogspot.com/
Saya berkeyakinan bahwa setiap guru honorer tulus ikhlas dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Kalau tidak, pasti ketika mereka menerima SK saja sudah langsung mengundurkan diri, atau jika ada harapan lain ketika menerima SK dan harapan itu tidak terpenuhi pasti sudah berhenti menjadi guru honorer. Faktanya, meskipun hidup dalam segala keterbatasan mereka tetap mengabdi kepada negeri sebagai guru honorer.
Tidak dipungkiri bahwa sekolah tempat mereka mengabdi sudah memberikan uang alakadarnya sebagai upah atas jerih payahnya. Jumlahnyapun bervariasi, mulai dari 150.000 hingga 500.000. Setiap sekolah memberikan honor kepada para guru honorer disesuaikan dengan kemampuan keuangan masing-masing.
Nah dari kondisi guru honorer seperti itu, ada hal-hal unik seputar guru honorer. Apa saja fakta unik tersebut? Yuk kita cermata bersama. Setelah itu anda rasakan apakah yang saya tulis ini sesuai dengan kondisi anda sebagai guru honorer atau tidak.
Fakta-Fakta Unik Guru Honorer
1. Bersedia tidak menuntut gaji dan diangkat PNSSperti yang sudah saya uraikan pada pembukaan artikel di atas, bahwa dalam SK Guru Wiyata Bhakti yang diterimanya tercantum pernyataan bahwa bersedia bekerja dengan profesional dan tidak akan menuntut gaji dan diangkat PNS
2. Beban Kerja Sama Dengan Guru PNS
Meskipun guru honorer tidak diberikan hak untuk menuntut gaji dan diangkat PNS tapi memiliki kewajiban yang sama dengan guru-guru PNS. Para guru honorer ini wajib mengajar full 24 jam perminggu bahkan lebih. Berbagai macam administrasi kelas juga menjadi tanggung jawab bagi guru honorer.
3. Guru Honorer Mendapat Beban Kerja Tambahan
Selain sudah memiliki beban kerja pokok yang sama, guru honorer juga masih memiliki tugas tambahan lain yang terkadang lebih merepotkan. Misal, membantu membuat dan menyusun administrasi guru PNS yang sudah senior, menjadi penguru barang sampai menjadi operator dapodik. Tidak hanya itu, karena sebagian guru honorer adalah usia-usia muda, tidak jarang mereka menjadi seksi sibuk kesana kemari. Artinya guru honorer selalu yang diperintah untuk menjalankan tugas luar, misal untuk memfoto copy, mengiri berbagai laporan ke kantor dinas dan lain sebagainya.
4. Guru Honorer Dianggap Sebagai Orang Berkemampuan Ekonomi Tinggi (Kaya)
Ini tentu saja terjadi dilingkungan masyarakat dimana seorang guru honorer tinggal. Kalau di sekolah sih semua guru sudah tahu berapa penghasilan guru honorer tersebut. Tapi di lingkungan masyarakat, terkadang pengurus warga seperti kepala dusun (kadus), RT dan RW menganggap guru honorer ini adalah guru dengan gaji tinggi. Alhasil, para guru honorer ini tidak pernah masuk dalam data calon penerima berbagai bantudan dari pemerintah. Seperti Bantuan Langsung Tunai, Keluarga Harapan, Beras Miskin dan bantuan-bantuan lainnya. Ini tidak lain karena di matas masyarakat guru honoerer memiliki status tinggi. Ya, paling tidak para guru honorer ini dihormati dengan sebautak Pak Guru atau Bu Guru.
5. Guru Honorer Menjadi Target Janji-Janji Politikus
Coba anda cermati, setiap menjelang pemilu dan pilkada guru honorer merupakan komponen masyarakat yang menjadi alat untuk menaikkan rating seorang calon. Misal, para calon menjanjikan akan memperjuangkan nasih para guru honorer agar mendapatkan penghasilan yang layak sehingga kesejahteraan meningkat sampai ada yang janji agar guru honorer cepat diangkat PNS. Lalu setelah mereka terpilih dan duduk manis di kursi jabatan, apakah janji mereka menjadi realita? Hmmm.... sepertinya upaya ke arah situ aja gak ada deh. hehehe.....
6. Guru Honorer Adalah Manusia Ajaib
Fakta ke 6 atau fakta terakhir dari guru honorer ini bisa dikatakan sebagai sebuah kesimpulan dari keadaan 5 fakta sebelumnya. Mengapa saya katakan ajaib? Karena meskipun dalam keadaan serba terbatas dan tidak nyaman mereka tetap bertahan dengan ketidak nyamanannya. Mereka tetap ikhalas berangkat setiap hari untuk mengajar siswa-siswinya yang setiap hari sudah menantinya di sekolah.
Keajaiban lainnya adalah dalam hal managemen keuangan. Sekarang akunta mana yang sanggup menghitung biaya hidup dalam satu bulan dengan honor 350.000. Saya rasa, meskipun guru honorer tersebut masih lajang pati tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam satu bulan. Belaum lagi kalau guru honorer tersebut sudah berumah tanggal dan memiliki anak. Tapi ajaibnya, guru honorer mampu hidup dengan penghasilan sekecil itu yang secara matematika jelas tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga.
Mungkin mereka mendapatkan penghasilan dari kerja sampingan. Misal berdagang (berjualan), membuka les privat di rumah, jualan pulsa dan perkerjaan-pekerjaan lainnya. Darimanapun mereka mendaptkan penghasilan tambayah, saya rasa itu adalah bukti kemurahan Tuhan kepada mereka yang tulus mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa. Tapi tetap saja sekolah harus memberikan waktu luang kepada guru honorer untuk memiliki pekerjaan sampingan.
Nah bagaimana dengan wacana bahwa pemerinta melalui kemdikbud akan menyelenggarakan pendidikan full day secara menyeluruh. Semua guru baik PNS maupun honorer wajib 8 jam setiap hari ada di sekolah. Jika ini benar-benar dilaksanakan, bagaimana dengan nasib para guru honorer. Yang selama lini mengajar sampai jam 14.00 kemudian pulang untuk mengerjakan pekerjaan sampingan maka jika sehari penuh di sekolah tidak ada lagi waktu untuk mengais rejeki dari tempat lain. Lalu bagaimana solusinya? Sumber http://mangwaskim.blogspot.com/