TERUNGKAP! OTAK PENIPUAN PENGANGKATAN CPNS, 150 ORANG JADI KORBAN
Wednesday, January 13, 2016
Ilustrasi
Sekitar 150 orang diperkirakan tertipu surat undangan palsu untuk pengangkatan CPNS. Bahkan, ada beberapa korban yang mengaku telanjur membayar Rp 150 juta pada pelaku yang diduga pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Penipuan ini terungkap setelah Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jateng dalam dua hari, 11-12 Januari, menerima pertanyaan dari puluhan penelepon yang menanyakan acara apel luar biasa dalam rangka pembekalan dan penyerahan SK pengangkatan CPNS. Sesuai surat undangan yang diterima, apel akan dilaksanakan pada Senin (18/1) di aula BKD Jateng, di Kota Semarang.
Plt Kepala BKD Pemprov Jateng Indriani mengatakan, penelepon di antaranya berasal dari Lumajang (Jawa Timur), Kendal, Kota Semarang, dan beberapa daerah lain. Lantaran banyak yang bertanya, Indriani meminta salah satu penelepon datang ke kantor BKD. Korban mengaku surat undangan yang dia terima menggunakan kop BKD.
Surat undangan tertanggal 7 Januari itu mengatur pakaian yang harus digunakan peserta, yakni atasan putih lengan panjang dan bawahan warna hitam, serta sepatu hitam. Surat undangan itu dikirim oleh pelaku ke rumah masing-masing korban. ”Saya kaget.
Tidak ada acara itu. Ini jelas penipuan. Wong tahun 2015 saja moratorium (tidak ada penerimaan CPNS) dan 2016 ini belum ada formasi dari pusat,” kata Indriani, Selasa (12/1). Setelah mengecek surat itu, Idriani menemukan sejumlah kejanggalan. Pertama, yang menandatangani surat adalah Kepala BKD Arief Irwanto.
Padahal yang bersangkutan telah menjadi Pj Bupati Kebumen sejak Agustus 2015. Kedua, tanda tangan Arief juga berbeda. Begitu pula dengan model huruf (font) BKD dalam stempel yang dibubuhkan.
Yang ironis, salah satu korban penipuan merupakan PNS di salah satu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov Jateng. ”Saat ditelepon, yang bersangkutan berharap anaknya ditempatkan di Pemprov Jateng dan bukan di Pemkot Semarang. Saya jadi bingung.
Kan tidak ada penerimaan,” lanjut Indriani tanpa menyebutkan nama PNS itu dan bekerja di SKPD apa. Ia mengungkapkan, PNS penelepon itu menjelaskan, anaknya pernah mengikuti seleksi CPNS di Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2014.
Meski gagal tes, yang bersangkutan menerima panggilan untuk pemberkasan di kompleks Museum Ronggowarsito pada 2015. Jadi, seakan-akan penyelenggara adalah kementerian, namun yang menindaklanjuti tahapan CPNS itu adalah BKD Jateng.
”Yang ikut pemberkasan sekitar 150 orang,” kata Indriani menirukan penjelasan korban. Mengetahui hal itu, Indri khawatir akan banyak korban yang datang pada Senin (18/1) nanti. Karena itu ia berharap masyarakat tak mudah menanggapi surat undangan yang tidak jelas.
Menurutnya, penerimaan, tahapan, dan seleksi penerimaan CPNS akan diumumkan lewat laman resmi kementerian ataupun BKD. ”Saya sudah konsultasi hal ini dengan sekda. Jelas ini merugikan BKD. Tapi kami belum lapor ke polisi,” ujar Indriani.