Tiga Aspek Yang Perlu Diperhatikan Untuk Memahami Hakikat Puisi
Sunday, December 27, 2015
Puisi bukan lagi sebuah bentuk karya sastra yang kaku dan penuh persyaratan. Puisi dalam pengertian modern adalah puisi yang bebas. Puisi merupakan aktualisasi ekspresi dan ungkapan jiwa penulisnya.
Oleh sebab itu, siapa saja dapat membuat puisi, meskipun tentu tetap ada bentuk khas sebuah puisi sebagai ukuran standar yang membedakannya dengan bentuk karya sastra yang lain. Artinya setiap orang dapat menggunakan sarana-sarana kepuitisan seperti rima, irama, diksi, dan lainnya untuk mengintensitaskan ekspresi dan pengalaman jiwanya, bukan menjadikannya syarat pengikat.
Sebagai sebuah karya sastra, puisi tetap harus memiliki kemampuan menampung segala unsur yang berkaitan dengan kesastraan.
Setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk memahami hakikat puisi. Tiga aspek tersebut, yaitu: sifat seni, kepadatan, dan ekspresi tidak langsung.
a. Sifat atau Fungsi Seni
Sebagai karya sastra, di dalam puisi harus terdapat unsur estetika atau keindahan. Unsur ini dapat dibangun dengan pemanfaatan gaya bahasa. Gaya bahasa meliputi semua penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu seperti, bunyi, kata, dan kalimat. Semua unsur bahasa di dalam puisi dapat digunakan untuk menampilkan sisi keindahan di dalam puisi. Perhatikan permainan kata menjadi nada atau tinggi rendahnya bunyi serta menimbulkan keindahan di pendengaran tanpa mengurangi kepaduan atau ke selarasan maknanya pada puisi Hartojo Andangdjaja di bawah ini.
NYANYIAN KEMBANG LALANG
Putih di padang-padang
putih kembang-kembang lalang
putih rindu yang memanggil-manggil dalam dendang
orang di dangau orang di ladang
putih jalan yang panjang
kabut di puncak Singgalang
sepi yang menyanyup di ujung pandang
putih bermata sayang
wajah rawan tanah minang
b. Kepadatan
Di dalam puisi, ungkapan yang ingin disampaikan tidak semuanya diuraikan. Puisi hanya mengungkapkan inti masalah, peristiwa, atau cerita. Puisi hanya mengungkapkan esensi atau sari pati sesuatu. Maka, untuk menulis puisi, penyair harus pandai memilih kata yang akurat. Terkadang sebuah kata diambil bentuk dasarnya saja dan hubungan antar-kalimat terjadi secara implisit, bahkan kata-kata yang tak perlu dapat dihilangkan.
Yang terpenting adalah setiap unsur di dalam puisi memiliki keterikatan dan keterpaduan makna. Maka, salah satu cara untuk mengungkapkan kandungan isi dalam puisi ialah membuat parafrasa puisi menjadi prosa dengan menyempurnakan kalimat atau memberikan pengertian pada kata-katanya agar menjadi jelas atau lugas. Perhatikanlah puisi Chairil Anwar berikut ini.
SELAMAT TINGGAL
Aku berkaca
Ini muka penuh luka
Siapa punya?
Kudengar seru menderu
– dalam hatiku? –
Apa hanya angin lalu?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah .....!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal .....!!
Selamat tinggal .....!!
c. Ekspresi Tidak Langsung
Selain mengandung nilai estetika atau keindahan serta bentuk pilhan kata dan tata kalimat yang mengandung pengertian yang padat, puisi juga merupakan media pengungkapan ekspresi secara tidak langsung. Pengungkapan ekspresi tidak langsung ini terbukti dengan dominannya penggunaan kata yang bermakna konotasi atau kiasan.
Sumber https://blogomjhon.blogspot.com/