Pengaruh sistem penerimaan siswa baru (PSB) dengan menggunakan nilai ujian nasinal (NUN) dari SLTP
Saturday, December 19, 2015
Pengaruh sistem penerimaan siswa baru (PSB) dengan menggunakan nilai ujian nasinal (NUN) dari SLTP - Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.
Mata pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah menengah tingkat atas baik itu sekolah umum (SMA/MA) maupun sekolah kejuruan (SMK). Mata pelajaran ini khusus untuk sekolah kejuruan adalah mata pelajaran yang memiliki jam yang mengungguli mata pelajaran yang lain yang ada di sekolah tersebut. Sehingga setiap siswa yang memilih jurusan ini adalah siswa yang betul-betul sudah mengetahui sedikit informasi tentang apa jurusan akuntansi itu sendiri dan apa yang diperoleh jika sudah dipelajari didalamnya.
Berbeda sekali apabila dibandingkan dengan Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA), mata pelajaran ini memiliki jam yang proporsinal dengan mata pelajaran lain di seklah tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh siswa SMA/MAmengenai akuntansi lebih sedikit jika dibandingkan dengansiswa SMK.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Di SMA ilmu ekonomi dibagi dua bagiaLuasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.
Pembahasan manajemen difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha dalam kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen juga mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi.
Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang.
Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Salah satu indikator suatu sekolah dikatakan berhasil dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan adalah meningkatnya prestasi yang dimiliki sekolah tersebut. Oleh karena itu, pihak sekolah secara terus menerus meningkatkan sistem pendidikannya agar prestasi sekolah meningkat dan menjadi sekolah yang bermutu. Selain itu, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang harus diperhatikan leh pihak sekolah.
Adapun prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Di Indonesia, untuk meningkatkan kualitas pendidikannya selama satu dekade ini di keluarkan kebijakan perubahan kurikulum yang berganti-ganti. Terakhir yang digunakan adalah kurikulum 2008. Hampir sama dengan kurikulum KTSP, dengan digunakannya kurikulum ini sebagai landasan operasional sekolah, seharusnya prestasi belajar di sekolah meningkat karena adanya desentralisasi pendidikan. Artinya kurikulum dapat disesuaikan dengan keadaan sekolah tersebut. Sekolah dapat bebas mengembangkan kurikulum yang dimilikinya agar prestasi yang dimiliki sekolah tersebut meningkat. Tidak hanya itu, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah juga turut serta membantu keberhasilan pendidikan di Indonesia. Program sertifikasi guru juga seharusnya dapat meningkatkan semangat dan guru dalam mengajar. Bahan ajar / sumber belajar juga sekarang dapat di akses di banyak tempat. Akan tetapi prestasi belajar sekolah masih belum memuaskan.
Dalam proses pendidikan, selain komponen proses, output, faktor eksternal dan internal, komponen input juga mempunyai peran penting dalam menentukan prestasi belajar di suatu sekolah. Hal ini berhubungan dengan sistem seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB) yang menggunakan Nilai Ujuan Nasional (NUN) sebagai dasar. Di Indonesia, pelaksanaan UN yang proses pelaksanaan dan hasilnya masih belum memuaskan menimbulkan spekulasi bahwa NUN siswa belum tentu dapat menggambarkan kemampuan siswa tersebut yang sebenarnya. Padahal NUN dari SLTP akan dijadikan sebagai dasar penyeleksian untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Atau dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kualitas input suatu sekolah hanya didasarkan pada NUN siswa yang dibawa dari sekolah asal.
Di SMA Negeri 1 Bangsri, prestasi sekolah khususnya dalam mata pelajaran akuntansi masih belum maksimal. Dari segi fasilitas, SMA tersebut dapat dikatakan memiliki fasilitas yang cukup menunjang untuk membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar. Guru-guru akuntansinya pun juga sudah cukup berpengalaman dalam mengajar. Akan tetapi prestasi mata pelajaran akuntansi di SMA tersebut masih belum bisa maksimal. Padahal sekolah tersebut sudah berumur lebih dari seperempat abad dan merupakan salah satu sekolah favorit di kabupaten Jepara.
Peneliti beranggapan bahwa penyebab kurang maksimalnya prestasi belajar yang dimiliki seklah tersebut khususnya dalam mata pelajaran akuntansi adalah disebabkan karena memang input (siswa) kurang bagus. Jadi, walaupun dalam proses pendidikannya sudah bagus, belum tentu dapat menghasilkan prestasi belajar yang maksimal. Sistem PSB yang digunakan oleh SMA tersebut adalah menggunakan NUN sebagai dasar seleksi.
Ketertarikan peneliti menjadikan sekolah tetrsebut sebagai lokasi penelitian selain karena masih menggunakan NUN sebagai dasar seleksi masuk juga di kerenakan sekolah tersebut mendapatkan gelar sebagai Sekolah Kriteria Mandiri (SKM) dan sedang dalam proses untuk mendapatkan predikat sebagai sekolah Rintisan Sekolah Berstandard Nasional (RSBN). Jadi peneliti berharap dengan diadakannya penelitian di sekolah tersebut banyak manfaat yang dapat diambil.
Sebelumnya oleh Devi Dwi Novitasari dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Input, Ketersediaan Fasilitas Sekolah, dan Ketersediaan Sumber Belajar di Rumah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Laboratorium UM Tahun Ajaran 2009/2010” mengatakan bahwa ada ada pengaruh positif antara kualitas input, ketersediaan fasilitas sekolah, dan ketersediaan sumber belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS mata pelajaran akuntansi di SMA Lab UM tahun ajaran 2009/2010 sebesar 70,4% sedangkan 29,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.