Faktor Maju Tidaknya Sebuah Negara
Sunday, November 15, 2015
Jika saya tanya sudah berapa tahun Indonesia merdeka sekarang?tentunya anda pasti bisa jawab, 70 tahun. Lalu dengan usia negara yang sudah mencapai 70 tahun, apakah negara ini sudah sesuai dengan apa yang dicita-citakan pendirinya?. Mengapa Indonesia secara "umum" masih kalah dibanding negara-negara lain di Asi Tenggara saja misalnya yaitu Malaysia atau Singapura. Tulisan ini saya buat hanya sebagai refleksi dari apa yang saya dapat dari seminar kecil baru-baru ini saya ikuti dengan narasumber Prof. Ibrohim dari Universitas Malang pada tanggal 14 November 2015. Bagi adik-adik yang sedang belajar di kelas XII Sosial tentunya sedikit pemaparan berikut dapat membantu memahami karakteristik negara maju dan negara berkembang.
Pertama kali yang harus dipahami adalah "ras bukan faktor yang menentukan kecerdasan". Jadi artinya adalah semua ras baik itu Mongoloid, Kaukasoid, Negroid atau apapun itu namanya memiliki level yang sama pada dasarnya sejak ia dilahirkan. Yang membedakan kemudian ialah apa didikan/ilmu yang ia terima sejak ia lahir sampai mati. Orang-orang imigran Afrika yang di negara asalnya tidak produktif tapi jika ia pindah ke Eropa atau negara maju lain dapat menjadi sumber daya yang produktif dan kreatif karena difasilitasi. Baiklah kita lihat contoh-contoh negara kecil yang tidak punya sumber daya alam apa-apa tapi bisa menjadi negara yang maju.
1. Swiss adalah negara yang tidak punya perkebunan kakao tapi negara tersebut dapat menghasilkan salah satu cokelat terbaik di dunia.
2. Jepang negara yang miskin sumber daya alam tapi produk manufakturnya kini ada di seluruh penjuru muka bumi.
3. Luxemburg merupakan negara kecil di Eropa tengah namun memiliki pendapatan per kapita yang sangat tinggi.
Apa yang membuat negara-negara tersebut bisa melesat begitu cepat?
Indonesia negara yang kaya akan sumber daya alam dan manusia namun kenapa tidak bisa menyaingi negara-negara maju di atas?. Anda tentu sering melihat banyaknya bantuan/hibah dari negara Jepang bagi Indonesia bukan?. Kok mau-maunya Jepang memberikan donasi yang besar bagi negara ini?. Sebenarnya ini adalah "Politik Balas Budi" karena Indonesia telah banyak mengekspor bahan mentah ke Jepang kemudian Jepang membuat produk-produk dari bahan mentah tersebut dan dijual di Indonesia dengan harga yang sudah tinggi tentunya lalu dibeli oleh masyarakat Indonesia dan jadilah kemajuan negara Jepang itu sebetulnya dihasilkan dari kita sendiri yang sering beli barang-barang produk Jepang seperti mobil, TV, Handphone atau lainnya. Dengan dasar itulah sebagai wujud terima kasih kepada Indonesia maka Jepang memberikan hadiah berupa bantuan yang tentunya hanya secuil saja dari total income mereka dari ekspansi bisnis di Indonesia.
Ada yang sering bilang bahwa jika dilihat dari sejarahnya, Indonesia dan Jepang itu sama-sama memulai pembangunan negara tahun 45 ketika Perang Dunia 2 berakhir, tapi kok Jepang lebih cepat maju daripada kita?. Sebenarnya pendapat tersebut kurang tepat, kenapa?. Pada tahun 45 ketika bom atom melanda Jepang, jika ditelusuri lebih jauh kota-kota Jepang sudah maju, teknologi transportasi di sana sudah baik, ada subway, kereta, dan bangunan-bangunan modern. Itu artinya pada tahun 45 Jepang sudah menjadi negara maju pada masa itu dan Indonesia masih belum ada. Revolusi Jepang terjadi di Era Restorasi Meiji yang kala itu prinsip keterbukaan mulai ditanamkan. Semua pelajar Jepang diwajibkan menimba ilmu di Eropa atau Amerika tapi dengan syarat setelah terampil mereka harus kembali ke Jepang dan mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat untuk pembangunan Jepang. Pada tahun 50 an bahkan tayangan televisi di Jepang sudah banyak iklan sosial yang isinya tentang budi pekerti, etika, moral dan lainnya dan terus berulang-ulang diputar hingga masyarakatnya bosan melihat. Beda halnya dengan Indonesia saat ini yang sangat minim sekali iklan-iklan bertema sosial, padahal media merupakan salah satu perantara yang handal untuk mengajak seseorang.
Sama halnya dengan negara-negara Eropa, Amerika Serikat, mereka sudah jauh melalui berbagai fase sejarah mulai dari Kerajaan, Renaisanse di Eropa hingga Revolusi Industri. Artinya ada fase yang sangat lama agar sebuah negara menjadi negara maju. Kesimpulannya adalah sikap/perilaku warga negara dibentuk dalam waktu yang lama oleh pendidikan. Pendidikan harusnya bukan hanya di sekolah, tapi di rumah, di televisi, di rumah ibadah, di tempat tekreasi dan di lokasi lainnya. Jadi jangan berharap negara ini melesat cepat jika hanya mengandalkan bangunan sekolah saja atau univeristas untuk mendidik warganya. Semua aspek atau media harus beresensi pendidikan agar masyarakat yang kalaupun tidak bisa menerima pendidikan di gedung sekolah, maka mereka dapat menerimanya di televisi, radio, di bungkus makanan, di gerobak pedagang atau lokasi lainnya. Sekian saja dulu, karena sudah mau subuh dan mata sudah mulai ngantuk. Wassalam
Gambar: disini Sumber https://geograph88.blogspot.com/
Pertama kali yang harus dipahami adalah "ras bukan faktor yang menentukan kecerdasan". Jadi artinya adalah semua ras baik itu Mongoloid, Kaukasoid, Negroid atau apapun itu namanya memiliki level yang sama pada dasarnya sejak ia dilahirkan. Yang membedakan kemudian ialah apa didikan/ilmu yang ia terima sejak ia lahir sampai mati. Orang-orang imigran Afrika yang di negara asalnya tidak produktif tapi jika ia pindah ke Eropa atau negara maju lain dapat menjadi sumber daya yang produktif dan kreatif karena difasilitasi. Baiklah kita lihat contoh-contoh negara kecil yang tidak punya sumber daya alam apa-apa tapi bisa menjadi negara yang maju.
1. Swiss adalah negara yang tidak punya perkebunan kakao tapi negara tersebut dapat menghasilkan salah satu cokelat terbaik di dunia.
2. Jepang negara yang miskin sumber daya alam tapi produk manufakturnya kini ada di seluruh penjuru muka bumi.
3. Luxemburg merupakan negara kecil di Eropa tengah namun memiliki pendapatan per kapita yang sangat tinggi.
Apa yang membuat negara-negara tersebut bisa melesat begitu cepat?
Indonesia negara yang kaya akan sumber daya alam dan manusia namun kenapa tidak bisa menyaingi negara-negara maju di atas?. Anda tentu sering melihat banyaknya bantuan/hibah dari negara Jepang bagi Indonesia bukan?. Kok mau-maunya Jepang memberikan donasi yang besar bagi negara ini?. Sebenarnya ini adalah "Politik Balas Budi" karena Indonesia telah banyak mengekspor bahan mentah ke Jepang kemudian Jepang membuat produk-produk dari bahan mentah tersebut dan dijual di Indonesia dengan harga yang sudah tinggi tentunya lalu dibeli oleh masyarakat Indonesia dan jadilah kemajuan negara Jepang itu sebetulnya dihasilkan dari kita sendiri yang sering beli barang-barang produk Jepang seperti mobil, TV, Handphone atau lainnya. Dengan dasar itulah sebagai wujud terima kasih kepada Indonesia maka Jepang memberikan hadiah berupa bantuan yang tentunya hanya secuil saja dari total income mereka dari ekspansi bisnis di Indonesia.
Swiss, negara kecil nan kaya dan damai |
Sama halnya dengan negara-negara Eropa, Amerika Serikat, mereka sudah jauh melalui berbagai fase sejarah mulai dari Kerajaan, Renaisanse di Eropa hingga Revolusi Industri. Artinya ada fase yang sangat lama agar sebuah negara menjadi negara maju. Kesimpulannya adalah sikap/perilaku warga negara dibentuk dalam waktu yang lama oleh pendidikan. Pendidikan harusnya bukan hanya di sekolah, tapi di rumah, di televisi, di rumah ibadah, di tempat tekreasi dan di lokasi lainnya. Jadi jangan berharap negara ini melesat cepat jika hanya mengandalkan bangunan sekolah saja atau univeristas untuk mendidik warganya. Semua aspek atau media harus beresensi pendidikan agar masyarakat yang kalaupun tidak bisa menerima pendidikan di gedung sekolah, maka mereka dapat menerimanya di televisi, radio, di bungkus makanan, di gerobak pedagang atau lokasi lainnya. Sekian saja dulu, karena sudah mau subuh dan mata sudah mulai ngantuk. Wassalam
Gambar: disini Sumber https://geograph88.blogspot.com/