Dikejar-kejar Wali Murid?



“Aduh Pak gimana anak Saya?Apakah jawabannya sudah benar?” berbagai pertanyaan yang muncul dari beberapa walimurid perempuan lewat pesan singkat di HP jadul penulis. Tak hanya itu, pagi disaat pelajaran belum mulai ada beberapa walimurid menghampiri penulis tentang hasil pekerjaan rumah putra-putrinya yang diberikan kemarin. Ada perasaan senang, gembira dan terharu bercampur aduk menjadi satu.

Minggu ini memang ada sesuatu yang baru di kelas kami, ada kesepakatan antara penulis sebagai wali kelas dan wali murid, bahwasanya setiap hari Senin dan Kamis setiap anak mendapatkan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan dan jawabannya langsung dikirimkan lewat SMS. Mungkin pembaca semua membayangkan bagaimana rumitnya menjawab pertanyaannya, lewat tulisan di buku saja terkadang memerlukan banyak waktu dan tenaga, apalagi harus dijawab lewat SMS, bisa keriting jari tangan. Kerisauan di atas perlu dimaklumi, namun dalam mengerjakan PR kali ini tidak seperti pada umumnya, siswa cuma di beri satu soal dengan jawaban yang singkat jadi tidak seperti PR pada umumnya yang meliputi banyak nomor soal hingga beberapa halaman.
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah (guru), orangtua murid, masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus senantiasa menjalani hubungan kerja sama dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang sehat bagi para murid. Interaksi semua pihak yang terkait akan mendorong murid untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar dengan tekun dan bersemangat.
Cara paling efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu guru harus bisa mengembangkan kreatifitasnya dengan menggunakan media belajar yang lebih menarik dan inovatif, diantaranya berupa media belajar yang berbasis teknologi yang cukup bersahabat dengan anak baik di sekolah maupun di rumah, contohnya handphone yang sudah banyak merambah semua lapisan masyarakat baik di kota maupun di desa.
Dan sudah barang tentu semua orang tua siswa ataupun keluarga pasti ada salah satu yang memilikinya. Disamping harganya yang relatif terjangkau, juga sistem operasinya tidak begitu rumit. Sebagai gambaran, Indonesia termasuk 4 besar pengguna handphone di seluruh dunia dengan jumlah handphone di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 250,100,000 buah. Dari jumlah penduduk mencapai 237,556,363 maka perbandingan jumlah penduduk yang menggunakan handphone mencapai 105.28%. (www.carakupedia.com.2013)
Konsumen Handphone di Indonesia dalam 5 tahun terakhir golongan umur 10-14 tahun meningkat hampir 3 kali lipat. Sedangkan untuk golongan umur di atas 50 tahun tidak ada perkembangan signifikan, hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh golongan orang tua yang kurang terbuka terhadap teknologi dan lebih menyukai cara-cara lama. (Firman Nugraha 2011).

Proses Kerja PR Lewat SMS
Minggu pertama siswa hanya diberi satu soal isian singkat dan siswa menjawab dengan mengetik [nama siswa] spasi jawaban, lalu dikirimkan ke HP guru. Terkadang ada salah satu siswa yang menjawabnya dengan sembarang jawaban, tanpa memperhatikan petunjuk cara pengirimannya. Perlu bimbingan guru berkali-kali sehingga terpenuhi jawaban sesuai dengan petunjuk guru.
 Seiring berjalannya waktu konten yang diberikan lebih berkembang, misalnya siswa di berikan soal pilihan ganda dan jawabannya dikirimkan dengan format sebagai berikut,[nama siswa] spasi ABBCDCDABC atau yang lainnya. Dengan format SMS seperti di atas memudahkan guru dalam mengoreksinya. Bermodalkan modem GSM ataupun CDMA guru menerima semua SMS murid lalu file SMS tersebut diexsport menjadi file excel berformat csv, dengan demikian guru tinggal mencopy pastekan ke aplikasi analisis ataupun aplikasi penilaian lainnya.

Yang perlu diperhatikan
Dengan adanya PR SMS yang dapat memudahkan siswa dan guru, bukannya tanpa kelemahan. Beberapa yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode ini diantaranya sebagai berikut :
1.    Gunakan nomor HP yang baru
Gunanya saumpama tidak ada PR melalui SMS nomor HP tersebut bisa kita matikan, dan kita tidak akan terganggu oleh anak-anak yang terkadang iseng dengan cara miscall dll.
2.    Tentukan jadwal pengiriman SMS
Agar waktu Anda tidak hanya terus fokus pada SMS siswa saja, tentukan jam berapa dan hari apa siswa harus mengirim SMS. Karena pasti waktu guru untuk keperluan lain juga masih banyak.
3.    Beri Apresiasi dan penguatan tentang hasil SMS.
Suatu hal kecil namun bermanfaat yaitu dengan memberikan balasan atas SMS siswa, agar siswa mengetahui jawabannya sudah diterima guru. Ataupun bisa langsung memberikan nilai atas PR siswa tersebut dan memberi penguatan (misalnya jawaban Ananda Bagus, Ananda masih belum bisa mampu menjawab PR ayo semangat, dll).

Ada hal positif yang dapat kita petik dari PR lewat SMS tersebut, diantaranya orang tua yang dahulu kurang begitu peduli dengan  proses belajar siswa di sekolah maupun di rumah, sekarang sudah ada arah menuju perubahan untuk selalu memperhatikan proses belajar anak. Disaat anak belajar di rumah, orang tua seraya diajak untuk turut andil walaupun sebatas hanya menolong mengirimkan SMS ke HP guru.
Ini merupakan kesempatan kita untuk selalu bekerja sama dan berinteraksi dengan wali murid dalam mengarahkan proses belajar anak. Sekarang tinggal menyiapkan tekad bulat guru untuk selalu siap melayani siswa walaupun di luar jam sekolah dengan menerima jawaban atau keluhan dari orang tua maupun siswa. (@IndoINT)

(tulisan ini juga bisa Anda baca di majalah SUARA PGRI edisi Maret 2015)


Sumber https://www.kangmartho.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel