Zat Aditif Pada Makanan Materi IPA kelas 8 SMP/MTs Kurikulum 2013

Makanan yang kita makan agar rasanya lebih nikmat dan tampilannya lebih menarik biasanya dalam pengolahannya ditambahkan zat tambahan atau zat aditif. Zat aditif yang ditambahkan pada makanan harus memenuhi syarat:
1. Harus dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut.
2. Tidak mengurangi zat-zat esensial dalam makanan.
3. Mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan.
4. Menarik bagi konsumen, tetapi tidak merupakan suatu penipuan.

Zat aditif makanan yang ditambahkan pada bahan makanan dibedakan menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan/sintesis. Zat aditif alami dapat diperoleh dari ekstrak bahan alami yang ada di alam, sedangkan zat aditif buatan dibuat di pabrik. Penggunaan zat aditif pada makanan akan memengaruhi saluran pencernaan makanan dan kesehatan tubuh, terutama penggunaan zat aditif buatan yang berlebihan dapat membawa dampak negatif pada tubuh kita.

 Makanan yang kita makan agar rasanya lebih nikmat dan tampilannya lebih menarik biasanya  Zat Aditif Pada Makanan Materi IPA kelas 8 SMP/MTs Kurikulum 2013

A. BAHAN PEWARNA

Bahan pewarna adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk memperbaiki penampilan makanan, sehingga lebih menarik perhatian. Berdasarkan asalnya, pewarna dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Pewarna Alami 

Pewarna alami diperoleh dari ekstrak tumbuhan atau hewan, misalnya daun pandan/suji (warna hijau), kunyit (warna kuning), cabai (warna merah), gula kelapa (warna merah kecoklatan), dan wortel (warna kuning kemerahan). Pewarna alami lebih aman bagi kesehatan manusia, tetapi jumlahnya terbatas dan kurang praktis. Oleh karena itu, kemudian dibuat pewarna buatan/buatan.

2. Pewarna Buatan

Pewarna buatan diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna makanan. Kelebihan pewarna buatan, antara lain memiliki ragam warna yang bervariasi, praktis, mudah diperoleh, mudah disimpan, dan lebih tahan lama. Makanan atau minuman yang diberi bahan pewarna buatan biasanya memiliki rasa agak pahit dan warnanya mencolok. Jika ditinjau dari segi kesehatan, bahan pewarna buatan memiliki efek samping terhadap kesehatan. Bagi masyarakat awam, bahan pewarna buatan yang digunakan belum tentu bahan pewarna untuk makanan. namun bisa jadi pewarna tekstil, cat, kertas, kulit, dan sebagainya. Contohnya Rhodamin B (warna merah) amaranth (warna merah), dan methanil yellow (warna kuning).

B. BAHAN PEMANIS

Bahan pemanis adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan agar makanan terasa manis atau lebih manis. Rasa manis akan memberikan kenikmatan tersendiri. Bahan pemanis alam yang kita kenal adalah gula dan madu. Gula tebu ini tergolong karbohidrat dan unyai nila kalori yang tinggi. Akibat kadar kalori gula alami tinggi, maka penderita diabetes dan itas (kegemukan) tidak dianjurkan menggunakan pemanis alami karena dapat meningkatkan kadar gula darah dan menambah berat badan. Oleh karena itu, sekarang dibuat emanis buata yang rendah kalori seperti sakarin. Beberapa pemanis buatan, antara lain sakarin, siklamat, aspartam. sorbitol, neotam, dan P-4000. Sejak tahun 1970, di Amerika Serikat penggunaan sakan'n dan siklamat dilarang. Berdasarkan penelitian dapat menyebabkan kanker kandung kemih pada hewan percobaan. Sebagai gantinya diproduksi aspartam.

C. BAHAN PENYEDAP

Bahan penyedap adalah bahan yang ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan cita rasa makanan, sehingga menambah rasa nikmat suatu bahan makanan. Bahan penyedap dibedakan menjadi bahan penyedap alami dan bahan penyedap buatan. Bahan penyedap alami yang sering digunakan seperti bawang putih, bawang bombai, garam, jahe, serai, daun pandan, ketumbar, daun salam, dan lain-lain.

Salah satu bahan penyedap buatan yang populer adalah Monosodium Glutamat (MSG) atau vetsin. Penyedap ini memiliki beberapa macam merek di pasaran seperti Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco, dan Masako. Penggunaan MSG berlebihan dapat menimbulkan Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Pengaruh MSG yang buruk bagi kesehatan dapat dikurangi dengan bawang putih atau kaldu daging sebagai penyedapnya.

D. BAHAN PENGAWET

Bahan pengawet adalah bahan yang ditambahkan pada makanan yang berfungsi untuk menghambat fermentasi, pengasaman, pembusukan atau penguraian makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Dahulu bahan pengawet alami yang digunakan oleh manusia berupa gula dan garam. Bahan ini biasanya digunakan untuk membuat manisan, asinan, telur asin, ikan asin, dan lain-lain. Makanan tersebut menjadi awet karena mikroba yang kontak langsung dengan bahan pengawet mengalami dehidrasi (kekurangan air) karena air yang terdapat di dalam tubuh mikroorganisme tertarik keluar dan akhirnya akan mati.

Penggunaan zat pengawet harus dikontrol karena bila digunakan berlebihan dapatmembahayakan kesehatan. Selain itu, penyalahgunaan bahan pengawet sering terjadi. Contohnya pemakaian boraks dan formalin.

Produk makanan yang diawetkan dengan formalin atau boraks memiliki ciri-ciri yang berbeda dibandingkan dengan makanan yang tidak menggunakan formalin atau boraks. Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin, antara lain:

1. Mi Basah
Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin:
a. Tampak sangat berminyak.
b. Lebih awet dan tidak mudah basi
c. Beraroma menyengat karena mengandung formalin.

2. Tahu
Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin:
a. Tekstur Iebih kenyal.
b. Tidak mudah hancur.
c. Lebih awet dan tidak mudah busuk.
d. Beraroma menyengat karena mengandung formalin.

3. Ikan Asin
a. Tidak rusak sampai lebih dari sebulan pada suhu kamar (25 derajat Celcius)
b. Warna bersih dan cerah.
c. Tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur.
d. Tidak dihinggapi oleh lalat bila diletakkan di tempat terbuka

4. Ikan Basah
Ciri-ci ikan basah yang mengandung formalin:
a. Warna putih bersih.
b. Insang berwarna merah tua, bukan merah segar.
c. Lebih awet dan tidak mudah busuk.

5. Ayam Potong
Ciri-ciri ayam potong yang mengandung formalin:
a. Warna putih bersih.
b. Lebih awet dan tidak mudah busuk.

Makanan yang mengandung boraks memiliki ciri--ciri:
1. Pada mi basah: tekstur mi tidak lengket, kenyal, dan mengilat.
2. Pada bakso: bakso lebih kenyal dan warnanya putih, sedangkan bakso alami warnanya kecokelatan.

Demikianlah Zat Aditif Pada Makanan Materi IPA kelas 8 SMP/MTs Kurikulum 2013, semoga bisa bermanfaat.

Sumber https://administrasingajar.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel