Mendikbud: Pendidikan Karakter Merupakan Poros Perbaikan Pendidikan Nasional
Tuesday, May 1, 2018
Mendikbud: Pendidikan Karakter adalah Poros Perbaikan Pendidikan Nasional
Lima nilai utama karakter itu adalah:
- Religius
- Nasionalis
- Mandiri
- Integritas
- Gotong Royong
"Program Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan menjadi ruh dari pendidikan nasional. Nilai utama karakter PPK tidak hanya menyasar para siswa, tetapi juga pada pendidik, dan orang tua sebagai pendidik utama dan pertama," papar Muhadjir di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (7/12/2016).Mendorong revitalisasi peran dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer, dan guru sebagai inspirator PPK adalah merupakan salah satu dari sekian banyak rencana penguatan peran guru atau pendidik dan kepala sekolah yang tengah dipersiapkan oleh pihak Kemendikbud. Harapannya, pembelajaran berbasis penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah melalui program PPK, mampu menciptakan kualitas generasi muda yang berdaya saing dan memiliki karakter positif.
Pada lain kesempatan, Wakil Dewan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Itje Chodidjah memaparkan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang saat ini sedang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kemendikbud adalah milik seluruh komponen bangsa sebagai upaya memperkuat kualitas generasi muda Indonesia. Keluarga, masyarakat, dan sekolah sebagai tiga pusat pusaran pendidikan di Indonesia memiliki fungsi dan peran yang teramat penting dalam program PPK.
"Melalui budaya yang dikembangkan di sekolah, PPK dapat dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan perilaku positif. Kepala sekolah dan guru sebagai motornya secara otomatis menjadi teladan," terang Itje di Jakarta, Jumat, (9/12/2016).
Ditambahkan oleh Itje, dalam proses pembelajaran, PPK dapat langsung diintegrasikan melalui tema maupun mata pelajaran. Pengelolaan kelas oleh guru dan metode belajar yang dipilih juga merupakan ajang penguatan karakter peserta didik.
"Karakter adalah garamnya pendidikan. Karakter memberi rasa dalam berbagai cara kita mendidik dan bahan yang kita gunakan untuk mendidik melalui mata pelajaran,"Itje kembali menerangkan, dalam metode kolaboratif, misalnya, berbagai karakter bisa dikembangkan. Komite sekolah dan masyarakat adalah mitra sekolah dalam menggiatkan penguatan PPK.
kata Itje.
"Misalnya sekolah dapat bekerja sama dengan pusat-pusat budaya, museum, atau warga sekitar masyarakat yang memiliki keunggulan untuk menjadi bagian dari PPK. Dengan demikian kearifan lokal dapat dikembangkan. PPK akhirnya harus menjadi landasan bagi tripusat pendidikan dalam mengembangkan generasi muda Indonesia," ujarnya.Sampai saat ini sudah ada 542 sekolah pada jenjang SD yang telah siap menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sekolah-sekolah itu akan menjadi sekolah percontohan dalam penerapan program penguatan PPK. Beberapa di antaranya adalah SMPN 1 Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali; SMPK 3 Penabur, Jakarta Pusat; SMPN 2 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah; SMP Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan, Banten; dan SMPN 19 Manokwari, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
*Sumber: Kemendikbud
Sumber http://www.informasiguru.com/