Suwah Sembiring: Kiat Sukses Menembus SBMPTN (Sikap Sukses)
Saturday, February 11, 2017
Kiat sukses menembus SNMPTN adalah judul asli dari tulisan yang akan kita bagikan ini, tetapi karena adanya perubahan pada SNMPTN sehingga saat ini yang kemarin itu namanya SNMPTN sekarag disebut dengan istilah SBMPTN. Mari kita simak Kiat Sukses Menembus SBMPTN Versi Bapak Suwah Sembiring.
Mereka lupa bahwa sukses itu bukan datangnya dari luar, tetapi dia datang dari dalam diri mereka sendiri.
Sebagai contoh, marilah kila lihat suatu kasus yang sering dijadikan “kisah” dalam buku-buku penjualan.
Peristiwanya begini:
Ada dua orang wiraniaga ditugasi oleh dua perusahaan pembuat sepatu ke Afrika (tentu saja untuk melihat prospek pemasaran sepatu). Setelah dua hari berada di Afrika, mereka melihat bahwa tak ada seorangpun yang memakai sepatu di sana. Mereka masing-masing mengirim telegram kepada atasannya.
Satu wiraniaga mengirim telegram, “Besok saya pulang, tak ada seorangpun yang memakai sepatu di sini”. Wiraniaga yang lain mengirim telegram, “kirim segera 5.000 pasang sepatu, tak ada seorangpun yang memakai sepatu di sini”.
Kasus di atas memperlihatkan kepada kita bahwa ada dua wiraniaga menghadapi keadaan yang sama tetapi menanggapi dengan cara yang berbeda.
Wiraniaga pertama, dengan cara seperti itu, tentunya tidak akan mendapatkan apa-apa dari perjalanannya ke Afrika itu. Akan tetapi wiraniaga kedua kemungkinan akan memperoleh keuntungan yang besar. Kalau begitu apa yang membuat mereka berbeda?
Jawabannya adalah SIKAP, sikap memandang sesuatu!
Wiraniaga pertama memandang keadaan “tak ada yang memakai sepatu” tadi sebagai pertanda bahwa orang-orang Afrika tidak akan mau membeli sepatu, sedangkan wiraniaga kedua melihat keadaan tersebut sebagai pertanda bahwa orang-orang Afrika belum mengenal sepatu sehingga kalau ada sepatu maka mereka akan berbondong-bondong membelinya.
Di sinilah letak perbedaan antara orang sukses dan orang tidak sukses. Orang sukses melihat sesuatu itu sebagai peluang, tetapi orang tidak sukses melihat sesuatu sebagai hambatan.
Dari kasus di atas, saya mengharapkan Anda telah menyadari bahwa kesuksesan itu bukanlah nasib dan juga tidak menuntut harus dilahirkan dari orang kaya atau orang pintar.
Kelulusan Anda di SBMPTN nanti juga tidak memperdulikan apakah saat ini Anda dapat ranking atau tidak. Tetapi dia menuntut perubahan sikap Anda. Sikap-sikap yang dimiliki orang-orang sukses disebut sikap sukses atau sikap positif.
Sikap-sikap positif tersebut antara lain adalah berpikiran positif, berkeyakinan positif, berkemauan positif, dan sebagainya.
Sebelum saya jelaskan satu persatu tentang sikap di atas atau bab demi bab dalam artikel ini, maka terlebih dahulu saya ingatkan bahwa yang saya berikan di dalam artikel ini adalah teori atau anjuran-anjuran. Misalnya artikel berikutnya menjelaskan tentang Metode Belajar Efektif. Setelah selesai artikel tersebut Anda baca tentu tidak otomatis membuat Anda menjadi pandai. Akan tetapi haruslah Anda praktekkan. Begitu juga tentunya untuk artikel lainnya.
Berpikir positif adalah suatu kegiatan mental yang menghasilkan pikiran-pikiran yang mendukung tercapainya suatu tujuan. Sedangkan pikiran-pikiran yang menghambat tercapainya suatu tujuan disebut pikiran negatif. Berpikir positif menggunakan gagasan-gagasan positif.
Misalnya: Saya bisa, Saya sehat, Saya bahagia, dan sebagainya. Sedangkan contoh gagasan-gagasan negatif antara lain: Saya tidak bisa, Saya dalam keadaan kurang sehat, hidup saya kurang bahagia, dan sebagainya.
Gagasan-gagasan negatif seperti “tidak bisa” dapat menghancurkan seluruh kemampuan Anda. Hilangkanlah gagasan-gagasan tersebut dari kamus pikiran Anda. Sebaliknya gagasan-gagasan positif seperti “harus bisa” dapat membangkitkan seluruh kemampuan Anda. Karena itu, kalau Anda ingin sukses, biasakanlah berpikir positif.
Apakah pikiran positif itu selalu berhasil?
Jawabannya: YA, selalu dan pasti! Hasil perbuatan kita selalu sejalan dengan hukum alam. Salah satu hukum alam tersebut adalah hukum sebab akibat. Jika kita menanam tomat pasti yang tumbuh juga tomat, tidak mungkin tumbuh cabe. Begitu juga jika kita tanam kebaikan (pikiran positif), maka pasti yang tumbuh juga kebaikan (kesuksesan), dan tidak mungkin tumbuh yang lain.
Kalau kita berpikir, itu berarti kita mempekerjakan otak (saraf pusat) kita. Apa yang dikerjakan saraf pusat langsung ditanggapi oleh saraf-saraf lainnya (bawah sadar). Anda boleh mencoba dengan mengatakan “Tenang” pada diri Anda secara pelan-pelan sambil berdiam diri beberapa saat, maka secara berangsur-angsur perasaan Anda menjadi lebih tenang. Begitu juga sebaliknya, kalau Anda berkata “Perut saya mual” dan mencoba merasakannya beberapa kali, maka perasaan mualpun berangsur-angsur menjadi terasa. Dengan demikian kalau tubuh ini diandaikan sebuah kapal, maka pikiran merupakan kaptennya. Kemana perginya kapal tentunya tergantung kepada kapten. Begitu juga berhasil tidaknya Anda tergantung kepada pikiran Anda.
Seorang pimpinan suatu perusahaan pernah mengalami kegagalan dalam menjalankan perusahaannya. Dia tidak disenangi oleh pegawai-pegawainya. Mengingat kenyataan itu, suatu hari pimpinan tersebut merenungkan penyebab dari kegagalan tersebut. Kemudian ia menemukan bahwa penyebab utama kegagalan tersebut ada pada dirinya sendiri. Dia sering berpikir negatif, membayangkan bahwa pegawainya tidak menyenangi dia, sehingga dia tidak pernah mencoba menegur atau menyapa pegawai-pegawainya.
Menyadari hal itu, pimpinan tersebut mengubah cara berpikirnya, dia coba merasakan seolah-olah pegawai-pegawainya menyenanginya. Sejak saat itu dia biasakan menyapa mereka. Akhirnya pegawainya pun menjadi baik-baik semua kepadanya. Nah, begitu juga hendaknya kalau Anda ingin lulus SBMPTN, berpikirlah positif. Pikirkan kemungkinan lulus, kemudian belajarlah. Dengan cara seperti itu, saya yakin nanti Anda pun akan lulus.
Semua yang saya jelaskan di atas hanya merupakan gambaran tentang berpikir positif. Suatu hal yang paling penting tentunya bagaimana caranya supaya kita menjadi pemikir positif? Mengubah diri menjadi pemikir positif kita lakukan atas dasar ungkapan yang sering kita dengar, yaitu “mens sana in corpore sano” yang artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang sehat. Pernyataan ini berlaku secara bolak-balik, artinya, tubuh yang sehat cenderung membuat pikiran menjadi sehat (positif) dan pikiran yang positif cenderung membuat tubuh menjadi sehat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kalau kita ingin menjadi pemikir positif, maka kita harus memperhatikan fisik dan mental secara simultan (terpadu). Secara mental, kita harus menyadari bahwa berpikir positif itu menguntungkan. Karena itu, biasakanlah diri berpikir positif. Orang sering berpikir negatif karena sering melihat kelemahan-kelemahan yang ada dalam dirinya. Untuk itu, biasakanlah memandang diri dari segi positifnya.
Secara fisik, kita harus menjaga tubuh. Salah satu hal yang perlu dilakukan supaya tubuh sehat adalah berolah raga secara teratur sesuai dengan kemampuan tubuh. Dengan berolah raga secara teratur, kelenjar-kelenjar dalam tubuh kita akan bersekresi dengan normal. Karena kelenjar bersekresi dengan normal, maka terbentuklah susunan saraf yang baik (sikap yang baik). Salah satu olah raga yang baik untuk kesehatan adalah lari pagi. Karena pada pagi hari itu, selain berolahraga, kita juga mendapat udara yang segar.
Besarnya sukses seseorang dapat diukur dari besarnya keyakinan yang dia miliki. Makin besar keyakinan “seseorang, makin besar pula sukses yang akan dia peroleh. Dengan keyakinan besar, maka kita dapat membuat kejadian-kejadian yang luar biasa. Saya pernah bertemu dengan seseorang yang dapat membuat selendang bergerak-gerak dan bahkan selendang tersebut dapat mematuk seperti ular. Orang tersebut juga dapat membuat tubuhnya tahan dari tusukan pisau. Kemudian saya tanya rahasianya. Dia menjawab konsentrasi dan keyakinan. Bagi orang yang tidak mengerti akan hal ini, kejadian di atas tentulah mereka anggap sebuah magic.
Demikian pula kalau kita ingin sukses, maka haruslah terlebih dahulu memiliki keyakinan itu. Lagi pula kalau kita tidak yakin/percaya terhadap diri kita, siapa lagi yang akan mau percaya kepada kita. Karena itu, milikilah keyakinan atau kepercayaan tersebut. Untuk memilikinya tidaklah ulit, yaitu kuasailah pengertian kata keyakinan tersebut kemudian latih atau dipraktekkan, pasti dalam beberapa lama kemudian keyakinan Anda menjadi besar sekali.
Keyakinan itu dapat kita bedakan atas dua jenis, yaitu keyakinan sebelum dan keyakinan sesudah. Keyakinan sebelum (awal) adalah keyakinan yang datang dari pikiran positif, sedangkan keyakinan sesudah adalah keyakinan yang datang dari kesadaran. Untuk jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Misalnya kita disuruh mengemudikan pesawat, padahal sebelumnya kita belum pernah belajar mengemudikan pesawat, tentu saja kita tidak yakin dapat mengemudikannya. Akan tetapi kita harus yakin bahwa kalau kita pelajari, tentu kita akan dapat mengemudikannya.
Yakin bisa kalau dipelajari ini disebut keyakinan awal. Setelah dipelajari akhirnya kita bisa dan yakin dapat mengemudikannya. Keyakinan mengemudikannya ini disebut keyakinan sesudah yaitu keyakinan sesudah mempelajari.
Kalau ada orang yang mengatakan “kamu harus yakin”, maka keyakinan yang dia maksud adalah keyakinan awal. Mustahil mendapatkan keyakinan sesudah tanpa memiliki keyakinan awal sebelumnya. Sekarang berpikirlah positif, milikilah keyakinan awal, kemudian berusahalah, maka keyakinan sesudah akan datang dengan sendirinya. Kalau Anda ingin lulus SBMPTN, praktekkan keyakinan ini, maka saya yakin Anda akan lulus. Percayalah!
Banyak hal yang menarik tentang kemauan. Pepatah mengatakan There is a will, there is a way (Ada kemauan ada jalan). Artinya kalau kita mempunyai kemauan (kemauan besar), pasti jalan menuju yang kita maui akan terbuka. Kalau kita bergaul dengan “pemikir negatif’ dan kita mempunyai keinginan yang besar, maka mereka akan mengatakan bahwa kita itu berpikir tidak realistis.
Pemikir negatif berkata seperti itu karena mereka tidak menyadari akan besarnya kemampuan manusia. Mereka tidak mengetahui bagaimana cara membuat sesuatu bisa terjadi. Mereka tidak tahu bahwa keinginan itu merupakan suatu doa. Mereka tidak menghayati pernyataan pelatih legendaris Vince Lombardi yang mengatakan bahwa “Kemenangan bukanlah segala-galanya ..., tetapi kemauan untuk menanglah yang segala-galanya.”
Setiap keinginan harus dibuat perencanaannya. Dari perencanaan tersebut dapat dilihat apakah suatu keinginan dapat dicapai atau tidak. Keinginan yang tidak mungkin tercapai disebut keinginan yang tidak realistis. Misalnya, seorang pegawai negeri ingin membeli mobil mercy dengan hanya mengandalkan gaji pegawai negerinya. Jelas keinginan seperti itu tidak realistis. Kalau mereka ingin membeli mobil mercy, maka dari perencanaan dapat dilihat bahwa untuk mencapai keinginan tersebut tidaklah boleh hanya dengan mengandalkan gaji pegawai negerinya, tetapi haruslah ada penghasilan tambahan.
Anda membaca artikel ini, itu menunjukkan bahwa Anda telah memiliki kemauan lulus SBMPTN. Lanjutkanlah. Janganlah berhenti hanya sampai pada halaman ini. Berjuanglah terus. Selain membuat rencana kegiatan belajar Anda setiap harinya, buatlah keinginan tersebut jelas dalam pikiran Anda. Kalau Anda ingin lulus SBMPTN, harus jelas perguruan tinggi dan jurusan yang ingin Anda masuki.
Misalnya, Universitas Indonesia jurusan Kedokteran Umum. Kemudian lihatlah kampusnya bila memungkinkan, bila tidak, tempellah di meja atau di dinding kamar Anda gambar-gambar logo UI atau gambar kampusnya.
Dengan demikian Anda telah memperbesar peluang kelulusan Anda. Setelah kita menyadari pentingnya kemauan, tentu kita ingin memilikinya. Untuk memilikinya tidak gampang. Harus ada usaha.
Di bawah ini adalah beberapa cara melatih untuk mendapatkan kemauan, antara lain:
Menguasai Diri
Untuk menguasai diri, Anda harus membiasakan diri disiplin dan bertindak tegas. Disiplin artinya melaksanakan apa yang telah direncanakan.
Menghukum diri
Besar kecilnya kemauan Anda dapat juga diukur melalui besar kecilnya hukuman yang akan Anda berikan kepada diri Anda apabila Anda tidak mencapai apa yang Anda cita-citakan. Contoh orang yang paling besar memberikan hukuman pada dirinya seandainya tidak mencapai yang dicita-citakannya adalah orang Jepang. Orang Jepang bahkan berani bunuh diri (Harakiri) bila tidak berhasil memperoleh yang mereka cita-citakan atau tidak berhasil melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Pejabat-pejabat di Barat sering menghukum dirinya dengan mengundurkan diri dari jabatannya apabila tidak berhasil melakukan tugasnya.
Dari contoh-contoh di atas, kita lihat bahwa orang-orang yang sering menghukum dirinya jika tidak berhasil, semuanya adalah orang-orang yang berpikiran maju. Jadi, jika Anda ingin maju lakukanlah seperti yang dilakukan orang yang telah maju. Janganlah sekali-kali cepat menghukum orang lain, tetapi cepat memaafkan diri sendiri.
Seharusnya cepatlah menghukum diri sendiri (tapi jangan sampai bunuh diri lho) dan juga cepatlah memaafkan orang lain. Selain menghukum diri sendiri, saya sarankan juga berikanlah hadiah kepada diri Anda jika berhasil. Hadiah itu bisa berupa membeli baju-baju baru, makan-makan di restoran, dan sebagainya.
Knute Rockne mengatakan “Apabila perjalanan menjadi sulit, orang yang ulet jalan terus.” Di dalam situasi yang sulit, orang yang ulet akan terus berusaha mengatasinya. Mereka bertahan dan terus berusaha. Kemudian mereka keluar sebagai pemenang. Semua orang mengalami masa-masa yang sulit, tetapi orang yang ulet akan berhasil mengatasinya. Ada kata-kata tertentu yang dapat menguatkan semangat untuk tetap ulet (bertahan). Gunakanlah kata-kata tersebut menguatkan semangat Anda agar tetap bertahan. Sebuah cerita tentang pencari emas menggunakan katakata “Dig a little more”.
Cerita ini terjadi pada tahun 1859 di California. Beberapa pencari emas menggali tanah di suatu daerah yang mengandung emas. Emas itu tertutup dengan lapisan tebal batu-batu dan pasir. Berapa tebalnya? Tak seorangpun yang tahu. Bahkan mungkin saja emas di tempat yang digali itu tidak ada. Setelah orang-orang itu memasang kemah-kemahnya, mereka segera menggali tanah. Keringat bercucuran, mereka mencoba menggali terus. Semakin lama semakin dalam, sedang sang surya memancarkan sinarnya yang membakar.
Kira-kira pukul enam sore, salah seorang putus asa, memutuskan untuk berhenti. Ia pikir itu hanya pekerjaan yang sia-sia. Ia tinggalkan teman-temannya. Esok harinya, pencari emas yang kedua yang semula kelihatannya lebih ulet, ternyata semangatnya goyah juga, dan ikut mengundurkan diri. Begitu juga pencari emas yang ketiga, yang keempat, dan yang kelima.
Hanya satu orang yang tinggal. Yang satu ini mencoba membakar semangatnya dengan mengatakan ke dalam hatinya “Dig a little more — galilah sedikit lagi”. Ternyata setelah dia gali sedalam 30 cm lagi, akhirnya alat penggalinya menyentuh lapisan emas, yang berkilat-kilat dan cemerlang disinari matahari.
Kalau kita belajar dan belum mengerti, maka kita dapat mengatakan “Bacalah sekali lagi”. Ternyata belum mengerti juga, katakan lagi “Bacalah sekali lagi” hingga Anda mengerti. Kalau kita belum dapat menyelesaikan suatu soal katakanlah “Cobalah sekali lagi”. Dan ingat, janganlah cepat putus asa.
Bila isi bab ini diringkas, maka ringkasannya dapat diwakili oleh puisi di bawah ini yang ditulis DR. Denis Waitley yang berjudul “Bila Anda Pikir Anda Bisa, Anda Pasti Bisa”.
Lanjutkan ke: Suwah Sembiring: Kiat Sukses Menembus SBMPTN (Metode Belajar Efektif)
Video pilihan khusus untuk Anda 😊 Masih menganggap matematika hanya hitung-hitungan semata, mari kita lihat kreativitas siswa ini;
Sumber https://www.defantri.com/
SIKAP SUKSES
Banyak orang yang saya kenal tidak mengerti arti kata “sukses” secara benar, sehingga mereka sering menganggap bahwa sukses itu adalah nasib atau orang sukses itu dilahirkan oleh orang kaya atau orang pintar.Mereka lupa bahwa sukses itu bukan datangnya dari luar, tetapi dia datang dari dalam diri mereka sendiri.
Sebagai contoh, marilah kila lihat suatu kasus yang sering dijadikan “kisah” dalam buku-buku penjualan.
Peristiwanya begini:
Ada dua orang wiraniaga ditugasi oleh dua perusahaan pembuat sepatu ke Afrika (tentu saja untuk melihat prospek pemasaran sepatu). Setelah dua hari berada di Afrika, mereka melihat bahwa tak ada seorangpun yang memakai sepatu di sana. Mereka masing-masing mengirim telegram kepada atasannya.
Satu wiraniaga mengirim telegram, “Besok saya pulang, tak ada seorangpun yang memakai sepatu di sini”. Wiraniaga yang lain mengirim telegram, “kirim segera 5.000 pasang sepatu, tak ada seorangpun yang memakai sepatu di sini”.
Kasus di atas memperlihatkan kepada kita bahwa ada dua wiraniaga menghadapi keadaan yang sama tetapi menanggapi dengan cara yang berbeda.
Wiraniaga pertama, dengan cara seperti itu, tentunya tidak akan mendapatkan apa-apa dari perjalanannya ke Afrika itu. Akan tetapi wiraniaga kedua kemungkinan akan memperoleh keuntungan yang besar. Kalau begitu apa yang membuat mereka berbeda?
Jawabannya adalah SIKAP, sikap memandang sesuatu!
Wiraniaga pertama memandang keadaan “tak ada yang memakai sepatu” tadi sebagai pertanda bahwa orang-orang Afrika tidak akan mau membeli sepatu, sedangkan wiraniaga kedua melihat keadaan tersebut sebagai pertanda bahwa orang-orang Afrika belum mengenal sepatu sehingga kalau ada sepatu maka mereka akan berbondong-bondong membelinya.
Di sinilah letak perbedaan antara orang sukses dan orang tidak sukses. Orang sukses melihat sesuatu itu sebagai peluang, tetapi orang tidak sukses melihat sesuatu sebagai hambatan.
Dari kasus di atas, saya mengharapkan Anda telah menyadari bahwa kesuksesan itu bukanlah nasib dan juga tidak menuntut harus dilahirkan dari orang kaya atau orang pintar.
Kelulusan Anda di SBMPTN nanti juga tidak memperdulikan apakah saat ini Anda dapat ranking atau tidak. Tetapi dia menuntut perubahan sikap Anda. Sikap-sikap yang dimiliki orang-orang sukses disebut sikap sukses atau sikap positif.
Sikap-sikap positif tersebut antara lain adalah berpikiran positif, berkeyakinan positif, berkemauan positif, dan sebagainya.
Sebelum saya jelaskan satu persatu tentang sikap di atas atau bab demi bab dalam artikel ini, maka terlebih dahulu saya ingatkan bahwa yang saya berikan di dalam artikel ini adalah teori atau anjuran-anjuran. Misalnya artikel berikutnya menjelaskan tentang Metode Belajar Efektif. Setelah selesai artikel tersebut Anda baca tentu tidak otomatis membuat Anda menjadi pandai. Akan tetapi haruslah Anda praktekkan. Begitu juga tentunya untuk artikel lainnya.
1.1 BERPIKIR POSITIF
Apakah berpikir positif itu?Berpikir positif adalah suatu kegiatan mental yang menghasilkan pikiran-pikiran yang mendukung tercapainya suatu tujuan. Sedangkan pikiran-pikiran yang menghambat tercapainya suatu tujuan disebut pikiran negatif. Berpikir positif menggunakan gagasan-gagasan positif.
Misalnya: Saya bisa, Saya sehat, Saya bahagia, dan sebagainya. Sedangkan contoh gagasan-gagasan negatif antara lain: Saya tidak bisa, Saya dalam keadaan kurang sehat, hidup saya kurang bahagia, dan sebagainya.
Gagasan-gagasan negatif seperti “tidak bisa” dapat menghancurkan seluruh kemampuan Anda. Hilangkanlah gagasan-gagasan tersebut dari kamus pikiran Anda. Sebaliknya gagasan-gagasan positif seperti “harus bisa” dapat membangkitkan seluruh kemampuan Anda. Karena itu, kalau Anda ingin sukses, biasakanlah berpikir positif.
Apakah pikiran positif itu selalu berhasil?
Jawabannya: YA, selalu dan pasti! Hasil perbuatan kita selalu sejalan dengan hukum alam. Salah satu hukum alam tersebut adalah hukum sebab akibat. Jika kita menanam tomat pasti yang tumbuh juga tomat, tidak mungkin tumbuh cabe. Begitu juga jika kita tanam kebaikan (pikiran positif), maka pasti yang tumbuh juga kebaikan (kesuksesan), dan tidak mungkin tumbuh yang lain.
Kalau kita berpikir, itu berarti kita mempekerjakan otak (saraf pusat) kita. Apa yang dikerjakan saraf pusat langsung ditanggapi oleh saraf-saraf lainnya (bawah sadar). Anda boleh mencoba dengan mengatakan “Tenang” pada diri Anda secara pelan-pelan sambil berdiam diri beberapa saat, maka secara berangsur-angsur perasaan Anda menjadi lebih tenang. Begitu juga sebaliknya, kalau Anda berkata “Perut saya mual” dan mencoba merasakannya beberapa kali, maka perasaan mualpun berangsur-angsur menjadi terasa. Dengan demikian kalau tubuh ini diandaikan sebuah kapal, maka pikiran merupakan kaptennya. Kemana perginya kapal tentunya tergantung kepada kapten. Begitu juga berhasil tidaknya Anda tergantung kepada pikiran Anda.
Seorang pimpinan suatu perusahaan pernah mengalami kegagalan dalam menjalankan perusahaannya. Dia tidak disenangi oleh pegawai-pegawainya. Mengingat kenyataan itu, suatu hari pimpinan tersebut merenungkan penyebab dari kegagalan tersebut. Kemudian ia menemukan bahwa penyebab utama kegagalan tersebut ada pada dirinya sendiri. Dia sering berpikir negatif, membayangkan bahwa pegawainya tidak menyenangi dia, sehingga dia tidak pernah mencoba menegur atau menyapa pegawai-pegawainya.
Menyadari hal itu, pimpinan tersebut mengubah cara berpikirnya, dia coba merasakan seolah-olah pegawai-pegawainya menyenanginya. Sejak saat itu dia biasakan menyapa mereka. Akhirnya pegawainya pun menjadi baik-baik semua kepadanya. Nah, begitu juga hendaknya kalau Anda ingin lulus SBMPTN, berpikirlah positif. Pikirkan kemungkinan lulus, kemudian belajarlah. Dengan cara seperti itu, saya yakin nanti Anda pun akan lulus.
Semua yang saya jelaskan di atas hanya merupakan gambaran tentang berpikir positif. Suatu hal yang paling penting tentunya bagaimana caranya supaya kita menjadi pemikir positif? Mengubah diri menjadi pemikir positif kita lakukan atas dasar ungkapan yang sering kita dengar, yaitu “mens sana in corpore sano” yang artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang sehat. Pernyataan ini berlaku secara bolak-balik, artinya, tubuh yang sehat cenderung membuat pikiran menjadi sehat (positif) dan pikiran yang positif cenderung membuat tubuh menjadi sehat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kalau kita ingin menjadi pemikir positif, maka kita harus memperhatikan fisik dan mental secara simultan (terpadu). Secara mental, kita harus menyadari bahwa berpikir positif itu menguntungkan. Karena itu, biasakanlah diri berpikir positif. Orang sering berpikir negatif karena sering melihat kelemahan-kelemahan yang ada dalam dirinya. Untuk itu, biasakanlah memandang diri dari segi positifnya.
Secara fisik, kita harus menjaga tubuh. Salah satu hal yang perlu dilakukan supaya tubuh sehat adalah berolah raga secara teratur sesuai dengan kemampuan tubuh. Dengan berolah raga secara teratur, kelenjar-kelenjar dalam tubuh kita akan bersekresi dengan normal. Karena kelenjar bersekresi dengan normal, maka terbentuklah susunan saraf yang baik (sikap yang baik). Salah satu olah raga yang baik untuk kesehatan adalah lari pagi. Karena pada pagi hari itu, selain berolahraga, kita juga mendapat udara yang segar.
1.2 KEYAKINAN
Keyakinan dan gagasan positif mempunyai hubungan yang erat sekali. Keduanya bagaikan kursi dan meja, yaitu saling melengkapi. Kalau kita mempunyai meja tanpa mempunyai kursi tentu terasa pincang, begitu juga sebaliknya. Keduanya harus ada baru sempurna. Setiap gagasan positif harus didukung oleh keyakinan. Gagasan positif tanpa bumbu keyakinan hanya merupakan gagasan kosong, tiada bermakna.Besarnya sukses seseorang dapat diukur dari besarnya keyakinan yang dia miliki. Makin besar keyakinan “seseorang, makin besar pula sukses yang akan dia peroleh. Dengan keyakinan besar, maka kita dapat membuat kejadian-kejadian yang luar biasa. Saya pernah bertemu dengan seseorang yang dapat membuat selendang bergerak-gerak dan bahkan selendang tersebut dapat mematuk seperti ular. Orang tersebut juga dapat membuat tubuhnya tahan dari tusukan pisau. Kemudian saya tanya rahasianya. Dia menjawab konsentrasi dan keyakinan. Bagi orang yang tidak mengerti akan hal ini, kejadian di atas tentulah mereka anggap sebuah magic.
Demikian pula kalau kita ingin sukses, maka haruslah terlebih dahulu memiliki keyakinan itu. Lagi pula kalau kita tidak yakin/percaya terhadap diri kita, siapa lagi yang akan mau percaya kepada kita. Karena itu, milikilah keyakinan atau kepercayaan tersebut. Untuk memilikinya tidaklah ulit, yaitu kuasailah pengertian kata keyakinan tersebut kemudian latih atau dipraktekkan, pasti dalam beberapa lama kemudian keyakinan Anda menjadi besar sekali.
Keyakinan itu dapat kita bedakan atas dua jenis, yaitu keyakinan sebelum dan keyakinan sesudah. Keyakinan sebelum (awal) adalah keyakinan yang datang dari pikiran positif, sedangkan keyakinan sesudah adalah keyakinan yang datang dari kesadaran. Untuk jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Misalnya kita disuruh mengemudikan pesawat, padahal sebelumnya kita belum pernah belajar mengemudikan pesawat, tentu saja kita tidak yakin dapat mengemudikannya. Akan tetapi kita harus yakin bahwa kalau kita pelajari, tentu kita akan dapat mengemudikannya.
Yakin bisa kalau dipelajari ini disebut keyakinan awal. Setelah dipelajari akhirnya kita bisa dan yakin dapat mengemudikannya. Keyakinan mengemudikannya ini disebut keyakinan sesudah yaitu keyakinan sesudah mempelajari.
Kalau ada orang yang mengatakan “kamu harus yakin”, maka keyakinan yang dia maksud adalah keyakinan awal. Mustahil mendapatkan keyakinan sesudah tanpa memiliki keyakinan awal sebelumnya. Sekarang berpikirlah positif, milikilah keyakinan awal, kemudian berusahalah, maka keyakinan sesudah akan datang dengan sendirinya. Kalau Anda ingin lulus SBMPTN, praktekkan keyakinan ini, maka saya yakin Anda akan lulus. Percayalah!
1.3 KEMAUAN
Hampir semua orang yang hidup di permukaan bumi ini mau kaya, tetapi mengapa hanya sebagian kecil yang kaya? Karena kemauan orang-orang untuk kaya, kadarnya kecil sekali. Kita dapat mengajukan pertanyaan kepada diri kita, “Apakah kita mau memiliki mobil Mercy?” Tentu kita akan menjawab mau. Kalau kita mau, apa usaha yang telah kita lakukan untuk dapat membeli Mobil itu? Apakah kita sudah menabungkan Rp5 guna membeli mobil tersebut? Kalau belum ada, itu menunjukkan kemauan kita memiliki mobil tersebut kecil sekali. Dan itu yang membuat kita tidak memilikinya.Banyak hal yang menarik tentang kemauan. Pepatah mengatakan There is a will, there is a way (Ada kemauan ada jalan). Artinya kalau kita mempunyai kemauan (kemauan besar), pasti jalan menuju yang kita maui akan terbuka. Kalau kita bergaul dengan “pemikir negatif’ dan kita mempunyai keinginan yang besar, maka mereka akan mengatakan bahwa kita itu berpikir tidak realistis.
Pemikir negatif berkata seperti itu karena mereka tidak menyadari akan besarnya kemampuan manusia. Mereka tidak mengetahui bagaimana cara membuat sesuatu bisa terjadi. Mereka tidak tahu bahwa keinginan itu merupakan suatu doa. Mereka tidak menghayati pernyataan pelatih legendaris Vince Lombardi yang mengatakan bahwa “Kemenangan bukanlah segala-galanya ..., tetapi kemauan untuk menanglah yang segala-galanya.”
Setiap keinginan harus dibuat perencanaannya. Dari perencanaan tersebut dapat dilihat apakah suatu keinginan dapat dicapai atau tidak. Keinginan yang tidak mungkin tercapai disebut keinginan yang tidak realistis. Misalnya, seorang pegawai negeri ingin membeli mobil mercy dengan hanya mengandalkan gaji pegawai negerinya. Jelas keinginan seperti itu tidak realistis. Kalau mereka ingin membeli mobil mercy, maka dari perencanaan dapat dilihat bahwa untuk mencapai keinginan tersebut tidaklah boleh hanya dengan mengandalkan gaji pegawai negerinya, tetapi haruslah ada penghasilan tambahan.
Anda membaca artikel ini, itu menunjukkan bahwa Anda telah memiliki kemauan lulus SBMPTN. Lanjutkanlah. Janganlah berhenti hanya sampai pada halaman ini. Berjuanglah terus. Selain membuat rencana kegiatan belajar Anda setiap harinya, buatlah keinginan tersebut jelas dalam pikiran Anda. Kalau Anda ingin lulus SBMPTN, harus jelas perguruan tinggi dan jurusan yang ingin Anda masuki.
Misalnya, Universitas Indonesia jurusan Kedokteran Umum. Kemudian lihatlah kampusnya bila memungkinkan, bila tidak, tempellah di meja atau di dinding kamar Anda gambar-gambar logo UI atau gambar kampusnya.
Dengan demikian Anda telah memperbesar peluang kelulusan Anda. Setelah kita menyadari pentingnya kemauan, tentu kita ingin memilikinya. Untuk memilikinya tidak gampang. Harus ada usaha.
Di bawah ini adalah beberapa cara melatih untuk mendapatkan kemauan, antara lain:
Menguasai Diri
Untuk menguasai diri, Anda harus membiasakan diri disiplin dan bertindak tegas. Disiplin artinya melaksanakan apa yang telah direncanakan.
Menghukum diri
Besar kecilnya kemauan Anda dapat juga diukur melalui besar kecilnya hukuman yang akan Anda berikan kepada diri Anda apabila Anda tidak mencapai apa yang Anda cita-citakan. Contoh orang yang paling besar memberikan hukuman pada dirinya seandainya tidak mencapai yang dicita-citakannya adalah orang Jepang. Orang Jepang bahkan berani bunuh diri (Harakiri) bila tidak berhasil memperoleh yang mereka cita-citakan atau tidak berhasil melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Pejabat-pejabat di Barat sering menghukum dirinya dengan mengundurkan diri dari jabatannya apabila tidak berhasil melakukan tugasnya.
Dari contoh-contoh di atas, kita lihat bahwa orang-orang yang sering menghukum dirinya jika tidak berhasil, semuanya adalah orang-orang yang berpikiran maju. Jadi, jika Anda ingin maju lakukanlah seperti yang dilakukan orang yang telah maju. Janganlah sekali-kali cepat menghukum orang lain, tetapi cepat memaafkan diri sendiri.
Seharusnya cepatlah menghukum diri sendiri (tapi jangan sampai bunuh diri lho) dan juga cepatlah memaafkan orang lain. Selain menghukum diri sendiri, saya sarankan juga berikanlah hadiah kepada diri Anda jika berhasil. Hadiah itu bisa berupa membeli baju-baju baru, makan-makan di restoran, dan sebagainya.
1.4 KEULETAN
Kita telah berpikir positif, telah mempunyai keyakinan, kemauan besar. Tinggal satu langkah lagi mencapai hasil, yaitu lakukanlah dengan segera dan ulet. Segera berarti tidak menunda. Menunda sama saja artinya dengan tidak mengerjakan. Menunda sama saja artinya dengan gagal. Bekerja dengan ulet berarti pantang menyerah, tidak cengeng, dan maju terus.Knute Rockne mengatakan “Apabila perjalanan menjadi sulit, orang yang ulet jalan terus.” Di dalam situasi yang sulit, orang yang ulet akan terus berusaha mengatasinya. Mereka bertahan dan terus berusaha. Kemudian mereka keluar sebagai pemenang. Semua orang mengalami masa-masa yang sulit, tetapi orang yang ulet akan berhasil mengatasinya. Ada kata-kata tertentu yang dapat menguatkan semangat untuk tetap ulet (bertahan). Gunakanlah kata-kata tersebut menguatkan semangat Anda agar tetap bertahan. Sebuah cerita tentang pencari emas menggunakan katakata “Dig a little more”.
Cerita ini terjadi pada tahun 1859 di California. Beberapa pencari emas menggali tanah di suatu daerah yang mengandung emas. Emas itu tertutup dengan lapisan tebal batu-batu dan pasir. Berapa tebalnya? Tak seorangpun yang tahu. Bahkan mungkin saja emas di tempat yang digali itu tidak ada. Setelah orang-orang itu memasang kemah-kemahnya, mereka segera menggali tanah. Keringat bercucuran, mereka mencoba menggali terus. Semakin lama semakin dalam, sedang sang surya memancarkan sinarnya yang membakar.
Kira-kira pukul enam sore, salah seorang putus asa, memutuskan untuk berhenti. Ia pikir itu hanya pekerjaan yang sia-sia. Ia tinggalkan teman-temannya. Esok harinya, pencari emas yang kedua yang semula kelihatannya lebih ulet, ternyata semangatnya goyah juga, dan ikut mengundurkan diri. Begitu juga pencari emas yang ketiga, yang keempat, dan yang kelima.
Hanya satu orang yang tinggal. Yang satu ini mencoba membakar semangatnya dengan mengatakan ke dalam hatinya “Dig a little more — galilah sedikit lagi”. Ternyata setelah dia gali sedalam 30 cm lagi, akhirnya alat penggalinya menyentuh lapisan emas, yang berkilat-kilat dan cemerlang disinari matahari.
Kalau kita belajar dan belum mengerti, maka kita dapat mengatakan “Bacalah sekali lagi”. Ternyata belum mengerti juga, katakan lagi “Bacalah sekali lagi” hingga Anda mengerti. Kalau kita belum dapat menyelesaikan suatu soal katakanlah “Cobalah sekali lagi”. Dan ingat, janganlah cepat putus asa.
Bila isi bab ini diringkas, maka ringkasannya dapat diwakili oleh puisi di bawah ini yang ditulis DR. Denis Waitley yang berjudul “Bila Anda Pikir Anda Bisa, Anda Pasti Bisa”.
Bila Anda Pikir Anda Bisa, Anda Pasti Bisa
Anda bisa sukses, meski sekarang Anda belum apa-apa.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Bukan bakat Anda, bukan kelahiran Anda,
bukan simpanan Anda di bank,
yang menentukan harga diri Anda;
tapi sikap Anda.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Tidak perduli apakah Anda pernah sukses sebelumnya.
Tak ada artinya sukses setengah-setengah.
Capailah tujuan akhir Anda.
Jadi, cobalah lagi dan coba lagi.
Sampai Anda berhasil.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Pegang teguh impian-impian Anda.
Yakinkanlah hati Anda.
Bulatkan tekat sekeras baja.
Anda pasti bisa meraihnya.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Percayalah pada Tuhan,
itu berarti Anda telah setengah berhasil.
Percayalah pada diri sendiri,
itu berarti Anda telah duapertiga berhasil.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Anda bisa sukses, meski sekarang Anda belum apa-apa.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Bukan bakat Anda, bukan kelahiran Anda,
bukan simpanan Anda di bank,
yang menentukan harga diri Anda;
tapi sikap Anda.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Tidak perduli apakah Anda pernah sukses sebelumnya.
Tak ada artinya sukses setengah-setengah.
Capailah tujuan akhir Anda.
Jadi, cobalah lagi dan coba lagi.
Sampai Anda berhasil.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Pegang teguh impian-impian Anda.
Yakinkanlah hati Anda.
Bulatkan tekat sekeras baja.
Anda pasti bisa meraihnya.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Percayalah pada Tuhan,
itu berarti Anda telah setengah berhasil.
Percayalah pada diri sendiri,
itu berarti Anda telah duapertiga berhasil.
Bila Anda pikir Anda bisa, Anda pasti bisa.
Lanjutkan ke: Suwah Sembiring: Kiat Sukses Menembus SBMPTN (Metode Belajar Efektif)
Video pilihan khusus untuk Anda 😊 Masih menganggap matematika hanya hitung-hitungan semata, mari kita lihat kreativitas siswa ini;