4 Komponen Pendidikan Karakter Anak Sekolah

 pendidikan karakter anak usia sekolah dasar 4 Komponen Pendidikan Karakter Anak Sekolah

Maraknya tindak kriminal dan kasus penyelewengan di kalangan generasi muda semakin mengundang rasa prihatin dari berbagai pihak. Terutama pemerintah dan lembaga yang berkecimpung menangani permasalahan seputar anak.

Ini semua tentu tidak bisa lepas dari pengaruh globalisasi dan modernisasi yang memungkinkan anak untuk mengakses internet dan bertukar budaya dengan orang dari berbagai negara, yang tentunya tidak semua kebiasaan yang dibawa oleh orang asing sesuai dengan nilai-nilai luhur nenek moyang.

Berkaca dari fenomena tersebut, pemerintah kemudian mencanangkan program andalan yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan pendidikan karakter anak sekolah. Adapun tujuan dari digalakannya program ini ialah untuk membentuk individu yang kuat di kalangan pelajar dan generasi mada depan.

Segala upaya terus dijalankan, termasuk menjalin relasi dengan pihak terkait agar program ini bisa terealisasi dengan mulus. Kerja keras dan solidaritas yang terus dijaga merupakan kuncinya.

Realisasi Pendidikan Karakter Anak Sekolah Di Indonesia

Pendidikan karakter anak sekolah terdiri 4 komponen :

1. Nilai moral dan agama

Apa jadinya seseorang yang hidup tanpa mempunyai pedoman yang teguh terhadap kepercayaan yang selama ini dianutnya. Setidaknya, agama menjadi pengetahuan pertama yang diajarkan di lingkungan keluarga sesaat sebelum anak-anak duduk di bangku sekolah. Nah, yang perlu dikuatkan disini adalah dengan mempertebal keyakinannya.

Sebab ketika dia mempercayai Tuhan, maka apapun yang diperbuatnya tentu akan mendapat ganjaran. Tak terkecuali kalau dia juga berperilaku baik.

Agama menjadi elemen dari pendidikan karakter anak sekolah yang diharapkan mampu meminimalisir pelanggaran moral.

Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendidikan Karakter Anak Sekolah

2. Cinta tanah air dan bangsa

Globalisasi tidak bisa dipungkiri menyumbang dampak yang cukup signifikan bagi gaya hidup generasi muda Indonesia. Contoh kecilnya saja, sebagian dari mereka gandrung dengan budaya lain, lebih suka memakai produk luar negeri, dan mempunyai wawasan yang kurang mengenai negaranya sendiri.

Dengan adanya pendidikan karakter ini, pemerintah sangat mengharapkan agar calon pemimpin negara ini disupport oleh rasa nasionalisme yang tinggi sehingga mereka siap melakukan bela negara dan mempertahankan tanah kelahirannya dari ancaman.


3. Interaksi positif antar warga sekolah

Pendidikan karakter tidak hanya memusatkan pengajaran pada materi semata. Anak-anak di sekolah juga diajari bagaimana aplikasi dari pendidikan karakter ini. mereka dibebaskan untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya di sekolah.

Dari sinilah mereka bisa bertukar pengalaman. Bercerita mengenai kesan pesan selama menuntut ilmu atau menerima pelajaran dari sang guru.

Meski terkesan sederhana, cara ini merupakan terobosan baru bagi anak-anak untuk menambah kecerdasan sosialnya. Secara singkat dapat diartikan bahwa ketika mereka sudah beranjak dewasa nantinya, mau atau tidak mereka akan terjun ke dunia yang sebenarnya. Dimana orang dengan kecakapan sosial yang tinggi umumnya menempati posisi yang membanggakan.


4. Hubungan timbal balik

Untuk mewujudkan pendidikan karakter anak sekolah yang baik, diperlukan relasi antaa guru dengan pemerintah, orang tua, lingkungan, murid, serta orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Persatuan yang mereka jalin ini memang terlihat sangat gampang. Namun berkat koordinasi dan komunikasi yang lancar, impian untuk menanamkan sikap tanggung jawab, adil, jujur, dan mampu mengemban kepemimpinan Indonesia sebaik mungkin.

Generasi muda yang berkarakter mampu juga diharuskan mengisi pembangunan di berbagai bidang dengan keahlian yang mereka punya.

Baca juga : 7 Manfaat Pendidikan Karakter Anak Sekolah

Orang tua sesibuk apapun juga wajib memberikan pengawasan dan perhatian kepada anaknya. Tujuannya tentu saja agar si anak merasa nyaman dalam proses pengenalan, metode belajar, serta memahami pendidikan karakter anak sekolah yang mereka terima melalui lembaga belajar formal.
Agar lebih optimal, sebaiknya terapkan metode belajar yang menyenangkan.
Sumber https://www.profesiguru.org/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel