Mendikbud : Pembelajaran di Sekolah Selama Ini Lebih Banyak di Dalam Kelas, Akan Dipangkas
Monday, October 31, 2016
Pembelajaran domina di dalam kelas serta sangat sangat jarang di luar kelas menjadi perhatian seriur bagi menteri pendidikan Muhadjir Effendy, Pemerintah mengharapkan pembeljaran seacara teoritis di dalam kelas di pandang monoton dan kurang aplikatif bagi siswa, sehingga pengelaman pembeljaran siswa akan sangat minin, dengan belajar di luar sekolah pemerintah mengharapkan pengalaman langsung para siswa dalam proses pembelajaran, tentu materi pelajaran yang sesuai dengan dukungan lingkungan sekolah dan daerahnya.
Tugas guru bukan hanya di dalam kelas namun juga diluar sekolah dalam pendampingan siswa di luar kelas, agar tumbuh kreatifitas dan nuansa baru bagi siswa dalam pembelajaran, sehingga semangat siswa untuk expolrasi pengetahuan akan tumbuh pada diri siswa. (Baca juga : Kumpulan Modul Guru Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) Kelas Atas)
Pola ini akan di dukung dengan aturan baru yang segera di keluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Mantan RRektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini juga mengatakan :
Mendikbud meyakini, dengan mendapatkan pola belajar yang pas dan menarik, siswa akan lebih senang di sekolah. Waktu delapan jam pun dirasa kurang. Ini menjadi pekerjaan para guru bagaimana membuat suasana sekolah aman, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa. Ia menuturkan sekolah harus jadi rumah kedua siswa. (baca juga : "Inilah Tanggapan Resmi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Perdebatan "Full Day School")
Tugas guru bukan hanya di dalam kelas namun juga diluar sekolah dalam pendampingan siswa di luar kelas, agar tumbuh kreatifitas dan nuansa baru bagi siswa dalam pembelajaran, sehingga semangat siswa untuk expolrasi pengetahuan akan tumbuh pada diri siswa. (Baca juga : Kumpulan Modul Guru Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) Kelas Atas)
Pola ini akan di dukung dengan aturan baru yang segera di keluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Mantan RRektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini juga mengatakan :
“Pola pembelajaran ke depan, saya maunya lebih banyak kegiatan ketimbang duduk di jelas mendengar ceramah guru. Itu sebabnya yang jadi ukuran adalah tatap muka di kelas. Namun, dengan belajar di sekolah delapan jam, otomatis tatap muka di kelas harus lebih sedikit,” kata Muhadjir yang IndoINT.co kutip dari sekolahdasar.net (30/10/16).
Mendikbud meyakini, dengan mendapatkan pola belajar yang pas dan menarik, siswa akan lebih senang di sekolah. Waktu delapan jam pun dirasa kurang. Ini menjadi pekerjaan para guru bagaimana membuat suasana sekolah aman, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa. Ia menuturkan sekolah harus jadi rumah kedua siswa. (baca juga : "Inilah Tanggapan Resmi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Perdebatan "Full Day School")
“Saya akui, banyak yang membenci dengan setiap kebijakan yang saya ambil. Bahkan banyak yang mencelanya tapi saya ambil positifnya. Sikap mereka itu karena pola pendidikan yang salah, makanya sebagai Mendikbud saya ikut bertanggung jawab,” ungkap Mendikbud.Kita tunggu saja peraturan baru tentang pola pembelajaran yang segera di terbitkan ini dalam upaya penerapan 8 jam sehari di sekolah siswa dan guru, senin sampai dengan jum'at.