Curhatan Operator Dapodik Ini jadi Viral di Medsos
Thursday, October 6, 2016
Curhatan Operator Dapodik Ini jadi Viral di Medsos. Sahabat Operator Dapodik, Pekerjaan Operator Dapodik sekolah pada dasarnya bekerja di belakang layar. Ia tidak kelihatan, namun perannya sangat penting dalam pengelolaan lembaga pendidikan saat ini.
Bayangkan saja, semua keperluan sekolah, mulai dari input data peserta didik, PTK, Dana BOS, Program Indonesia pintar atau PIP hingga sertifikasi guru semuanya berada di tangan operator Dapodik. Sayangnya beban berat operator, belum diimbangi dengan penghargaan yang layak baik dari sekolah maupun pemerintah.
Alih-alih menyejahterakan, operator Dapodik saat ini bahkan harus gigit jari sebab terdapat tugas baru yaitu menginput kuesioner Aplikasi Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP).
Aplikasi PMP banyak membuat para operator Dapodik pusing tujuh keliling. Selain karena kuesionernya yang banyak juga dikarenakan adanya beberapa aplikasi.
Bahkan, setelah selesai mengerjakan PMP masalah yang dialami Operator Dapodik tidak lantas berhenti. Kerapkali, jerih payaj mereka kurang dihargai oleh pihak-pihak tertentu. Seperti yang dialami akun Facebook bernama James Saridin. Sebagai seorang operator Dapodik, ia mengugkapkan sesuatu yang perlu diketahui banyak pihak melalui akun FBnya.
Berikut ini kutipan statusnya di FB
Pak Yusuf Rokhmat, kami (ops) mengapresiasi himbauan bapak spy ops menginstal, dan menfasilitasi semua responden dalam pengisian kuisioner. Maslahnya pak, dilapangan banyak Pengawas yang tidak tau, bahkan marah ke operator, katanya ngirim sembarangan, padahal yang kami kirim baru 1 KS, 1 PD dan 1 PTK, mengirimnya pun ikut petunjuk dan ke server yang jelas.
Saya bingung dengan app ini.. Alurnya itu dari sekolah ke pengaws, atau dari pengawas ke sekolah.. Jika alurnya dari PS ke sekolah kenapa banyak PS tidak tau.. Kenapa aplikasinya tidak dikasihkan ke pengawas saja.
Tolong pak, lindungi, sayangi dan naungi kami ops yang loyal terhadap dapodik, meski hak kami masih terabaikan.
Saya tau pmp pengembangnya tersendiri.. Tetapi bapak sudah shrare app dan faq, artinya bapak turut serta dalam mengawal app ini.
Mohon tanggapan.
Sontak saja status tersebut menjadi Viral dan banyak dikomentari terutama oleh sesama rekan Operator Dapodik. Banyak yang menyesalkan hal itu terjadi. Semua pihak di dalam pendidikan harusnya memahami betapa beratnya tugas operator. Jangan hanya selalu menyalahkan saja.
Jika ada persolan atau kekeliruan, operator Dapodik harusnya diberi pengarahan bukannya justru dimarahi.
Curhatan melalui status tersebut hanya sebagian kecil dari berbagai macam beban kerja yang harus ditanggung operator Dapodik. Maka dari itu, hargailah dan hormati peran Operator Dapodik dalam tugasnya memajukan pendidikan di Indonesia.
Ini bukan yang pertama kali diungkapkan operator dapodik. Sudah sejak dahulu, persoalan yang dialami operator tak juga terselesaikan. Memang harus diakui, beban berat keja operator sampai sekarang tidak sebanding dengan penghargaan yang diperoleh.
Penghargaan yang didapatkan operator biasanya sekedar seikhlasnya dari pihak sekolah. Padahal kerja operator itu bisa dikatakan 24 jam penuh. Ia harus selalu mengetahui informasi terkait dengan pendataan pendidikan. Apabila ada satu hal saja yang terlewatkan maka bisa merugikan sekolah.
Menurut saya, persoalan yang dialami oleh operator dapodik sekolah perlu segera diselesaikan. Masalah kesejahteraan perlu mendapat kejelasan dari pemerintah. Harus ada payung hukum yang mengatur hal ini. Supaya ada aturan jelas mengenai pemberian honor operator. Sehingga jerih payah mereka dihargai dengan layak. Semoga semuanya bisa saling mendukung terhadap tugasnya masing-masing sehingga pendidikan indonesia semakin maju.
Sumber https://www.panduandapodik.id/
Bayangkan saja, semua keperluan sekolah, mulai dari input data peserta didik, PTK, Dana BOS, Program Indonesia pintar atau PIP hingga sertifikasi guru semuanya berada di tangan operator Dapodik. Sayangnya beban berat operator, belum diimbangi dengan penghargaan yang layak baik dari sekolah maupun pemerintah.
Isi Curhatan Salah Seorang Operator Dapodik. |
Alih-alih menyejahterakan, operator Dapodik saat ini bahkan harus gigit jari sebab terdapat tugas baru yaitu menginput kuesioner Aplikasi Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP).
Aplikasi PMP banyak membuat para operator Dapodik pusing tujuh keliling. Selain karena kuesionernya yang banyak juga dikarenakan adanya beberapa aplikasi.
Bahkan, setelah selesai mengerjakan PMP masalah yang dialami Operator Dapodik tidak lantas berhenti. Kerapkali, jerih payaj mereka kurang dihargai oleh pihak-pihak tertentu. Seperti yang dialami akun Facebook bernama James Saridin. Sebagai seorang operator Dapodik, ia mengugkapkan sesuatu yang perlu diketahui banyak pihak melalui akun FBnya.
Berikut ini kutipan statusnya di FB
Pak Yusuf Rokhmat, kami (ops) mengapresiasi himbauan bapak spy ops menginstal, dan menfasilitasi semua responden dalam pengisian kuisioner. Maslahnya pak, dilapangan banyak Pengawas yang tidak tau, bahkan marah ke operator, katanya ngirim sembarangan, padahal yang kami kirim baru 1 KS, 1 PD dan 1 PTK, mengirimnya pun ikut petunjuk dan ke server yang jelas.
Saya bingung dengan app ini.. Alurnya itu dari sekolah ke pengaws, atau dari pengawas ke sekolah.. Jika alurnya dari PS ke sekolah kenapa banyak PS tidak tau.. Kenapa aplikasinya tidak dikasihkan ke pengawas saja.
Tolong pak, lindungi, sayangi dan naungi kami ops yang loyal terhadap dapodik, meski hak kami masih terabaikan.
Saya tau pmp pengembangnya tersendiri.. Tetapi bapak sudah shrare app dan faq, artinya bapak turut serta dalam mengawal app ini.
Mohon tanggapan.
Sontak saja status tersebut menjadi Viral dan banyak dikomentari terutama oleh sesama rekan Operator Dapodik. Banyak yang menyesalkan hal itu terjadi. Semua pihak di dalam pendidikan harusnya memahami betapa beratnya tugas operator. Jangan hanya selalu menyalahkan saja.
Jika ada persolan atau kekeliruan, operator Dapodik harusnya diberi pengarahan bukannya justru dimarahi.
Curhatan melalui status tersebut hanya sebagian kecil dari berbagai macam beban kerja yang harus ditanggung operator Dapodik. Maka dari itu, hargailah dan hormati peran Operator Dapodik dalam tugasnya memajukan pendidikan di Indonesia.
Ini bukan yang pertama kali diungkapkan operator dapodik. Sudah sejak dahulu, persoalan yang dialami operator tak juga terselesaikan. Memang harus diakui, beban berat keja operator sampai sekarang tidak sebanding dengan penghargaan yang diperoleh.
Penghargaan yang didapatkan operator biasanya sekedar seikhlasnya dari pihak sekolah. Padahal kerja operator itu bisa dikatakan 24 jam penuh. Ia harus selalu mengetahui informasi terkait dengan pendataan pendidikan. Apabila ada satu hal saja yang terlewatkan maka bisa merugikan sekolah.
Menurut saya, persoalan yang dialami oleh operator dapodik sekolah perlu segera diselesaikan. Masalah kesejahteraan perlu mendapat kejelasan dari pemerintah. Harus ada payung hukum yang mengatur hal ini. Supaya ada aturan jelas mengenai pemberian honor operator. Sehingga jerih payah mereka dihargai dengan layak. Semoga semuanya bisa saling mendukung terhadap tugasnya masing-masing sehingga pendidikan indonesia semakin maju.
Sumber https://www.panduandapodik.id/