Faktor Kerusakan dan Kepunahan Flora Fauna
Monday, August 8, 2016
Hewan dan tumbuhan di bumi ini tidak selamanya ada, namun dinamis ada yang bertahan dan ada yang punah. Coba kalian yang hidup di tahun 90an, tentu kalian sering melihat kunang-kunang bukan di sekitar lingkungan kalian?, tapi sekarang kunang-kunang jarang ditemui. Mengapa kunang-kunang jarang ditemui saat ini, apalagi di kota besar?.
Adanya kunang-kunang merupakan salah satu indikator bersihnya udara di lingkungan tersebut. Ada banyak faktor yang memengaruhi terhadap kerusakan atau punahnya sebuah spesies flora maupun fauna. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhinya:
Adanya kunang-kunang merupakan salah satu indikator bersihnya udara di lingkungan tersebut. Ada banyak faktor yang memengaruhi terhadap kerusakan atau punahnya sebuah spesies flora maupun fauna. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhinya:
1. Evolusi
Evolusi merupakan perubahan mahluk hidup secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama dari bentuk yang sederhana menjadi lebih kompleks. Proses evolusi ini memakan waktu hingga jutaan tahun. Dari hasil penelitian terhadap fosil hewan pada batuan mengungkapkan bahwa hewan-hewan zaman purba pada dasarnya sama dengan hewan yang hidup saat ini walaupun ada perbedaan dalam beberapa hal.
Sekitar 150 juta tahun lalu dunia ini didominasi oleh hewan dinosaurus dan belum ada mamalia. Tubuh dinosaurus sangat besar dengan panjang bisa mencapai 30 meteran. Para ahli mengatakan bahwa dinosaurus masuk dalam keluarga hewan melata (reptil) seperti buaya dan kadal saat ini.
Sekitar 150 juta tahun lalu dunia ini didominasi oleh hewan dinosaurus dan belum ada mamalia. Tubuh dinosaurus sangat besar dengan panjang bisa mencapai 30 meteran. Para ahli mengatakan bahwa dinosaurus masuk dalam keluarga hewan melata (reptil) seperti buaya dan kadal saat ini.
Struktur kerangka dinosaurus juga hampir sama dengan kerangka mamalia yang hidup saat ini. Manusia pun menurut sejarah merupakan evolusi dari manusia purba.
Burung Galapagos, pic:http://s3.amazonaws.com/rapgenius/Galapagos-Islands-Birds.jpg |
2. Seleksi Alam
Di daerah kutub kamu tentu sering melihat beruang kutub atau penguin, tapi hewan lain seperti gajah atau harimau tidak ditemukan. Hal ini terkait dengan kemampuan adaptasi mahluk yang bersangkutan terhadap lingkungannya. Ketersediaan makanan, suhu ekstrim dan faktor predator berpengaruh terhadap seleksi alam ini. Sesama mahluk akan bersaing untuk memperebutkan makanan dan habitatnya. Di savana Afrika, zebra, harimau, gajah dan heyna saling bersaing untuk bertahan hidup di wilayahnya.
3. Aktivitas manusia
Manusia merupakan mahluk yang dominan di bumi ini (man ecological dominant) dan hal ini memicu berbagai kerusakan lingkungan yang berdampak pada kerusakan hewan dan tumbuhan. Di berita banyak berita tentang hewan seperti gajah atau harimau yang menyerang pemukiman warga. Hal tersebut dikarenakan habitatnya yang rusak oleh tangan manusia seperti pembukaan lahan perkebunan sawit atau pertambangan. Imbasnya ketersediaan makanan menipis dan akhirnya hewan tersebut mencari makan di wilayah pemukiman warga.
4. Bencana Alam
Berbagai jenis bencana alam banyak terjadi mulai dari erupsi gunung api, gempa, tsunami, banjir dan lainnya. Bencana tersebut merusak lingkungan hidup dan mahluk di dalamnya. Erupsi gunung Merapi misalnya pada tahun 2010 merusak perbukitan disekitar gunung api yang merupakan habitat berbagai jenis hewan seperti kera, macan dan lainnya.
Sumber https://geograph88.blogspot.com/