Dede Miftahul Anwar - Pencipta Kompor Berbahan Bakar Air
Monday, May 9, 2016
Dede Miftahul Anwar, twitter.com |
Ia terlahir di Kampung Kerajan, Desa Cihambulu, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Di kampungnya Dede termasuk salah satu pemuda yang sukses, karena bisa duduk di bangku kuliah. Pasalnya, rata-rata pemuda seusianya hanya bisa sekolah hingga SMP dan paling tinggi SMA.
Bagi warga Desa Cihambulu, bisa duduk di bangku kuliah adalah sebuah prestasi sangat membanggakan. Di desa itu, sekolah SMA saja tidak ada. Apabila ingin sekolah SMA harus bersedia sekolah di luar kota. Dede sendiri dulu sekolah di Purwakarta.
Pembuatan Kompor berbahan dasar air
Dalam pembuatan Kompor berbahan dasar air, Dede melakukan penelitian, mengurai dua unsur yang ada dalam air sehingga yang diambil gas hidrogennya saja, sedangkan oksigennya diendapkan.
Lebih detailnya, ada senyawa yang diendapkan di dalam air sehingga yang diambil adalah gas hidrogennya saja. Dia menciptakan zat khusus untuk pengurainya. Karena menurutnya air terdiri dari dua unsur. Ketika zat ramuan Dede itu dicampur dengan air dengan sendirnya dua unsur itu langsung terpisah. Jadi gas hidrogen itu yang diolah menjadi bahan bakar.
Zat kimia untuk pengurai itu sangat mudah di dapatkan dan ada di mana saja. Tinggal dicampur dengan air langsung terpisah antara oksigen dan hidrogen.
Pemasaran
Setelah melakukan penelitian dan ternyata berhasil, akhirnya Dede memasarkan di desa kelahirannya, Kampung Kerajan, dan mendirikan perusahaan bernama CV Energon Teknologi. Selainitu ia pula memiliki blog yang beralamat di http://cvenergon.blogspot.co.id/
Untuk melancarkan usahanya, Dede menggandeng kelompok Karang Taruna yang ada di kampungnya. Dia memperagakan produk di balai desa dan meyakinkan kompor bahan bakar air itu bisa digunakan dengan sangat aman dan bermanfaat bagi masyarakat. Setelah presentasi tersebut akhirnya sebanyak 80 persen warga Desa Cihambulu mau menggunakan produk ciptaannya.
sumber |
Untuk memudahkan pelanggan, Dede membangun Saung Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH). Jadi warga yang sudah menggunakan produk buatannya bisa mengisi ulang dengan mudah apabila sudah habis. Gas hidrogen yang diurai dari air itu dijual Rp10 ribu per tabung dan bisa digunakan hingga tiga minggu.
Dari hasil menjual teknologi kompor berbahan bakar air yang didirikan sejak 2015 Dede sudah mendapatkan omset ratusan juta rupiah.
hingga kinio Dede belum berani memasarkannya secara luas karena saat ini sedang menunggu keluarnya hak paten dari Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti).
Sumber: www.money.id. "Kisah Dede Pemuda Desa Sukses Ciptakan Kompor Bahan Bakar Air" Sumber https://blogpenemu.blogspot.com/