Pengertian Kalimat Majemuk Bertingkat dan Contohnya
Thursday, March 10, 2016
Perhatikan kalimat berikut!
Harga minyak goreng bersubsidi Rp7.000,00 sehingga warga mampu membeli minyak tersebut.
Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat tersebut menggunakan kata sambung sehingga.
Pengertian Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan pola-polanya tidak sederajat, salah satu pada bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut iduk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat (Putrayasa, 2006: 61).
Kalimat pada contoh di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Induk kalimat : harga minyak goreng bersubsidi Rp7.000,00.
b) Anak kalimat : warga mampu membeli minyak tersebut.
c) Kata sambung : sehingga.
Kata sambung membentuk hubungan hasil. Hubungan hasil ini terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang anak kalimatnya menyatakan hasil atau akibat dari induk kalimat.
Macam-Macam Anak Kalimat
1. Anak kalimat yang menduduki fungsi utama, yaitu anak kalimat subjek dan anak kalimat predikat, misalnya:
1) Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu telah meninggalkan tempat ini. (anak kalimat subjek).
2) Ayah saya yang telah menyelesaikan pembangunan itu. (kalimat predikat).
2. Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi pelengkap, yaitu anak kalimat obye, misalnya:
Wali kelas telah mengumumkan bahwa kita semua harus hadir besok pagi. (anak kalimat objek)
3. Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi tambahan yang renggang, yaitu anak kalimat keterangan subjek, anak kalimat keterangan predikat, anak kalimat keterangan objek, anak kalimat keterangn waktu, anak kalimat keterangan sebab, anak kalimat keterangan akibat, dan lain-lain.
Misalnya:
1) Siswa yang baru menempuh ujian berkumpul di halaman. (anak kalimat keterangan subjek)
2) Wanitu itu guru yang mengajar di Madrasah Aliyah NW Boro’Tumbuh. (anak kalimat keterangan predikat)
3) Ia telah memukul anak yang mencuri jambu. (anak kalimat keterangn objek)
4) Sebelum matahari terbit saya telah berangkat ke sawah. (anak kalimat keterangan waktu)
5) Direktur perusahan itu telah memecat seorang karyawannya karena menggelapkan uang perusahaannya. (anak kalimat keterangn sebab)
6) Kakinya tersandung batu sehingga tidak dapat berjalan. (anak kalimat keternagn akibat)
Cara Membentuk Kalimat Majemuk Bertingkat
Dalam membentuk kalimat majemuk bertingkat ditempuh dua cara, yaitu:
1. Menggabungkan dua buah kalimat tunggal dengan memperthatikan gagasan yang diutamakan dengan menggunakan kata tugas yang tepat.
Misal:
1) Kami tidak berangkat
2) Kami takut kehujanan
Penggunaan kedua kalimat di atas menimbulkan hubungan kausal, sehingga diperlukan kata penghubung (konjungsi) sesuai dengan situasi itu untuk merangkai keduanya. Konjungsi yang sesuai dengan situasi itu adalah: sebab, karena, sebab itu, dan sebagainya.
Hasilnya:
Kami tidak berangkat, karena kami takut kehujanan.
2. Perluasan salah satu unsur kalimat tunggal
Contoh:
Polisi itu menerangkan duduk persoalan. (kalimat tunggal)
Kalimat di atas dapat diperluasa menjadi kalimat majemuk bertingkat seperti berikut.
Polisi itu menerangkan bahwa pemerintah sudah menangani masalah itu. (kalimat majemuk)
Sumber:
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi III
Tata Kalimat Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Ida Bagus Putrayasa, M.Pd.
Bahasa dan Sastra Indonesia Prodi IPA/IPS: Pusat Penilaian Pendidikan (Badan Penelitian dan Pengembangan : Depdiknas Tahun 2004)
Buku Panduan Pendidik Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs: JP Book
Sumber http://basindon.blogspot.com/
Harga minyak goreng bersubsidi Rp7.000,00 sehingga warga mampu membeli minyak tersebut.
Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat tersebut menggunakan kata sambung sehingga.
Pengertian Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan pola-polanya tidak sederajat, salah satu pada bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut iduk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat (Putrayasa, 2006: 61).
Kalimat pada contoh di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Induk kalimat : harga minyak goreng bersubsidi Rp7.000,00.
b) Anak kalimat : warga mampu membeli minyak tersebut.
c) Kata sambung : sehingga.
Kata sambung membentuk hubungan hasil. Hubungan hasil ini terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang anak kalimatnya menyatakan hasil atau akibat dari induk kalimat.
Macam-Macam Anak Kalimat
1. Anak kalimat yang menduduki fungsi utama, yaitu anak kalimat subjek dan anak kalimat predikat, misalnya:
1) Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu telah meninggalkan tempat ini. (anak kalimat subjek).
2) Ayah saya yang telah menyelesaikan pembangunan itu. (kalimat predikat).
2. Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi pelengkap, yaitu anak kalimat obye, misalnya:
Wali kelas telah mengumumkan bahwa kita semua harus hadir besok pagi. (anak kalimat objek)
3. Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi tambahan yang renggang, yaitu anak kalimat keterangan subjek, anak kalimat keterangan predikat, anak kalimat keterangan objek, anak kalimat keterangn waktu, anak kalimat keterangan sebab, anak kalimat keterangan akibat, dan lain-lain.
Misalnya:
1) Siswa yang baru menempuh ujian berkumpul di halaman. (anak kalimat keterangan subjek)
2) Wanitu itu guru yang mengajar di Madrasah Aliyah NW Boro’Tumbuh. (anak kalimat keterangan predikat)
3) Ia telah memukul anak yang mencuri jambu. (anak kalimat keterangn objek)
4) Sebelum matahari terbit saya telah berangkat ke sawah. (anak kalimat keterangan waktu)
5) Direktur perusahan itu telah memecat seorang karyawannya karena menggelapkan uang perusahaannya. (anak kalimat keterangn sebab)
6) Kakinya tersandung batu sehingga tidak dapat berjalan. (anak kalimat keternagn akibat)
Cara Membentuk Kalimat Majemuk Bertingkat
Dalam membentuk kalimat majemuk bertingkat ditempuh dua cara, yaitu:
1. Menggabungkan dua buah kalimat tunggal dengan memperthatikan gagasan yang diutamakan dengan menggunakan kata tugas yang tepat.
Misal:
1) Kami tidak berangkat
2) Kami takut kehujanan
Penggunaan kedua kalimat di atas menimbulkan hubungan kausal, sehingga diperlukan kata penghubung (konjungsi) sesuai dengan situasi itu untuk merangkai keduanya. Konjungsi yang sesuai dengan situasi itu adalah: sebab, karena, sebab itu, dan sebagainya.
Hasilnya:
Kami tidak berangkat, karena kami takut kehujanan.
2. Perluasan salah satu unsur kalimat tunggal
Contoh:
Polisi itu menerangkan duduk persoalan. (kalimat tunggal)
Kalimat di atas dapat diperluasa menjadi kalimat majemuk bertingkat seperti berikut.
Polisi itu menerangkan bahwa pemerintah sudah menangani masalah itu. (kalimat majemuk)
Sumber:
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi III
Tata Kalimat Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Ida Bagus Putrayasa, M.Pd.
Bahasa dan Sastra Indonesia Prodi IPA/IPS: Pusat Penilaian Pendidikan (Badan Penelitian dan Pengembangan : Depdiknas Tahun 2004)
Buku Panduan Pendidik Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs: JP Book