2 Gejala Alam Aneh Di Saat Gerhana


Di saat perhatian banyak orang hanya terfokus pada langit dan kondisi matahari ketika gerhana matahari total pagi tadi, ternyata ada gejala alam aneh terdampak gerhana tersebut. Gejala aneh ini pun jadi kajian untuk diteliti oleh ilmuan dan praktisi terkait.

Yang pertama adalah gejala aneh pengaruh gerhana matahari pada pada satwa di habitat air. Ini terungkap di Taman Impian Jaya Ancol Rabu (9/3/2016), ketika dilakukan pengamatan dampak gerhana matahari total terhadap satwa yang yang berada di Ocean Dream Samudra. Pengamatan ini melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Peneliti Biodervitas dan Konservasi Sumber Daya Laut LIPI, Hagi Yulia Hugea mengatakan, saat gerhana matahari total terjadi, ternyata perilaku lumba-lumba berbeda. Menurutnya, hewan yang terkenal sebagai sahabat manusia ini lebih diam dibandingkan biasanya yang selalu lincah.

"Pengamatan tadi ternyata walaupun kondisi gerhana matahari total, masih terlihat karakter alamiah hewan untuk melindungi diri dia merespons fenomena alam. Lumba-lumba itu nyaris beristirahat dan berdiam diri. Lebih banyak menyembunyikan di kolam," ujar Hagi Yulia, dilansir joss.today hari ini.

Hagi Mulia menjelaskan, lumba-lumba merasakan ketakutan saat gerhana matahari total tiba. Hewan mamalia laut tersebut, kata dia, merasa aneh mengalami perubahan dari siang ke malam yang mendadak.

"Karena dia takut terjadi perubahan tiba-tiba  gelap. Apalagi daya gravitasi daya tarik bulan ke matahari yang memengaruhi insting hewan. Ternyata hewan juga takut," jelasnya.

Lanjutnya, terjadi juga perilaku mencolok pada lumba-lumba lebih cenderung menyelam. Ini terjadi karena lumba-lumba  bingung dengan fenomena alam yang terjadi mendadak.

"Paling dominan dia menyembunyikan diri. Dia jarang melompat. Tadi dia enggak beraktivitas. Dia kebingungan, apakah ini sudah malam atau tidak, dan dia bingung antara tidur atau lompat," tandasnya.

Fenomena aneh yang ada di saat gerhana matahari, dilaporkan terjadi di kota Gorontalo. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat mendeteksi perubahan kecepatan angin selama terjadi Gerhana Matahari.

Saat sinar matahari tertutup bayangan bulan, Kecepatan angin melemah hingga setengah dari biasanya. Stasiun Klimatologi BMKG di bandar udara Jalaluddin Tantu memantau perubahan ini secara signifikan.

“Biasanya kecepatan angin normal pada jam 09.00-10.00 Wita berkisar antara 10-25 km per jam, kami memantau tadi kecepatannya melemah menjadi 10-15 km per jam pada jam yang sama” kata Fatuhri Syabani, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Gorontalo.

Perubahan kecepatan ini merupakan pengaruh penurunan suhu yang diakibatkan terhalangnya sinar matahari oleh banyangan bulan ke bumi.

BMKG mendeteksi suhu sempat turun saat terjadinya gerhana, kemudian diikuti penurunan kecepatan angin.

Yang menarik, melemahnya kecepatan angin ini diikuti perubahan arah. Angin seperti “kebingungan” menentukan arah pada saat gerhana terjadi.

Kondisi suhu, kecepatan dan arah angin yang tidak lazim ini kembali normal setelah Gerhana Matahari berakhir.


“Data lengkapnya masih kami analisa dulu untuk dilaporkan ke BMKG pusat, nanti hasil lengkapnya kami akan beritahu” ujar Fatuhri.

Demikian informasi di atas, sekian dan terimakasih.


Sumber https://www.pgrionline.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel