Langka! Candaan Para Ulama, Kocak Namun Bersahaja

Seorang ulama yang memiliki ilmu yang luas serta budi pekerti dan sopan santun,jarang kita melihatnya tampil sebagai sosok yang humoris. Bawaan mereka biasanya berwibawa, bersahaja, dan serius. Sangat jarang merka membuat sebuah lelucon.
Namun berikut saya ingin berbagi beberapa kisah lelucon para ulama. Mari kita simak dan perhatikan. Lelucon yang bagaimanakah itu dan seperti apa?.


Nikah Buat apa?

Seorang laki-laki menemui Imam Asy Sya’bi rahimahullah lalu bertanya,
“Aku menikahi wanita dan ternyata dia pincang. Bolehkah aku menceraikannya? ”
Beliau menjawab, ” Jika engkah ingin lomba lari dengannya, ceraikanlah.”

Garuk aja!

Imam Asy Sya’bi pernah ditanya, “Bolehkah orang yang sedang ihram menggaruk badannya?”
Beliau menjawab, “Boleh.”
Penanya, “Berapa kali?”
Jawab Asy Sya’bi, “Sampai kelihatan tulangnya.”


Usap Jenggot

Imam Asy Sya’bi rahimahullah pernah ditanya tentang cara mengusap jenggot
Beliau mengatakan, “Sela selailah dengan jari jemarimu.”
Penanya menyanggah, “Aku khawatir tak bisa membasahi seluruhnya.”
Beliau menjawab, “Jika kamu khawatir, kamu bisa merendamnya sejak awal malam.”

Hadap ke Bajumu!

Seorang laki-laki menemui Abu Hanifah lalu bertanya,
“Jika aku menjumpai sungai, aku selalu mandi. Kemanakah harus kuhadapkan wajahku? Ke arah kiblat atau kemana?”
Beliau rahimahullah menjawab, “Yang paling utama kau hadapkan wajahmu ke arah bajumu agar tidak dicuri.”

Fatwa Dari Yang Belum Kena Tilang

Salah seorang penuntut ilmu pernah menumpang mobil Syaikh Al Albani rahimahullah. Kala itu beliau mengemudi dengan kecepatan tinggi. Penuntut ilmu tersebut menegur, “Pelan-pelan wahai Syaikh, Syaikh Ibnu Baz berpandangan ngebut di jalan itu sama saja melemparkan diri ke lembah kebinasaan.”
Syaikh Al Albani menimpali, “Fatwa ini keluar dari orang yang belum pernah menikmati seni mengemudi.”
Kata penuntut ilmu, “Bolehkah ku sampaikan hal ini kepada Syaikh Ibnu
Baz?”

Jawab Syaikh, “Silakan.”
Tatkala penuntut ilmu tersebut menyampaikan kepada Syaikh Ibnu Baz tentang ucapan Syaikh Al Albani, beliau tertawa dan berkata, “Katakan padanya, fatwa ini keluar dari orang yang belum pernah terkena tilang.”

Mau Nikah Lagi

Salah seorang penuntut ilmu bercerita tentang jawaban cerdas yang ia dengar dari sebuah pertanyaan. Penanya mengatakan bahwa ia telah menikah namun ia ingin menikah kedua kalinya dengan niat menjaga kehormatan sang gadis. Lalu jawaban Syaikh Ibnu Utsaimin, “Berikanlah uangmu kepada pemuda miskin agar ia bisa menikahi gadis tersebut. Dengan demikian engkau mendapatkan dua pahala (Pahala menjaga kehormatan sang pemuda dan si gadis).

Alatnya Berkelamin Apa?

Kisah terpilih lainnya, suatu ketika Syaikh Ibnu Ustaimin dan Syaikh Ibnu Baz duduk dalam satu majlis lalu seseorang bertanya kepada beliau berdua, “Saat ini, telah ditemukan alat yang bisa mengingatkan kita jika lupa dalam shalat. Seseorang tidak akan lupa lagi selama menggunakan alat ini. Apa hukum menggunakan alat semacam ini?

Syaikh Ibnu Baz terdiam namun Syaikh Ibnu Ustaimin tertawa lalu bertanya, “Apakah dia bertasbih atau bertepuk tagan? (Maksud Syaikh jika bertasbih berarti laki-laki, sebaliknya jika bertepuk tangan berarti perempuan).


Habis Doa Dan Dengar Ayat Sajadah Di Tip Ngapain?

Syaikh Ibnu Ustaimin ditanya, “Apa yang harus dilakukan seseorang seusai berdoa?”
Jawab Syaikh, ” Menurunkan kedua tangannya.”
Pertanyaan lain, jika seseorang mendengarkan ayat sajadah melalui kaset rekaman, apakah dia harus sujud?
Jawab Syaikh Ibnu Utsaimin, “Ya. Jika kasetnya juga sujud.”

Karena Ga Menggigit

Suatu ketika Syaikh Ibnu Utsaimin memberikan materi pelajaran bab nikah tentang aib wanita. Salah seorang peserta pengajian bertanya, “Jika suatu saat nanti aku menikah lalu kutemui istriku ternyata dia ompong. Apakah aib ini bisa jadi alasan untuk membatalkan akad nikah?”
Syaikh menjawab, “Berarti dia seorang wanita yang baik-baik karena tidak mungkin menggigitmu.”

Ngaku-Ngaku

Suatu saat Syaikh Ibnu Utsaimin shalat di Masjidil Haram, Mekah. Usai shalat beliau keluar dan hendak pergi ke suatu tempat yang agak jauh, sehingga membutuhkan mobil. Belaiu menyetop taksi lalu melaju bersamanya. Dalam perjalanan tersebut sang sopir berkenalan dengan sang penumpang.
Tanya si sopir, “Nama Anda siapa ya syaikh?”
Syaikh menjawab ” Muhammad bin Utsaimin, ”
Si sopir terkejut, “Anda Syaikh Utsaimin?” Si sopir mengira Syaikh
berbohong. Dia tidak ingat sama sekali bahwa orang yang bersamanya
memang seperti Syaikh Utsaimin.

Jawab Syaikh, “Ya benar Syaikh.”
Lalu Syaikh bertanya, ” Nama Anda siapa Akh?”
Jawab sopir, “Syaikh Abdul Aziz bin Baz.”
Sontak Syaikh Utsaimin terbahak, “Engkau Syaikh Abdul Aziz Bin Baz?”
Si sopir menimpali, “Kalau demikian apakah engkau Syaikh Ibnu Utsaimin?”
Syaikh menjawab, “Tetapi Syaikh Abdul Aziz buta bagaimana mungkin bisa nyupir mobil?”
Tatkala keluar dari taksi barulah si sopir percaya bahwa memang benar syaikh tersebut adalah Syaikh Utsaimin.

Lihatlah Saudaraku, para ulama tersebut menghiasi ilmu di setiap ucapannya bahkan dalam hal bercanda. Bercanda ada aturannya diantaranya tidak merendahkan orang lain dan tidak berbohong.

Semoga guyonan ini bisa sedikit menyegarkan Anda.

Sumber http://www.zulfanafdhilla.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel