SISTEM PENILAIAN KURIKULUM 2013 PERLU EVALUASI
Thursday, December 10, 2015
Guru SMK Berprestasi, Maria Ulfah Agustin menganggap sistem penilaian Kurikulum 2013 masih belum jelas. Hal ini karena banyak guru yang pembekalan ihwal penilaiannya belum tuntas.
“Pada saat pembekalan, ihwal penilaiannya tidak tuntas,” ungkap Guru SMKN 7 Jakarta ini saat menghadiri Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat bertemakan "Belajar dari Guru yang Tak Henti Belajar" di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Kamis (10/12). Karena itu, banyak persepsi berbeda saat pelaksanaan penilaian di lapangan.
Pada dasarnya, Maria menerangkan, tidak semua guru menerima pelatihan K-13. Guru yang memahami benar K-13 jelas akan menilai K-13 tersebut bagus untuk diterapkan ke depannya.
Di sisi lain, Maria mengatakan, fasilitas yang mendukung kegiatan K-13 juga masih kurang. Padahal kegiatan pembelajaran K-13 lebih berhubungan dengan keterampilan dan praktik pesera didik.
Meski masih terdapat kekurangan, Maria menyatakan, K-13 juga sebenarnya memiliki nilai yang baik juga. Misal, lanjut dia, para siswa terpacu untuk menunjukkan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terbaik dengan adanyak K-13. Ini bisa terjadi jika guru menjelaskan hal-hal itulah yang menjadi penilaian mereka.
Sementara itu terkait K-13, Juara III Kepala Sekolah Berprestasi, Andriyastuti mengaku tidak mempermasalahkan K-13. “Karena sebelum ada K-13, kami sudah mengaplikasikannya. Begitu juga dengan Kurikululum 2006 waktu lalu,” kata Kepsek SLB B-C Islam As-Syafi'iyah Jakarta ini.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena pada hakikatnya kurikulum di SLB memang selalu dibuat sendiri. Bahkan media pembelajaran dan cara mengajarnya pun berbeda dengan sekolah formal lainnya.
Lihat sumber
Sumber https://www.pgrionline.com/