PRO DAN KONTRA SEPUTAR KURIKULUM NASIONAL
Tuesday, December 29, 2015
Revisi Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Nasional (KN), tidak hanya membuat guru-guru was-was tentang buku barunya saja. Tetapi, juga tentang 1pengevaluasian atau penilaian siswa.
Karena, menurut Ketua PGRI Kecamatan Pancoranmas, Suhyana di Kurikulum 2013, yang membuat kesulitan guru adalah tentang penialaian, yang menggunakan sistem deskripsi.
Suhyana menjelaskan, perevisian yang harus menjadi pertimbangan serius oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah bagian penilaian untuk evaluasi pengetahuan siswa.
Karena, tidak semua guru bisa memahami penilaian dengan sistem deskripsi tersebut. Ini yang menjadi kesulitan guru sebenarnya dalam mengaplikasikan Kurikulum 2013.
”Penilaian yang masih perlu dipertimbangkan dalam kebijakan penerapan kurikulum. Karena, di Kurikulum 2013, penilaiannya berbeda dengan KTSP 2006. Karena, siswa lebih banyak praktik, jadi penilaiannya lebih mengarah pada pendeskripsian secara individu,” ucapnya kepada Radar Depok.
Suhyana mencontohkan, jika ada dua siswa yang sama mendapatkan nilai 80 dalam sebuah ujian, belum tentu mereka memiliki kemampuan yang sama pula.
Misalnya, siswa A mendapat nilai 80 karena salah di soal nomor 1 dan 5. Sedangkan, siswa B mendapatkan nilai 80 karena salah di soal nomor 2 dan 8. Tentu, ini sudah menunjukan perbedaannya.
Jadi, pemberian nilainya berdasarkan deskripsi pun akan berbeda pula, meskipun nilainya secara angka sama.
”Jika seperti ini, tentu guru harus mengisi nilai pendeskripsiannya harus secara individu, tidak bisa dilakukan secara general berdasarkan nilainya saja. Menurut saya, ini yang harus dipikirkan Kemendikbud di perumusan KN,” jelasnya.
Menurut Suhyana, perubahan kurikulum adalah hal yang biasa dalam dunia pendidikan yang bersifat dinamis. Karena, kurikulum harus menyesuaikan zaman, jadi sifatnya selalu diversifikasi.
Guru sebagai agen pembelajaran yang harus siap menghadapi perubahan, tentu harus mengikuti perkembangan zaman juga. Dengan begitu, guru harus terus memperbaharui pengetahuannya.
”Intinya harus ada sosialisasi terlebih dahulu ke guru. Jadi, dijelaskan tentang landasan empiris dan kajian tentang penyempurnaan menjadi KN. Dengan begitu, guru akan paham dan bisa memahami tentang hal tersebut,” katanya.