HEBOH SOAL ULANGAN SEMESTER KELAS 5 SD BERBAU PORNOGRAFI

Orangtua murid di Nunukan memrotes soal ulangan semester tahun pelajaran 2015/2016 yang dinilai mengandung unsur pornografiSoal Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk murid kelas lima Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah itu dinilai tak pantas diberikan kepada anak-anak yang masih belum faham tentang perilaku seksual.


“Ini tidak baik untuk anak. Ini sudah pornografi. Masih anak kelas lima, kenapa sudah diajarkan begini?” protes salah satu orangtua murid, Selasa (8/122/2015). Soal ujian yang diadakan hari ini, Selasa ini setidaknya memuat lima sampai enam soal yang dianggap tidak pantas untuk anak SD/MI.

“Kalau saya lihat ini, paling tidak lima soal mengandung pornografi,” katanya.
Dicontohkan, pada soal nomor 24 yang dibuat Kelompok Kerja Guru Penjas Orkes Kabupaten Nunukan ini, para murid diberikan pertanyaan, yang bukan perilaku pelecehan seksual di bawah ini adalah, dengan memberikan pilihan:
a. Menonton film dewasa,
b. Meraba organ seksual orang lain,
c. Mencolek-colek tubuh lawan jenis dan
d. Memegang dengan sengaja organ seksual orang lain.

“Ini sudah bukan soal Penjaskes. Ini soal lain sudah. Tidak ada hubungannya dengan Penjaskes,” katanya
Pihaknya berharap agar soal-soal seperti ini menjadi evaluasi, sehingga kedepan tidak lagi diberikan kepada murid SD yang belum faham soal perilaku seksual. “Kami orangtua keberatan dengan soal seperti ini,” katanya.

Sementara itu Dinas Pendidikan Kabupaten (Disdik) Nunukan akhirnya menyatakan meminta maaf atas munculnya soal ulangan semester tahun pelajaran 2015/2016 yang dinilai mengandung unsur pornografi.
“Dari dinas meminta maaf. Ini menjadi evaluasi sehingga diharapkan ke depan tidak terjadi lagi seperti ini. Kami berterima kasih kepada masyarakat, karena ini menjadi acuan kami untuk memperbaikinya,” ujar L Sigar Acang, Koordinator Pengawas SD SMP dan SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Jumat (11/12/2015).

Sigar mengatakan, setelah berkoordinasi dengan Kepala Disdik Nunukan Djainuddin Palantara, dia melakukan cek silang antara soal ulangan dengan materi pelajaran.
“Ternyata itu memang tercantum dalam materi kurikulum, dalam buku, silabusnya, programnya, rencana kegiatan semester dan rencana program pembelajaran,” ujarnya.
Kemungkinan, kata dia, buku-buku pelajaran yang digunakan sebagai acuan pembuatan soal oleh Kelompok Kerja Guru Penjas Orkes Kabupaten Nunukan, telah ditarik.
“Ini menggunakan buku 2006 dan satunya buku 2007. Memang kami harus memohon maaf,” ujarnya.

Dia mengatakan, ada yang kurang tepat saat meramu soal. Sehingga pilihan jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.
“Di sana harusnya adalah menjaga diri siswa sendiri untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif. Indikatornya begitu. Pencapaian indikatornya, siswa membentengi dirinya,” ujarnya.
Dia memastikan, yang menjadi persoalan pada soal ulangan itu pada pilihan jawaban yang diberikan kepada murid.

“Jadi soalnya itupun ada di buku. Tetapi meskipun ada di buku, harusnya pilihan jawaban itu dihindari supaya tidak menimbulkan pemahaman ganda,” ujarnya.

Sebelumnya orangtua murid di Nunukan memprotes soal ulangan semester tahun pelajaran 2015/2016 yang dinilai mengandung unsur pornografi.

Soal Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk murid kelas lima Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah itu dinilai tak pantas diberikan kepada anak-anak yang masih belum faham tentang perilaku seksual.

Soal ujian yang diadakan Selasa (8/12/2015) setidaknya memuat lima sampai enam soal yang dianggap tidak pantas untuk anak SD/MI.


Sumber https://www.pgrionline.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel