Penjelasan Tentang Kecamatan Donorojo Jepara
Saturday, November 14, 2015
Donorojo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini merupakan hasil pemekaran dari kecamatan Keling sesuai peraturan daerah kabupaten Jepara Nomor 17 tahun 2007 tentang Pembentukan kecamatan Pakis Aji dan kecamatan Donorojo serta penataan kecamatan Mlonggo dan kecamatan Keling. Kecamatan Donorojo terdiri dari delapan desa yaitu: Bandungharjo, Banyumanis, Blingoh, Clering, Jugo, Sumberejo, Tulakan, dan Ujungwatu.
Donorojo memiliki dua versi asal usul nama dan artinya, yaitu:
Versi pertama:
Nama Donorojo berasal dari nama sebuah gunung di wilayah Kecamatan Donorojo, gunung tersebut memiliki keunikan karena gunung tersebut berdiri sendiri, tidak berderet/berjejer membentuk barisan pegunungan.
Versi Kedua:
Kata Donorojo sendiri bermakna Dono (pemberian), Rojo (raja atau ratu). Karena daerah tersebut pada masa pemerintahan Ratu Wilhemina, Ratu Belanda untuk membangun Rumah Sakit Kusta dan Gereja tempat perawatan serta peribadatan penderita kusta seluruh Hindia Belanda. Untuk membangun gereja dengan ciri arstitektur Belanda, kaca warna-warni yang menghiasi bangunan gereja ini pun didatangkan langsung dari Negeri Belanda. Desain pengaturan ruang di dalam gereja ini pun khusus. Ada pemisahan antara penderita kusta dan para karyawan serta penduduk sekitar.
Walaupun terketak di ujung utara jepara dan berbatasan dengan kebupaten pati, Sebagai bagian dari Jepara yang memiliki segudang tempat pariwisata, kecamatan Donorojo juga memiliki banyak tempat wisata, antara lain :
1. Benteng Portugis, di Desa Uungwatu
2. Pulau Mandalika, di Desa Ujungwatu
3. Pantai Guamanik Pecatu, di Desa Ujungwatu
4. Goa Tritip, di Desa Ujungwatu
5. Goa Tratak, di Desa Blingoh
6. Air Terjun Jurang Manten, di Desa Blingoh
7. Air Terjun Undak Manuk, di Desa Blingoh
8. Danau Blingoh, di Desa Blingoh
9. Taman Pertapaan Sonder, di Desa Tulakan Dukuh Sonder
10. Gunung Genuk, di Desa Clering
11. Air Terjun Grenjengan, di Desa Banyumanis
12. Air Terjun Karang Nongko, di Desa Banyumanis
13. Pantai Metawar, di Ujungwatu
14. Pantai Mulyorejo, di Bandungharjo
15. Pantai Ketepeng, di Bandungharjo
Wisata Benteng Portugis, Donorojo - Jepara
Benteng Portugis adalah salah satu objek wisata andalan di Jepara di bidang sejarah. Objek wisata yang juga merupakan andalan wisata di kecamatan Donorojo ini berjarak sekitar 45 km dari pusat kota Jepara. Benteng portugis di bangun di atas bukit dan berada di bibir pantai. Di seberang banteng portugis terdapat pulau kecil yang di sebut pulau mandalika. Untuk sampai ke sana kita akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Jadi berwisata di Benteng portugis ini terdiri dari 4 jenis wisata, yaitu wisata sejarah berupa banteng, wisata pantai, wisata alam, dan wisata ke pulau mandalika.
Tidak adanya transportasi umum ke tempat wisata ini membuat kita harus menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai ke sana. Selama perjalanan, kita akan disuguhi oleh pemandangan hutan karet serta daerah perbukitan di sekitar wilayah Donorojo. Ada dua rute yang bisa kita ambil untuk sampaike lokasi ini, yaitu melalui kabupaten Jepara dan kabupaten Pati karena lokasi ini berada di perbatasan kabupaten Jepar dan Pati. Jika kita ingin melalui Jepara, maka kita ambil rute ke utara yaitu ke arah kecamatan Keling sekitar 35 km, sesampai di keeling tepatnya pertigaan sambungoyot kita ambil jalur kea rah kiri, yaitu ke arah kecamatan donorojo sejauh 10 km. Apabila kita hendak melalui kabupaten Pati, maka rute yang kita lalui adalah ke arah kecamatan Tayu – Dukuhseti.
Kecamatan Donorojo Jepara
Benteng ini dibangun pada tahun 1632 oleh Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyockrokusumo yang bekerjasama dengan Bangsa Portugis yang pada saat itu berseteru dengan VOC Belanda .Benteng ini strategis untuk kepentingan militer zaman dahulu dengan menempatkan beberapa meriam dengan kemampuan jarak tembak 3 Km.Fungsi dari keberadaan Benteng ini sebagai markas tentara Portugis dan untuk menghalau kapal – kapal niaga VOC yang melintas bahkan yang ingin mendarat di pantai utara Jawa.Kenyataannya Malaka yang sebagai kota utama Portugis dapat direbut VOC pada tahun 1641 , dan tahun 1642 Bangsa Portugis angkat kaki dari Benteng ini.
Benteng ini sekarang hanya berupa reruntuhan tembok berbentuk persegi empat yang terletak di atas bukit tepat di seberang selatan Pulau Mandalika. Di dalam tembok hanya berupa lahan kosong yang ditumbuhi beberapa pohon yang sengaja dibiarkan untuk tempat berteduh pengunjung. Di area dalam sebelah utara terdapat satu bangunan yang juga digunakan sebagai temat berteduh pengunjung. Selain itu terdapat beberapa replika meriam yang ditempatkan di sisi utara dan timur benteng yang langsung berbatasan dengan laut lepas. Sumber : wikipedia Sumber https://www.muttaqin.id/
Donorojo memiliki dua versi asal usul nama dan artinya, yaitu:
Versi pertama:
Nama Donorojo berasal dari nama sebuah gunung di wilayah Kecamatan Donorojo, gunung tersebut memiliki keunikan karena gunung tersebut berdiri sendiri, tidak berderet/berjejer membentuk barisan pegunungan.
Versi Kedua:
Kata Donorojo sendiri bermakna Dono (pemberian), Rojo (raja atau ratu). Karena daerah tersebut pada masa pemerintahan Ratu Wilhemina, Ratu Belanda untuk membangun Rumah Sakit Kusta dan Gereja tempat perawatan serta peribadatan penderita kusta seluruh Hindia Belanda. Untuk membangun gereja dengan ciri arstitektur Belanda, kaca warna-warni yang menghiasi bangunan gereja ini pun didatangkan langsung dari Negeri Belanda. Desain pengaturan ruang di dalam gereja ini pun khusus. Ada pemisahan antara penderita kusta dan para karyawan serta penduduk sekitar.
Walaupun terketak di ujung utara jepara dan berbatasan dengan kebupaten pati, Sebagai bagian dari Jepara yang memiliki segudang tempat pariwisata, kecamatan Donorojo juga memiliki banyak tempat wisata, antara lain :
1. Benteng Portugis, di Desa Uungwatu
2. Pulau Mandalika, di Desa Ujungwatu
3. Pantai Guamanik Pecatu, di Desa Ujungwatu
4. Goa Tritip, di Desa Ujungwatu
5. Goa Tratak, di Desa Blingoh
6. Air Terjun Jurang Manten, di Desa Blingoh
7. Air Terjun Undak Manuk, di Desa Blingoh
8. Danau Blingoh, di Desa Blingoh
9. Taman Pertapaan Sonder, di Desa Tulakan Dukuh Sonder
10. Gunung Genuk, di Desa Clering
11. Air Terjun Grenjengan, di Desa Banyumanis
12. Air Terjun Karang Nongko, di Desa Banyumanis
13. Pantai Metawar, di Ujungwatu
14. Pantai Mulyorejo, di Bandungharjo
15. Pantai Ketepeng, di Bandungharjo
Wisata Benteng Portugis, Donorojo - Jepara
Benteng Portugis adalah salah satu objek wisata andalan di Jepara di bidang sejarah. Objek wisata yang juga merupakan andalan wisata di kecamatan Donorojo ini berjarak sekitar 45 km dari pusat kota Jepara. Benteng portugis di bangun di atas bukit dan berada di bibir pantai. Di seberang banteng portugis terdapat pulau kecil yang di sebut pulau mandalika. Untuk sampai ke sana kita akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Jadi berwisata di Benteng portugis ini terdiri dari 4 jenis wisata, yaitu wisata sejarah berupa banteng, wisata pantai, wisata alam, dan wisata ke pulau mandalika.
Tidak adanya transportasi umum ke tempat wisata ini membuat kita harus menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai ke sana. Selama perjalanan, kita akan disuguhi oleh pemandangan hutan karet serta daerah perbukitan di sekitar wilayah Donorojo. Ada dua rute yang bisa kita ambil untuk sampaike lokasi ini, yaitu melalui kabupaten Jepara dan kabupaten Pati karena lokasi ini berada di perbatasan kabupaten Jepar dan Pati. Jika kita ingin melalui Jepara, maka kita ambil rute ke utara yaitu ke arah kecamatan Keling sekitar 35 km, sesampai di keeling tepatnya pertigaan sambungoyot kita ambil jalur kea rah kiri, yaitu ke arah kecamatan donorojo sejauh 10 km. Apabila kita hendak melalui kabupaten Pati, maka rute yang kita lalui adalah ke arah kecamatan Tayu – Dukuhseti.
Kecamatan Donorojo Jepara
Benteng ini dibangun pada tahun 1632 oleh Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyockrokusumo yang bekerjasama dengan Bangsa Portugis yang pada saat itu berseteru dengan VOC Belanda .Benteng ini strategis untuk kepentingan militer zaman dahulu dengan menempatkan beberapa meriam dengan kemampuan jarak tembak 3 Km.Fungsi dari keberadaan Benteng ini sebagai markas tentara Portugis dan untuk menghalau kapal – kapal niaga VOC yang melintas bahkan yang ingin mendarat di pantai utara Jawa.Kenyataannya Malaka yang sebagai kota utama Portugis dapat direbut VOC pada tahun 1641 , dan tahun 1642 Bangsa Portugis angkat kaki dari Benteng ini.