Perbedaan Pokok Supervisi Tradisional dengan Supervisi Klinis Ditinjau dari Pendekatannya
Thursday, October 29, 2015
Supervisi klinis dapat dianalogikan dengan istilah klinis dalam dunia kesehatan yang menunjuk pada suatu tempat untuk berobat. Seorang pasien datang ke klinis bukan karena diundang dokter melainkan karena ia membutuhkan pengobatan agar sembuh dari penyakitnya.
Selanjutnya, dokter mengadakan diagnosis dan resep untuk mengobati penyakit pasiennya. Dalam dunia sekolah, guru datang sendiri menemui kepala sekolah.
Berikut Perbedaan Pokok Supervisi Tradisional dengan Supervisi Klinis Ditinjau dari Pendekatannya, selengkapnya silahkan dilihat pada tabel di bawah ini :
No | Supervisi Tradisional (Preskriptif) | Supervisi Klinis (Kolaboratif) |
1 | Supervisor bertindak sebagai inspektur yang harus mengamankan peraturan yang berlaku. | Supervisor bertindak sebagai mitra atau rekan kerja guru. |
2 | Supervisor menganggap dirinya sebagai seorang ahli dan memiliki rasa super jika dibanding dengan guru yang disupervisi. | Supervisor dan guru yang disupervisi mempunyai derajat keahlian yang sama. |
3 | Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan preskriptif (membandingkan apa yang diobservasi dengan apa yang dijadikan model). | Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan inkuiri (mencoba menemukan dan memahami apa yang dilakukan guru) |
4 | Supervisor lebih berkuasa dari guru yang disupervisi dalam kegiatan diskusi sebelum dan sesudah observasi | Diskusi dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pengamatan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Diskusi bersifat terbuka dan objektif. |
5 | Supervisi bertujuan untuk menjamin agar metode yang ditetapkan diterapkan secara benar | Supervisi bertujuan untuk membantu mengembangkan profesionalitas guru melalui kegiatan-kegiatan reflektif. |
Terdapat perbedaan antara supervisi non-klinis dengan supervisi klinis sebagai berikut (La Sulo, 1988:9) :
No | Aspek | Supervisi non klinis | Supervisi klinis |
1 | Prakarsa dan tanggung jawab | Terutama oleh supervisor | Diutamakan oleh guru |
2 | Hubungan supervisor dengan guru | Realisasi atasan dengan bawahan | Realisasi kolegial yang sederajat dan interaktif |
3 | Sifat supervisi | Cenderung direktif atau otokratif | Bantuan yang demokratis |
4 | Sasaran supervisi | Samar-samar atau sesuai keinginan supervisor | Diajukan oleh guru sesuai dengan kebutuhannya, dikaji bersama menjadi kontrak |
5 | Ruang lingkup supervisi | Umum dan luas | Terbatas sesuai kontrak |
6 | Tujuan supervisi | Cenderung evaluatif | Bimbingan yang analitis dan deskriptif |
7 | Peran supervisor dalam pertemuan | Banyak member tahu dan mengarahkan | Banyak bertanya untuk analisis diri |
8 | Balikan | Atas kesimpulan supervisor | Dengan analisis dan interprestasi bersama berdasarkan data observasi sesuai kontrak. |
Sumber https://blogomjhon.blogspot.com/