Menggunakan Kata yang Mengalami Pergeseran Makna
Tuesday, October 20, 2015
Macam-macam pergeseran makna kata, yaitu:
1. Generalisasi (perluasan makna kata)
Sumber http://basindon.blogspot.com/
1. Generalisasi (perluasan makna kata)
Generalisasi merupakan perluasan makna dari sebuah kata. Makna sekarang lebih luas daripada makna dahulu.
Contoh:2. Spesialisasi (penyempitan makna kata)
Bapak mau pergi kemana?
Dahulu kata bapak berarti orang yang masih mempunyai hubungan darah. Namun sekarang, kata bapak bisa dipergunakan kepada siapa saja yang berjenis kelamin laki-laki, dan berusia lebih tua.
Contoh lain yang termasuk generalisasi yaitu kata ibu, saudara, dan adik.
Spesialisasi atau penyempitan makna kata adalah kata yang saat ini artinya lebih sempit dari arti sebelumya.
Contoh:3. Ameliorasi (peninggian makna kata)
Andi meraih sarjana sastra setelah lulus ujian skripsi.
Dahulu kata sarjana berarti orang yang pandai (cendikiawan). Sekarang kata sarjana berarti lulusan perguruan tinggi atau gelar lulusan universitas.
Ameliorasi merupakan perubahan makna kata yang mengakibatkan makna sekarang lebih tinggi daripada makna dahulu.
Contoh:4. Peyorasi (penurunan makna kata)
Kakakku menjadi pramuniaga di supermarket.
Kata pramuniaga dianggap lebih tinggi nilainya daripada pelayan toko.
Contoh lain kata: pramuwisma (babu), tunanetra (buta), tunawisma (gelandangan), tunarungu (tuli) dan lain sebagainya.
Peyorasi merupakan perubahan makna kata yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah daripada makna dahulu.
Contoh:5. Asosiasi (persamaan sifat)
Isterinya sudah bunting lima bulan.
Kata bunting lebih rendah nilainya daripada hamil.
Asosiasi merupakan pergeseran makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
Contoh:
6. Sinsetesia (pertukaran makna kata)
a. Ibu memasukkan uang ke dalam amplop.
b. Ayah memberi amplop kepada Pak Surya sebagai tanda terima kasih.
Kata amplop pada kalimat a berarti sampul surat. Kata amplop pada kalimat b berarti imbalan.
Contoh:Contoh-contoh kalimat yang mengandung perubahan makna.
Suaranya sedap didengar.
Kata sedap pada kalimat tersebut mengalami pergeseran makna yang disebut sinestesia. Pergeseran makna sinestesia merupakan perubahan makna akibat pertukaran dua indra. Kata sedap pada kalimat di atas seharusnya digunakan oleh indra pengecap, bukan indra pendengar.
- Pidatonya terasa pedas jika didengarkan (sinestesia)
- Hati-hati mengahadapi tukang catut di bioskop itu (asosiasi)
- Para tunawisma itu sedang ditampung di dinas sosial (ameliorasi)
- Oknum pejabat yang menggelapkan uang pemerintah sedang diadili. (peyorasi)Bapak dokter sangat paham urat-urat yang membawa kematian (generalisasi)
- Pendeta itu sedang memimpin ibadat di gereja (spesialisasi)