Jalan ke Madinah 9 : Allah Memilihku Menjadi Calon Penduduk Madinah

بسم الله الرحمن الرحيم

(Masih edisi kisah nyata hidupku, lanjutan Jalan ke Madinah 1 - Jalan ke Madinah 8)

Setelah menanti selama setahun lebih, akhirnya pada awal bulan Agustus 2014 Jaami'ah Islamiyyah bil Madinatil Munawwarah melalui website resminya mulai mengumumkan nama-nama calon mahasiswa barunya.

Pada saat itu (awal Agustus 2014), untuk negara Indonesia hanya satu nama yang muncul. Kemudian pada pertengahan bulan Agustus 2014 muncul 4 nama tambahan, sehingga total calon mahasiswa baru UIM asal Indonesia berjumlah 5 orang. Hingga minggu pertama September 2014 jumlahnya masih juga tidak bertambah, tetap 5 orang.

Rabu, 10 September 2012 pukul 15:46 WIB sore aku melihat ada 1 panggilan tak terjawab di handphone Lenovo S930ku (asyiik hp baru :D) dengan 45 dering dari seorang teman asal Banjarmasin yang juga ikut muqobalah Universitas Islam Madinah bersamaku di Lombok 2013 lalu.

Memang setelah muqobalah kami tetap menjaga silaturrahim walaupun hanya via telepon. Satu hal yang paling kuingat adalah "temanku ini tiap kali ngobrol di telpon pasti nanya pengumuman Madinah. Mungkin karena ia tidak terlalu sering online sepertiku".

Karena teringat dengan hal itu, maka kuputuskan untuk segera ngecek pengumuman Madinah di website UIM. Ternyata oh ternyata, nama camaba UIM 2014 asal Indonesia yang keluar sudah banyak. Aku pun melihat daftar nama itu dengan perasaan harap-harap cemas, hingga aku benar-benar menemukan namaku di halaman pengumuman itu. Aku menyungkur sujud syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala.

Tidak lupa aku pun mencari nama temanku yang asal Banjarmasin itu dan nama teman sejurusanku di UIN Malang yang sama-sama berangkat denganku dari Malang-Surabaya-Lombok. Qoddarallaahu wa maa sya'a fa'ala.. Takdir Allah, dan apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi.. Nama kedua temanku ini tidak ada di pengumuman itu. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberi mereka jalan untuk segera menyusulku ke Kota Nabi, Madinah Al-Munawwarah.. Aamiin..

Sore itu juga aku segera menelpon Ayah dan Ibu. Pada awalnya nomor Ayah dan Ibu masing-masing sampai kuhubungi 3 kali, karena selalu tidak aktif. Kemudian panggilan ke 4-5 baru bisa tersambung. Tentu mereka juga sangat bersyukur, senang dan kaget atas berita ini.

Alhamdulillaah.. Allah Memilihku Menjadi Calon Penduduk Madinah.. Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengabulkan do'a kedua orang tuaku di tanah suci.. Walaupun  Aku Memilih Tidak Ikut Umroh Bersama Ayah dan Ibu saat itu. Tentunya juga atas do'a semua anggota keluarga lainnya, dan teman-temanku di dunia nyata dan di dunia maya. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberi kemudahan bagi Antum semua dan tidak diwafatkan Allah sebelum Antum menginjakkan kaki di tanah suci Makkah Al-Mukarromah dan Madinah Al-Munawwarah.. Aamiin..

{Madinah, 16 Oktober 2015 / 3 Muharrom 1437 H}
Copyright @ Ahmad Bilal Almagribi
Mahasiswa Fakultas Syari'ah, Universitas Islam Madinah

Sumber http://www.santrinabawi.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel