CEO MOTO GP MULAI LIRIK SIRKUIT SENTUL UNTUK JADIKAN ARENA BALAP 2017 DI INDONESIA
Saturday, September 12, 2015
Harapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah ajang balap MotoGP di tahun 2017 menemukan titik terang. Dorna, promotor dan pemegang hak komersial MotoGP, akan kembali berkunjung ke Indonesia.
"Rencananya 21 Oktober mereka datang," kata Tinton Soeprapto selaku pengelola Sirkuit Sentul, seperti diberitakan Tempo, Rabu (9/9/2015).
Ini merupakan kunjungan kedua perwakilan Dorna setelah sang CEO Carmelo Ezpeleta juga datang ke Indonesia pada Mei lalu. Saat itu mereka bertemu Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk membicarakan mengenai ketertarikan Indonesia menjadi tuan rumah salah satu seri MotoGP.
Pada kunjungan kedua nanti, menurut Tinton, mereka akan menindaklanjuti surat yang dilayangkan pemerintah kepada Dorna beberapa waktu lalu. Surat itu berisi kesanggupan Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP.
Selain itu, akan dibicarakan juga mengenai kontrak penyelenggaraan balap sepeda motor kelas dunia itu.
Tinton berharap pada kunjungan kali ini mereka bisa juga bertemu dengan perwakilan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga setelah pada Selasa (8/9/2015) dia bertemu dengan Sekretaris Kemenpora, Alfitra Salam.
"Hasilnya sudah semakin mengerucut, pemerintah siap mendukung dan kita tinggal melakukan penandatanganan kontrak kerjasama dengan Dorna sebagai penyelenggara MotoGP," ungkap Tinton seperti dikutip Aktual Post.
Pembenahan Sentul
Salah satu syarat menggelar MotoGP di Indonesia di Indonesia adalah membenahi Sirkuit Sentul, yang pernah menjadi tuan rumah GP 500 pada 1996 dan 1997 namun telah lama tidak menyelenggarakan ajang balap top dunia.
Pembenahan tersebut menjadi poin penting apalagi Sentul akan bersaing dengan sejumlah negara seperti Thailand, Meksiko dan Austria untuk mengisi dua slot tersisa untuk MotoGP musim 2017.
Pihak Sentul telah menghubungi beberapa arsitek sirkuit kelas dunia, seperti Hermann Tilke, Jarno Zaffelli dan Dafydd Broom, untuk merenovasi Sentul, namun belum ada keputusan yang mereka ambil.
"Kita belum ada kontrak dengan siapapun. Jadi semua membuat proposal. Contoh desain yang diberikan Hermann Tilke semua juga bikin termasuk Jarno Zaffelli dan Dafydd Broom yang kemudian dikasih ke kita. Kita belum ada fix desain, semua masih diperhitungkan," kata Irawan Sucahyono, penasehat Sirkuit Sentul, seperti dikutip Dapurpacu.
Untuk renovasi ini, kata Irawan, dibutuhkan dana sekitar Rp300 miliar, lebih besar Rp100 miliar dari yang disebutkan Tinton Soeprapto kepada Kompas.
"Dana itu baru estimasi, tergantung kita mau bikin sirkuit semewah apa. Mulai dari area paddock dan lainnya. Jadi belum fix," jelas Irawan.
Sumber https://www.pgrionline.com/