Penjelasan Macam-macam Majas; Majas Perbandingan, Majas Pertentangan dan Majas Penegasan

Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang macam-macam majas dalam bahasa Indonesia. Majas sendiri merupakan  penggunaan kata yang bisa dibilang tidak lazim karena melampaui makna harfiyah atau aslinya. Hal ini berfungsi agar orang yang lain yang mendengar atau membaca akan merasa tertarik bahkan bertanya-tanya akan maksud dari ungkapan tersebut. Dengan kata lain, majas memiliki funsi untuk meningkatkan efek dan rasa berbahasa seseorang.

 penggunaan kata yang bisa dibilang tidak lazim karena melampaui makna harfiyah atau aslin Penjelasan Macam-macam Majas; Majas Perbandingan, Majas Pertentangan dan Majas Penegasan


Adapun mengenai pengelompokan majas, terjadi perdebatan di antara para ahli bahasa. Namun pada artikel kali ini, kita akan membahas 3 macam majas yang populer penggunaannya dalam bahasa Indonesia, di antaranya:

1. Majas Perbandingan

Sesuai dengan namanya, majas perbandingan berarti membandingkan dua benda atau dua hal. Baik perbandingan yang nampak jelas (eksplisit) menggunakan kata pembanding (kata pembanding: seperti, bagaikan, seumpama, bak, dll.) atau yang tidak begitu jelas (implisit) yang ditandai dengan tidak adanya penggunaan kata pembanding.

Macam-macam majas perbandingan antara lain sebagai berikut
.
a) Majas Personifikasi
adalah gaya bahasa yang membandingkan benda tidak bernyawa seolah-olah dapat berbuat atau memiliki sifat seperti manusia.
Contoh:
  • Pagi ini ku lihat mentari tersenyum indah
  • Waktu terus berjalan ke depan meninggalkan kenangan
  • Rintik-rintik hujan menari-nari di atas genting
  • Ilalang itu melambai-lambai ke arahku

b) Majas Metafora
adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan sifat tanpa harus memakai kata pembanding.
Contoh:
  • Ronaldo menjadi mesin gol untuk kesebelasan Real Madrid ( pencetak gol )
  • Dewi malam baru saja turun dari peraduan. (bulan).
  • Raja hutan mulai mengendap-endap menghampiri mangsanya
  • Ingin rasanya aku segera melamar bunga desa itu

c) Majas perumpamaan
Gaya bahasa yang membandingkan secara langsung antara dua benda dengan menggunakan kata pembanding, seperti kata umpama, laksana, bagaikan, misal, seperti, laksana, dan sebagainya.
Contoh:
  • Tubuhnya tinggi seperti tiang
  • Wajahnya bercahaya bagaikan rembulan
  • Dia pemberani bak seekor singa
  •  Wataknya keras seperti batu

2. Majas Pertentangan

Macam-macam majas pertentangan antara lain sebagai berikut.

a) Majas hiperbola

Merupakan pemakaian gaya bahasa untuk mengungkapkan suatu  gagasan dengan cara yang terlalu melebih-lebihkan, sehingga terjadi kesan imposibel atau tidak mungkin terjaadi.
Contoh:
  • Samson menendang bola sampai ke kaki langit.
  • Pekik takbir memenuhi angkasa raya
  • Beritanya menggegerkan dunia

b) Majas litotes

Gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan ide/gagasan/pendapat dengan cara merendahkan diri sebagai bentuk penghargaan terhadap lawan bicara .
Contoh:
  • Silakan mampir ke gubuk saya, Bu!
  • Jika berkenan, akan saya antar anda dengan motor butut ini.
  • Hanya kado sederhana ini yang bisa aku persembahkan untukmu

c) Majas Eufemisme

yaitu majas yang disusun dengan menggunakan katakata penghalus, agar sopan dan lebih beradab.
Contoh:
  • Orang itu agak terganggu pikirannya (setres)
  • Prilaku jajan dapat merusak keharmonisan hubungan suami istri
  • Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya

d) Majas ironi

Yaitu gaya bahasa menyindir dengan mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan kenyataan yang ada.
Contoh:
  • Alangkah sedapnya masakan ini walaupun kurang garam.
  • Tulisanmu sungguh indah sampai aku tidak sanggup untuk membacanya
  • Handphonemu murah sekali, gajiku satu bulanpun sampai ti dak cukup untk membelinya

e) Majas sinisme

Sebenarnya hampir sama dengan ironi. Namun ungkapan yang digunakan lebih kasar dengan disertai sikap yang tidak mengenakkan.
Contoh:
  • Ah, tidak sudi saya melihat wajahmu yang tampan itu!

f) Majas Sarkasme

adalah ungkapan gaya bahasa yang sangat kasar, seperti orang marah-marah, dengan mengeluarkan nama hewan sebagai bahan perbandingan.
Contoh:
Dasar otak kerbau, masak empat kali empat kok delapan!

3. Majas Penegasan

Ada beberapa macam majas penegasan, antara lain sebagai berikut.

a) Majas pleonasme

Yaitu penggunaan kata yang bersifat berlebihan atau tidak diperlukan untuk menjelaskan sesuatu yang sudah teramat jelas.
Contoh:
  • Naiklah ke atas supaya jelas.
  • Majulah ke depan agar lebih longgar
  • Bergeserlah ke samping agar temanmu dapat duduk

b) Majas paralelisme

penggunaan kata  secara berulang-ulang. Jika yang diulang kata awal kalimat disebut anaphora, sedangkan lawannya adalah epifora.
Contoh:
Ikut hati mati, ikut mata buta, ikut rasa binasa.

c) Majas repetisi

Pengunaan kata, frasa, atau klausa yang sama secara berulang-ulang dalam suatu kalimat.
Contoh:
  • Saya bukan budak, bukan budak kontrakan, sekali lagi bukan budak.

d) Majas tautologi

Penegasan dengan cara mengulang sinonim dari sebuah kata
Contoh:
  • Tugas orang tua mengasuh anak, mendidik, dan membesarkannya sampai dewasa.

e) Majas klimaks 

Yaitu majas disusun dengan cara menyebutkan suatu sifat secara berurutan dari mulai yang terendah, sedang hingga yang tertinggi.
Contoh:
  • Dari kecil, kanak-kanak, remaja, dewasa, bahkan sampai tua sifat keras kepalamu tidak berubah.

f) Majas antiklimaks

yaitu majas yang disusun dengan cara menyebutkan urutan yang teratas hingga terbawah.
Contoh:
  • Jangankan sejuta, seribu, seratus, sepuluh rupiah, bahkan satu rupiah, ayahmu baru tak punya uang sesenpun.

g) Majas retoris

Yaitu penggunaan kalimat tanya yang sama sekali tidak memerlukan jawaban.Jawaban dari pertanyaan tersebut sebenarnya telah ada atau tersirat pada konteks atau situasi yang ada. Majas jenis ini biasanya dipakai oleh orator dalam berorasi.

Contoh:
  • Mengapa kamu berbuat sebodoh itu?
  • Tidakkah kita sadar?

h) Majas koreksio

yaitu majas yang berbentuk ralatan atau pembetulan bagian yang sebenarnya sengaja dibuat salah.Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian pendengar atau pembaca.
Contoh:
  • Gadis itu teman karibku, ah bukan, istriku.

i) Majas asidenton

adalah majas yang menyebutkan beberapa hal berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh:
  • Bagiku seminar itu lebih dari sekedar datang, duduk, mendengarkan untuk mendapat amplop transpot.

j) Majas polisendenton

adalah majas yang menghubungkan beberapa hal secara berturut-turut dengan menggunakan beberapa kata penghubung.
Contoh:
  • Mula-mula dia datang, kemudian duduk, lalu bercerita, dan menangis tersedu-sedu.
Akhirnya selesai juga, cukup banyak bukan macam-macam majas yang dikenal dalam bahasa Indonesia?. Selamat belajar
Rujukan: > BSE Bahasa Indonesia Kelas 10 Suratno & Wahono > Wikipedia Bahasa Indonesi >dll.

Sumber https://www.abimuda.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel