Aceh Terapkan Tutup Toko 10 Menit Sebelum Azan, Netizen Pada Kepanasan


Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh saat ini sedang menyiapkan peraturan baru tentang kewajiban menghentikan berbagai aktivitas jual beli sebelum azan berkumandang. Setiap toko akan diharuskan menutup usahanya sejak 10 menit sebelum azan hingga proses pelaksanaan shalat selesai.

Hal itu disampaikan Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal saat memberikan sambutannya pada acara penutupan Pameran dan Kontes Batu Cincin Nasional yang dilaksanakan Gabungan Pencinta Batu Aceh (GaPBA) di Lantai III Pasar Atjeh, Banda Aceh, Rabu (11/3/2015) dini hari. Dan akan diterapkan dalam waktu dekat.

Seluruh rakyat Aceh menyambutnya dengan gembira. Tanah mulia bergelar Serambi Mekkah dan Tanoh Rencong ini semakin hari semakin diberkati. Itu terbukti dengan perekonomian rakyat Aceh yang semakin membaik. Salah satu manivestasi dari keberkatan itu dengan keluarnya rezeki alam berupa giok dan batu mulia. Ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena semangatnya rakyat Aceh dalam menjunjung tinggi Syariat Islam. Karen sudah jadi janji rabbi, sebagaimana Firman-Nya.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi," (Qs Al-A'raf 7:96)
Tidak hanya Aceh, sebelumnya setelah 3 bulan menerapkan Syariat Islam Brunei menemukan ladang Gas untuk 70 tahun. Siapa yang tidak kenal Brunei dengan kekayaan dan kemakmuran rakyatnya dan kini mereka semakin membuat kita iri saja dengan penerapan Syariat Islam yang kaaffah. Dan itu belum seberapa dibandingkan kemakmuran dan kekayaan atas berkah yang Allah berikan kepada negri Jazirah Arab yang sudah lebih senior menerapkan Syariat Islam.

Tetapi tidak demikin dengan warga diluar Aceh. Saya melihat pada sebuah status dari fan page koran berita. Terlihat wajah-wajah pendengki dan pembenci. Segala argumen dan komentar mereka hanturkan untuk memusuhi penerapan syariat.

Contohnya seperti komentarnya Duo Smandel,
klu kyak gtunya dibuat pemerintahan Aceh, mka akan membuat perekonomian Aceh smkin mburuk.
emg hnya warga muslim aja yg tinggal di Aceh?
Ingat ni negara Indonesia tdiri dari agama Kristen Protestan, Kristen Khatolik, Budha, Konghucu, Hindu, Islam.
jdi tolong bget ya jgn terlalu panatik.
munafik klian, maaf cakap ya di Medan bertabur tu org aceh jdi bandar narkoba bhkan jdi pelacur.
jdi nya sok munafik ya.
mendingan bsatu klian benahi tu aceh dan tingkatkan kesejahteraan rakyatnya.mls melawan org gk berpendidikan.
Mungkin saja Duo Smandel ini tidak mengetahui keberkatan negri Aceh yang baru-baru ini hangat diperbincangkan dengan batu mulianya. Sehingga ia pesimis akan perekonomian Aceh. Sebenarnya wujud kekhawatiran juga muncul dari komentarnya dengan mempertanyakan bagaimana dengan pemeluk agama lain. Tak perlu dipungkiri, anda bisa langsung datang ke Aceh dan tanyakan kepada para non-muslim disana. Mereka malah senang dan tenang dibawah syariat Islam. Silahkan baca Pengakuan Non-Muslim di Aceh.

Soal warga Aceh yang berulah di luar tanah mulia ini. Sepertinya harus dijelaskan yang mana sistem dan yang mana oknum. Sepertinya Duo Smandel ini kebingungan dengan dua istilah ini, sehingga mudah saja iya mengaitkan pelaku oknum dengan penerapan Syariat Islam. Seharusnya yang harus dipertanyakan itu negrinya, kenapa mau menampung oknum-oknum busuk seperti itu. Dan juga dengan keluarnya oknum busuk dari Aceh akan membuat Aceh lebih suci dari maksiat.

Susy Susanti berkomentar,
Terlalu banyak peraturan jdi tambah bodoh., ini indonesia bukan Arab jadi tlong hargai agama lain, ingat negara kita berlandaskan BHINEKA TUNGGAL IKA.. gak sadar apa kalau di Aceh thu ladangnya ganjah, jadi jgan terlalu fanatik
Sudah jadi hal lazim dan kebiasaan setiap berita yang memuat tentang Syariat Islam para haters mengait-ngaitkan dengan kata Ganja dan Munafik, seolah-olah ia tinggal di negri yang begitu sangat religius dan suci. Memang terkadang saat kita meludah kadang lupa jika kita juga yang menjilatinya.

Dan masih banyak komentar-komentar haters yang kepanasan dengan penerapa Syariat Islam di Aceh. Tapi dengan adanya komentar itu saya merasa sadar dan tersanjung karena begitu besar perhatian dari rakyat Indonesia untuk Aceh. Dan setiap komentar itu pada dasarnya mereka belum mengerti.

Walaupun begitu banyak komentar negatif. Tidak kalah juga denga komentar-komentar positif. Bahkan jika disortis lebih banyak komentar positif penerapan Syariat Islam ini.
Waah jadi pengen tinggal di aceh.. ISLAM BANGEEEET [M Rianda Safriyanto]
100 % saya mendukung,semoga Aceh semakin jaya [Intan Mohammed Al-khairit]
Hidup aceh. Silahkan yang pingin merasakan keislaman yg dalam coba tinggal di aceh [Hory Shet]
Pada akhirnya saya juga ingin berkomentar, 'lanjutkan walau para kafir membenci, walau para musyrik mencaci, walau para munafik memaki. Saksikan tiada tuhan selain Allah!. Hidup Aceh!!' . Semoga kita dan rakyat Aceh selalu dalam keberkatan Allah, Amin. [Zlfn.A]

Sumber http://www.zulfanafdhilla.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel