Biografi Al-Nairizi - Penghitung Arah Ka'bah di Mekah dengan Fungsi Tangen
Friday, August 29, 2014
Abu'l-Abbas al-Fadl bin Hatim al-Nairizi atau dalam Latin dikenal dengan Anaritius, Nazirius, adalah matematikawan Persia dan astronom dari Nayriz, Fars Province, Iran abad ke-9-10.Ia hidup pada masa Khalifah al-Mu'tadid (892-902), menyusun tabel astronomi, dan menulis sebuah buku untuk al-Mu'tadid tentang fenomena atmosfer.
Nayrizi menulis komentar tentang karya Ptolemy dan Euclid. Yang terakhir yang diterjemahkan oleh Gerard of Cremona. Nairizi menggunakan apa yang disebut umbra (versa), setara dengan tangen, sebagai garis trigonometri asli (namun sebelumnya hal tersebut sudah diungkapkan oleh ilmuwan persia lainnya yakni al-Marwazi yang merupakan penggagas pertamakali Sin, Cos dan Tan). Nayrizi memberikan bukti teorema Pythagoras menggunakan ubin Pythagoras.
Dia menulis sebuah risalah pada lingkaran astrolabe yang sangat rumit, yang merupakan karya terbaik Persia pada subjek. Hal ini dibagi menjadi empat buku yakni:
1. Sejarah dan pengantar kritis.
2. Deskripsi bola astrolabe; keunggulannya atas pesawat astrolab dan semua instrumen astronomi lainnya.
3. Aplikasi.
4. Aplikasi.
Hidup pada masa Khalifah al-Mu'tadid
Al-Nayrizi telah bekerja di pemerintahan al-Mu'tadid selama sepuluh tahun, ia menulis beberap karya untuk khalifah tentang fenomena meteorologi dan instrumen untuk mengukur jarak ke obyek. Namun pada tahun 902 al-Mu'tadid diracun oleh musuh politiknya sehingga Putra al Al-Mu'tadid, Al-Muktafi menggantikan posisi ayahnya untuk menjadi dan berkuasa antara tahun 902-908. Akhirnya al-Nayrizi terus bekerja di Baghdad untuk khalifah baru sejak dukungan yang sama bagi para intelektual di Baghdad.
The Fihrist (Index) adalah sebuah karya yang disusun oleh penjual buku Ibnu an-Nadim di tahun 988. Ini memberikan laporan lengkap dari sastra bahasa Arab abad ke-10 dan secara khusus menyebutkan bahwa al-Nayrizi sebagai astronom. Delapan hasil kerja dengan nama al-Nayrizi terdaftar dalam Fihrist. Pada abad ke-13sebuah karya kemudian ditulis yang menggambarkan al-Nayrizi baik sebagai astronom maupun sebagai ahli geometri terkemuka.
Karya Al-Nayrizi tentang astronomi termasuk komentar tentang karya Ptolemy's Almagest dan Tetrabiblos, Tidak selamat. Ia paling terkenal karena komentarnya tentang Elemen Euclid yang telah bertahan. Naskah Leiden dimaksud dalam judul yang berisi revisi oleh al-Nayrizi dari terjemahan Arab kedua Elemen Euclid oleh al-Hajjaj.
Terjemahan al-Hajjaj tidak bertahan, dan artikel ini meneliti sejauh mana terjemahan al-Nayrizi berubah, dengan alasan bahwa memang ia membuat perubahan besar. Makalah ini melihat versi naskah yang berbeda yang berisi komentar al-Nayrizi, beberapa dalam bahasa Arab, salah satunya versi Latin.
Dalam berurusan dengan rasio dan proporsi dalam komentarnya pada Element, al-Nayrizi mengadopsi konsep yang diusulkan oleh al-Mahani yang pernah bekerja di Baghdad, mungkin sebelum al-Nayrizi tiba di sana.
Al-Nayrizi menulis sebuah karya tentang cara menghitung arah Ka'bah di Mekah (hal itu penting bagi umat Islam, karena setiap muslim harus menghadap arah (ka'bah sebagai kiblat) itu lima kali setiap hari saat melakukan shalat). Dalam karya ini ia secara efektif menggunakan fungsi tan, meski ia bukan orang pertama yang menggunakan ide-ide trigonometri. (en.wikipedia.org dan berbagai sumber) Sumber https://blogpenemu.blogspot.com/
Nayrizi menulis komentar tentang karya Ptolemy dan Euclid. Yang terakhir yang diterjemahkan oleh Gerard of Cremona. Nairizi menggunakan apa yang disebut umbra (versa), setara dengan tangen, sebagai garis trigonometri asli (namun sebelumnya hal tersebut sudah diungkapkan oleh ilmuwan persia lainnya yakni al-Marwazi yang merupakan penggagas pertamakali Sin, Cos dan Tan). Nayrizi memberikan bukti teorema Pythagoras menggunakan ubin Pythagoras.
Dia menulis sebuah risalah pada lingkaran astrolabe yang sangat rumit, yang merupakan karya terbaik Persia pada subjek. Hal ini dibagi menjadi empat buku yakni:
1. Sejarah dan pengantar kritis.
2. Deskripsi bola astrolabe; keunggulannya atas pesawat astrolab dan semua instrumen astronomi lainnya.
3. Aplikasi.
4. Aplikasi.
Hidup pada masa Khalifah al-Mu'tadid
Al-Nayrizi telah bekerja di pemerintahan al-Mu'tadid selama sepuluh tahun, ia menulis beberap karya untuk khalifah tentang fenomena meteorologi dan instrumen untuk mengukur jarak ke obyek. Namun pada tahun 902 al-Mu'tadid diracun oleh musuh politiknya sehingga Putra al Al-Mu'tadid, Al-Muktafi menggantikan posisi ayahnya untuk menjadi dan berkuasa antara tahun 902-908. Akhirnya al-Nayrizi terus bekerja di Baghdad untuk khalifah baru sejak dukungan yang sama bagi para intelektual di Baghdad.
The Fihrist (Index) adalah sebuah karya yang disusun oleh penjual buku Ibnu an-Nadim di tahun 988. Ini memberikan laporan lengkap dari sastra bahasa Arab abad ke-10 dan secara khusus menyebutkan bahwa al-Nayrizi sebagai astronom. Delapan hasil kerja dengan nama al-Nayrizi terdaftar dalam Fihrist. Pada abad ke-13sebuah karya kemudian ditulis yang menggambarkan al-Nayrizi baik sebagai astronom maupun sebagai ahli geometri terkemuka.
Karya Al-Nayrizi tentang astronomi termasuk komentar tentang karya Ptolemy's Almagest dan Tetrabiblos, Tidak selamat. Ia paling terkenal karena komentarnya tentang Elemen Euclid yang telah bertahan. Naskah Leiden dimaksud dalam judul yang berisi revisi oleh al-Nayrizi dari terjemahan Arab kedua Elemen Euclid oleh al-Hajjaj.
Terjemahan al-Hajjaj tidak bertahan, dan artikel ini meneliti sejauh mana terjemahan al-Nayrizi berubah, dengan alasan bahwa memang ia membuat perubahan besar. Makalah ini melihat versi naskah yang berbeda yang berisi komentar al-Nayrizi, beberapa dalam bahasa Arab, salah satunya versi Latin.
Dalam berurusan dengan rasio dan proporsi dalam komentarnya pada Element, al-Nayrizi mengadopsi konsep yang diusulkan oleh al-Mahani yang pernah bekerja di Baghdad, mungkin sebelum al-Nayrizi tiba di sana.
Al-Nayrizi menulis sebuah karya tentang cara menghitung arah Ka'bah di Mekah (hal itu penting bagi umat Islam, karena setiap muslim harus menghadap arah (ka'bah sebagai kiblat) itu lima kali setiap hari saat melakukan shalat). Dalam karya ini ia secara efektif menggunakan fungsi tan, meski ia bukan orang pertama yang menggunakan ide-ide trigonometri. (en.wikipedia.org dan berbagai sumber) Sumber https://blogpenemu.blogspot.com/