Biologi Lingkungan Penanganan Limbah Cair
Saturday, November 2, 2019
Guys kamu tentu sering melihat sungai atau selokan yang kotor kan di kota kamu. Salah satu penyebab sungai kotor adalah karena limbah cair. Lalu bagaimana penanganan limbah cair yang benar dan tidak merusak lingkungan itu?. Limbah cair dapat ditangani dengan cara menyediakan atau membangun sarana dan prasarana untuk penanganan limbah, monitoring, dan evaluasi. Limbah cair dapat dibedakan menjadi limbah cair domestik dan limbah cair industri.
B. Penanganan limbah cair domestik
Limbah cair domestik ada yang tidak berbahaya dan ada yang berbahaya. Limbah yang tidak berbahaya misalnya adalah air cucian beras, sayur, atau daging. Limbah ini dapat digunakan untuk menyiram tanaman. Sementara limbah yang berbahaya bagi lingkungan adalah tinja manusia. Untuk menangani limbah berupa tinja manusia, dapat dilakukan beberapa cara berikut ini.
1.) Pembuatan cubluk
Cubluk adalah lubang yang diberi dinding tidak kedap air di bagian atasnya, serta diberi tutup. Limbah dari jamban langsung dialirkan ke cubluk. Jika satu cubluk sudah penuh, limbah dialirkan ke cubluk lainnya. Cubluk sebaiknya dibuat dengan jarak 15 m dari galian sumur agar limbah dari cubluk tidak mencemari sumur.
2.) Pembuatan tangki septik konvensional
Tangki septik konvensional berupa bak kedap air yang dilengkapi dengan pipa ventilasi dan lubang kontrol. Limbah cair disimpan selama 1 hari di dalam tangki septik, kemudian dialirkan ke dalam sumur resapan. Partikel padatan dalam limbah akan mengendap dan membentuk lumpur tinja. Di atas tangki septik, diberi lubang pemeriksaan yang berfungsi sebagai lubang penyedot tinja.
3.) Pembuatan tangki biofilter (up-flow-filter)
Sistem ini terdiri atas bak pengendap, ruang media filter, dan ruang resapan.
a. Bak pengendap berfungsi mengendapkan partikel padat menjadi lumpur tinja. Air luapan yang berasal dari bak pengendap dialirkan ke ruang media filter.
b. Ruang media filter berisi media filter yang terdiri atas pecahan batu, batu apung, ijuk, dan kerikil. Pada permukaan media filter, tumbuh lapisan tipis mikroorganisme berupa bakteri anaerob yang akan menguraikan bahan organik dalam limbah cair. Air luapan dari ruang media filter dialirkan ke ruang resapan.
c. Ruang resapan berisi kerikil, pasir, dan ijuk.
4.) Pembuatan Instalasi Pengolahan Limbah Cair Domestik (IPLCD)
Instalasi pengolahan limbah cair domestik biasanya dibangun untuk perkantoran, restoran, hotel, dan rumah sakit. Pengolahan limbah cair pada instalasi tersebut terdiri atas 3 proses, yaitu proses fisika, kimia, dan biologi. Urutan dalam proses pengolahan ini adalah sebagai berikut.
a. Pengolahan pendahuluan merupakan proses penyaringan benda-benda kasar yang terbawa dalam limbah cair, mencampur limbah dalam bak ekualisasi, dan mengatur agar aliran limbah yang menuju ke bak aerasi selalu tetap (tidak berfluktuasi).
b. Pengolahan pertama merupakan proses untuk mengendapkan pasir dan partikel padatan lainnya.
c. Pengolahan kedua merupakan proses secara biologis untuk mengurangi bahan organik, pengendapan partikel padatan kedua, serta disinfeksi (membunuh mikroba patogen).
Pada limbah rumah sakit, diperlukan proses disinfeksi dengan dosis khusus.
d. Pengolahan ketiga merupakan pengolahan lumpur. Caranya adalah dengan mengumpulkan lumpur dan mengurangi kadar air (pemekatan lumpur), menstabilkan, dan mengeringkan lumpur.
Limbah cair merusak lingkungan |
B. Penanganan limbah cair industri
Limbah cair industri dapat ditangani dengan sistem setempat dan sistem terpusat.
1.) Penanganan sistem setempat
Pada sistem setempat, industri membuat instalasi pengolahan limbah sendiri. Limbah yang dihasillkan diupayakan sesedikit mungkin dan dapat dimanfaatkan kembali.
2.) Penanganan sistem terpusat
Sistem terpusat dikembangkan di daerah kawasan industri yang menghasilkan berbagai jenis limbah yang berbeda. Oleh karena itu, setiap industri harus mengolah limbahnya terlebih dahulu hingga efluen limbah memenuhi syarat tertentu sebelum masuk ke jaringan air kotor dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Efluen adalah air buangan atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan biological oxygen demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas, dan insektisida
Sumber https://geograph88.blogspot.com/