Pengalaman Berobat ke dr. Paulus Andrian Samas Bantul
Saturday, October 26, 2019
Hmm..cerita ini sudah lama sekali tapi belum sempat saya tuliskan di blog saya. Jadi gini dulu beberapa tahun lalu saya itu sakit pencernaan. Hal ini yang membuat saya resign dan istirahat dulu di kampung halaman Jogja. Gangguan pencernaan yang saya alami membuat perut saya gak enak, kembung dan jalan pun jadi agak hilang keseimbangan. Ini terus terang mengganggu kualitas hidup dan harus segera diobati.
Nah pas di Jogja, saya diantar orang tua berobat ke salah satu dokter senior di daerah Samas Bantul yaitu dr. Paulus Andrian. Jaraknya gak terlalu jauh sih dari rumah. Jadi pada suatu hari di sore hari saya pergi ke sana. Tempat praktik berada di pinggir jalan dan ada papan namanya. Pas kami masuk ke dalam pertama kali saya kaget dengan tampilan ruang praktik yang sangat berbeda jauh dari praktik dokter lain. Rumahnya sangat sederhana sekali dan seperti rumah jawa biasa saja.
Dalam hati saya underestimate ini praktik dokter tapi ya sudahlah niatnya buat berobat. Di ruang tunggu ada beberapa pasien yang antri dan saya lihat tiap pasien masuk ruang dokter Paulus pasti lama keluarnya. Setelah beberapa waktu sekitar 1 jam akhirnya saya masuk.
Pertama bertemu dokternya terlihat sudah sepuh sekali lalu saya ditanya apa keluhannya. Ya saya jawab saya jalan gak seimbang dan pencernaan gak enak. Lalu saya disuruh jalan ke bangsal untuk dicek biasa yaitu mata, mulut dan jantung.
Saya lalu bertanya, 'dok apakah ada gangguan pada syaraf saya sehingga jalan saya kok ga seimbang ya?'. Dokter sepuh itu menjawab mudah,'kalau ada gangguan syaraf itu sudah ketahuan pas kamu jalan ke temapt tidur juga, lha ini gak ada apa-apa normal aja'. Mendengar pernyataan tersebut saya langsung diam lalu duduk di depan dokter.
Ada yang berbeda dengan dokter ini yaitu pada saat konsultasi seperti psikolog, beda dengan dokter lain yang periksa dikit lalu kasih obat banyak. Nah dokter ini gak gitu justru saya diceramahin lama, makanya tadi pasien-pasien sebelumnya juga lama keluarnya, pantesan.
Lalu dokter tersebut mulai memberikan kuliahnya. 'pertama yang namanya pencernaan itu dikontrol asam lambung, jadi kalau kamu stress asam lambung otomatis naik'. Saya hanya berkata iya-iya saja. Terus beliau juga mensugesti agar saya jangan terlalu banyak makan obat, perbaiki kondisi psikologis. Manusia itu pada dasarnya udah punya sistem pertahanan dan pengobatan sendiri. Rasa takut, emosi marah, khawatir dan lainnya lah yang menurunkan kemampuan itu.
Singkat cerita akhirnya setelah panjang lebar diceramahi saya hanya diberi dua obat saja. Vitamin B dan antibiotik. Udah gitu aja, ternyata di balik ruang praktik yang sangat sederhana dokter ini punya segudang ilmu yang luar biasa sehingga ia selalu menanamkan nilai-nilai religius kepada pasiennya agar sembuh. Bahkan ia paham soal manfaat puasa bagi pencernaan dan sebagainya.
Akhirnya saya pulang dan di perjalanan mikir-mikir, ini dimana letak pola hidup yang salah sehingga memicu penyakit. Akhirnya lambat laun saya bisa mengatasi masalah pencernaan tersebut dan jalan saya tidak goyang lagi. Pesan dokter Paulus yang paling penting adalah jangan lupa bahagia agar hidup sehat. Jadi jangan dibalik hidup sehat buat bahagia, salah ternyata. Ya..itulah sedikit cerita saya berkunjung ke dr. Paulus di Samas. Pantesan dokter ini sudah berumur juga masih sehat dan berbagi ilmunya ke pasien. Semoga dokter lain juga bisa meniru dan bukan hanya duduk periksa dikit lalu beri obatnya yang banyak, ilmunya gak di kasih. Sumber https://geograph88.blogspot.com/
Nah pas di Jogja, saya diantar orang tua berobat ke salah satu dokter senior di daerah Samas Bantul yaitu dr. Paulus Andrian. Jaraknya gak terlalu jauh sih dari rumah. Jadi pada suatu hari di sore hari saya pergi ke sana. Tempat praktik berada di pinggir jalan dan ada papan namanya. Pas kami masuk ke dalam pertama kali saya kaget dengan tampilan ruang praktik yang sangat berbeda jauh dari praktik dokter lain. Rumahnya sangat sederhana sekali dan seperti rumah jawa biasa saja.
Dalam hati saya underestimate ini praktik dokter tapi ya sudahlah niatnya buat berobat. Di ruang tunggu ada beberapa pasien yang antri dan saya lihat tiap pasien masuk ruang dokter Paulus pasti lama keluarnya. Setelah beberapa waktu sekitar 1 jam akhirnya saya masuk.
Tempat praktik dokter |
Saya lalu bertanya, 'dok apakah ada gangguan pada syaraf saya sehingga jalan saya kok ga seimbang ya?'. Dokter sepuh itu menjawab mudah,'kalau ada gangguan syaraf itu sudah ketahuan pas kamu jalan ke temapt tidur juga, lha ini gak ada apa-apa normal aja'. Mendengar pernyataan tersebut saya langsung diam lalu duduk di depan dokter.
Ada yang berbeda dengan dokter ini yaitu pada saat konsultasi seperti psikolog, beda dengan dokter lain yang periksa dikit lalu kasih obat banyak. Nah dokter ini gak gitu justru saya diceramahin lama, makanya tadi pasien-pasien sebelumnya juga lama keluarnya, pantesan.
Lalu dokter tersebut mulai memberikan kuliahnya. 'pertama yang namanya pencernaan itu dikontrol asam lambung, jadi kalau kamu stress asam lambung otomatis naik'. Saya hanya berkata iya-iya saja. Terus beliau juga mensugesti agar saya jangan terlalu banyak makan obat, perbaiki kondisi psikologis. Manusia itu pada dasarnya udah punya sistem pertahanan dan pengobatan sendiri. Rasa takut, emosi marah, khawatir dan lainnya lah yang menurunkan kemampuan itu.
Singkat cerita akhirnya setelah panjang lebar diceramahi saya hanya diberi dua obat saja. Vitamin B dan antibiotik. Udah gitu aja, ternyata di balik ruang praktik yang sangat sederhana dokter ini punya segudang ilmu yang luar biasa sehingga ia selalu menanamkan nilai-nilai religius kepada pasiennya agar sembuh. Bahkan ia paham soal manfaat puasa bagi pencernaan dan sebagainya.
Akhirnya saya pulang dan di perjalanan mikir-mikir, ini dimana letak pola hidup yang salah sehingga memicu penyakit. Akhirnya lambat laun saya bisa mengatasi masalah pencernaan tersebut dan jalan saya tidak goyang lagi. Pesan dokter Paulus yang paling penting adalah jangan lupa bahagia agar hidup sehat. Jadi jangan dibalik hidup sehat buat bahagia, salah ternyata. Ya..itulah sedikit cerita saya berkunjung ke dr. Paulus di Samas. Pantesan dokter ini sudah berumur juga masih sehat dan berbagi ilmunya ke pasien. Semoga dokter lain juga bisa meniru dan bukan hanya duduk periksa dikit lalu beri obatnya yang banyak, ilmunya gak di kasih. Sumber https://geograph88.blogspot.com/