Pengalaman Menggunakan Google Maps, Tersesat di di Kota Cimahi

Bagi generasi milenial yang hidup di jaman sekarang, siap sih yang tidak mengenal google maps. Google maps adalah layanan pemetaan berbasis web yang dikembangkan oleh google. Layanan ini memberikan citra satelit, peta jalan, panorama 360°, kondisi lalulintas dan perencanaan rute untuk bepergian berjalan kaki, mobil, sepeda atau angkutan umum (Wikipedia).

Mau pergi ke kota lain atau ke luar kota tapi tak tahu jalan sekarang tidak perlu khawatir untuk tersesat. Dengan google maps semua akan teratasi. Namun meskipun demikian, sebagai sebuah aplikasi google maps tentu saja ada kekurangannya. Banyak orang yang membagikan pengalaman yang kurang mengenakan menggunakan google maps. Ada yang tersesat di hutan, masuk jalanan desa yang kecil yang penuh tanjakan dan turunan, masuk jalan buntu dan lain-lain.

Admin sendiri adalah pengguna setia google maps beberapa tahun terakhir ini. Secara umum admin merasa sangat terbantu dan puas atas layanan dari google maps. Beberapa kali bepergian ke tempat tujuan yang belum tahu jalannya, dengan bantuan google maps dapat sampai dengan selamat. 

Ada beberapa perjalanan yang cukup mendebarkan berkaitan dengan penggunaan google maps sebagai pemandu perjalanan. 

Pertama ketika bepergian ke kota Purwokerto. Perjalanan dimulai dari kota Ciamis Jawa Barat. Tidak ada yang luar biasa dalam perjalanan dari kota Ciamis sampai kota Kecamatan Karang Pucung. Jalan yang dilalui adalah jalan nasional yang kondisinya relatif mulus dan lebar.  Memasuki Kecamatan Lumbir, google maps merekomendasikan jalan alternatif belok kiri sebelum kota Kecamatan Lumbir.
Kondisi jalan yang direkomendasikan google kondisinya beraspal mulus, namun jalanan kondisinya sempit, berkelok-kelok serta banyak tanjakan serta turunan yang cukup mendebarkan untuk dilewati. Mobil tidak bisa dipacu dengan cepat (30-50 km/jam) karena kondisi jalan yang sempit dan berkelok. Jika ada kendaraan dari arah berlawanan, kendaraan harus dilambatkan karena jika tidak, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Panjang jalan alteratif yang kondisinya seperti itu ada sekitar 20 km atau lebih sampai di Kecamatan Ajibarang. Di Ajibarang, jalan bergabung dengan jalan propinsi yang berasal dari jalur utara (Brebers, Tegal). Dari Ajibarang sampai Purwokerto, jalanan cukup lebar namun lalulintas sangat padat karena jalan tersebut merupakan jalan propinsi.

Pengalaman kedua ketika perjalanan menuju Upi Bandung. Berhubung ada keperluan untuk menjenguk saudara di Cimahi, maka perjalanan harus mampir dulu di Kota Cimahi. Dari Ciamis sampai pintu tol Pasteur dilalui tanpa menggunakan google maps karena sudah terbiasa. Google maps mulai dipakai ketika akan keluar dari pintu tol Pasteur. Yang bertugas membaca google maps adalah istri saya.

Awalnya perjalanan lancar sampai kota Cimahi. Namun di kota Cimahi, kami tersesat. Kemungkinannya adalah kesalahan dalam menentukan titik belok. Seperti diketahu, beberapa meter sebelum belok, pemandu di google maps sudah memberi tahu bahwa sekian meter di depan kendaraan harus belok. Yang jadi masalah,  jika terdapat dua belokan yang berdekatan, maka pengemudi akan bingung . Disini peran navigatorlah yang harus jeli, karena sebenarnya di maps jalanan yang harus dilalui  sudah diberi warna. 

Akhirnya karena kesalahan tersebut, kami diajak untuk berputar-putar di kota Cimahi. Sempat juga berjalan melawan arus jalan satu arah. Beruntung tidak ada polisi sehingga terbebas dari tilang. Setelah beberap saat berputar-putar, akhirnya sampai juga di tempat tujuan.

Dari pengalaman yang admin alami, ada beberapa tips yang harus diperhatikan agar tidak tersesat disaat menggunakan google maps.
  1. Jika mobil tidak dilengkapi GPS, direkomendasikan untuk menempatkan smarphone di tempat yang bisa dilihat sopir agar sopir bisa melihat rute secara jelas tidak bergantung kepada orang lain.
  2. Jauh-jauh hari sebelum perjalanan dilakukan, coba buka google maps  untuk melihat jalan yang akan dilewati. Jika ada jalan alternatif yang meragukan, lakukan penelusuran kondisi jalan secara tiga dimensi untuk melihat kelayakan jalan yang akan dilalui. Kalau kondisinya kurang memungkinkan, jangan ambil jalan tersebut.
  3. Lebih baik gunakan saja jalur normal untuk perjalanan luar kota di malam hari, kecuali sudah yakin akan kondisi jalan yang dilalui.
  4. Jika smartphone tidak diletakan di kendaraan dan tidak bisa dilihat sopir, percayakan pembacaan maps kepada seseorang yang terbiasa membaca peta karena jika tidak, peluang tersesat terutama di kota yang jalanannya banyak persimpangan akan semakin besar.

Sumber https://selalusiapbelajar.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel