Kota Saranjana di Kalimantan, Penghuninya Cantik-Cantik.
Wednesday, May 29, 2019
Kota Saranjana kembali menjadi buah bibir dan ramai diperbincangkan netizen. Kota ini disebut-sebut sebagai sebuah kota gaib dan misterius yang terletak di wilayah Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Bagi masyarakat setempat, nama Saranjana mungkin sudah melegenda sejak puluhan tahun lalu. Namun bagi orang yang tinggal jauh dari Kalimantan, nama Saranjana masih cukup asing.
Warga setempat meyakini jika kota tersebut adalah sebuah kota gaib yang maju. Secara nyata, Saranjana diyakini berada di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kotabaru.
Beberapa orang menyebutkan, di kota tersebut banyak terdapat gedung tinggi, mobil, warung, serta penghuni yang terdiri dari pria dan wanita.
Cerita yang beredar menyebutkan, penduduk Saranjana lebih cantik, tampan dan juga gagah.
Namun, itu semua hanyalah gaib, karena Saranjana yang sebenarnya adalah sebuah bukit yang ditumbuhi pepohonan, yang langsung bersebelahan dengan laut.
Saat ini, nama kota Saranjana tak ada dalam peta. Namun di tahun 1845, seorang naturalis asal Jerman, Salomon Muller, membuat peta berjudul "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" (peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo), yang mengambarkan sebuah wilayah bernama Tandjong (hoek) Serandjana.
Tanjung ini terletak di sebelah selatan Pulau Laut, berbatasan dengan wilayah Pulau Kerumputan dan Pulau Kidjang.
Sumber lain yang menjelaskan tentang Saranjana adalah Pieter Johannes Veth, dalam "Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten", halaman 252.
Kamus ini diterbitkan di Amsterdam oleh P.N. van Kampen, tahun 1869, yang menyebutkan bahwa Saranjana adalah tanjung di sisi selatan Pulau Laut, di tenggara Kalimantan.
Saranjana terkenal karena keangkerannya. Orang-orang yang tiba-tiba menghilang di sekitar pulau tersebut dipercayai pergi ke kota itu.
Cerita gaib selalu menarik untuk disimak, entah benar atau tidak, sisi mistis, misteri yang belum terungkap memancing orang untuk mengetahui, termasuk cerita tentang Kota Gaib Saranjana.
Saranjana disebut-sebut sebagai kota gaib yang secara administratif (di dunia nyata) masuk Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Namun, letak pastinya hingga kini tidak diketahui selain letaknya ada di Pulau Halimun yang sering dikenal Pulau Laut, dimana ibu kota Kabupaten Kotabaru bertempat.
Cerita tentang Saranjana ini melegenda, karena ada beberapa hal ghaib yang beredar dari mulut ke mulut tentang Kota Saranjana dan makhluk tak kasat mata penghuninya.
Saranjana konon adalah kerajaan atau kota besar alam gaib, letaknya di bagian selatan Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru.
Banyak warga lokal dan luar daerah yang mempercayainya, tidak sedikit yang mengaku pernah masuk ke kotanya namun pembuktian secara ilmiah memang belum ada, hanya cerita dari mulut ke mulut.
Berikut ini kisah-kisah misterius tentang Kota Saranjana yang sudah beredar luas:
1. Alat Berat Tak Ada Pemiliknya
Ini mungkin kisah yang paling sering didengar dan beredar di kalangan masyarakat tentang Saranjana.
Disebutkan pada 1980-an, ada pemerintah setempat dikagetkan oleh kedatangan sejumlah alat berat pesanan dari Jakarta.
Semua alat berat dengan nilai sangat mahal itu dipesan seseorang dengan alamat Kota Saranjana dan telah dibayar lunas.
Padahal, Kota Saranjana di alam nyata secara administratif tidak ada di Kabupaten Kotabaru.
Cerita ini melegenda dari mulut ke mulut hingga sekarang.
2. Dihuni makhluk Astral
Konon, Kota Saranjana dihuni makhluk astral atau tak kasat mata, berupa jin muslim namun ada pula yang mengatakan, Kota Saranjana dihuni manusia namun yang telah menggaib.
Kabar yang beredar dari mereka yang pernah masuk ke kota itu, kotanya sangat maju dengan jalan raya yang lebar, gedung perumahan yang megah dengan pagar rumah tinggi.
Sistem pemerintahannya kerajaaan, mayoritas penduduknya beragama Islam.
3. Buah raksasa
Ada keanehan dari kota ini, dari carita yang beredar buah-buah di sana besarnya berkali lipat dari di alam nyata.
Jenis buahnya sama dengan di alam manusia, tapi ukurannya yang raksasa namun, jika buah itu dibawa ke alam nyata, ukurannya berubah menjadi ukuran normal.
4. Penduduknya cantik dan gagah
Kabarnya, penduduk Kota Saranjana secara fisik sama dengan manusia, namun mereka semua secara fisik lebih cantik untuk perempuan dan prianya gagah.
Mereka juga semua ramah-ramah dan bahasa yang digunakan untuk percakapan adalah Bahasa Banjar.
Katanya, jika manusia masuk ke Kota Saranjana tidak ingin pulang lagi ke alam nyata karena takjub dengan kotanya.
5. Terdengar suara di malam hari
Pada malam hari, di sekitar Gunung Saranjana, bila memang ditakdirkan bisa mendengar suara-suara dari Kota Saranjana.
Bisa terdengar suara alunan musik, atau kendaran yang lalu lalang.
Bahkan ada cerita mobil-mobil mewah pesanan warga Saranjanadari Surabaya, tapi tidak tahu asal pemilik atau pemesannya.
Begitu pula kisah lain tentang kapal ferry yang mengangkut banyak penumpang dari Tanjung Serdang Kotabaru, namun begitu merapat ke Pelabuhan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, mendadak sepi.
Katanya disebut-sebut sebagai orang-orang dari Kota Saranjana.
Walalhualam, kisah dari mulut ke mulut ini merupakan mitos yang berkembang di masayrakat, namun belum bisa dibuktikan.
Namun, mau tidak mau, percaya atau tidak di dunia ini selalu ada hal-hal yang ghaib.
6. Pengalaman konser Ada Band
Grup musik sekelas Ada Band juga pernah mengalami pengalaman yang bikin merinding, manggung di sebuah daerah terpencil di Kotabaru.
Diyakini jika itu adalah Saranjana.
Seperti dikutip dari salah satu majalah online, kejadian bikin merinding itu terjadi di tahun 2005.
Tiket yang terjual sekitar 7.000 hingga 8.000.
Namun saat konser berlangsung, jumlah penontonnya justru mencapai 14.000.
Bila lazimnya penonton konser ramai dan terkadang berteriak antusias, tetapi mereka justru diam, dingin dan aneh.
Lalu di tengah-tengah konser, panitia meminta agar para penonton bergeser ke sisi kiri.
Padahal, awak band justru melihat kalau di sisi kiri sudah dipenuhi orang-orang.
Keanehan tak sampai di situ.
Saat konser selesai, para penonton meninggalkan venue dengan begitu cepat, padahal akses ke luar hanya ada satu.
Meskipun janggal, tetapi Ada Band bisa menjalani konser itu dengan baik.