Contoh Teks Negosiasi beserta Strukturnya
Tuesday, May 14, 2019
Di postingan ini saya akan berikan contoh teks negosiasi konflik dan teks negosiasi kerjasama. Silahkan dipelajari dengan baik dan jangan lupa like blognya. Negosiasi adalah salah satu kemampuan komunikasi yang sangat penting di era global saat ini jadi kamu wajib menguasai teknik penyampaiannya. Banyak orang gagal deal karena proses negosiasi yang kurang baik sehingga tidak terjadi kesepakatan.
1. Teks Negosiasi Pemecahan Konflik
a. Pembukaan
Para siswa heboh karena mendengar pengumuman bahwa uang iuran PHBN (Perayaan Hari Besar Nasional) sebesar Rp100.000,00 per siswa. Salah seorang siswa, Dimas, memberanikan diri untuk menghadap waka kesiswaan perihal siswa yang tidak setuju dengan nominal iuran PHBN tersebut.
Wakil siswa : “Selamat pagi, Pak!”
Waka kesiswaan : “Selamat pagi, silakan duduk!”
Wakil siswa : “Terima kasih, Pak.”
Waka kesiswaan : “Ada apa ini? Sepertinya ada hal yang penting?”
Wakil siswa : “Iya, Pak. Ini mengenai iuran PHBN.”
b. Penyampaian Materi
Waka kesiswaan : “Ada apa dengan iuran PHBN?”
Wakil siswa : “Kami merasa keberatan Pak dengan iuran sebesar Rp100.000,00. Kami ingin meminta keringanan biaya, Pak.”
Waka kesiswaan : ”Begini Dimas, dari pihak guru, kepala sekolah, dan jajarannya sudah merapatkan hal ini. Jadi, sepertinya tidak mungkin untuk diturunkan.”
c. Tawar Menawar dan Penyelesaian Masalah
Wakil siswa : “Apa benar-benar tidak bisa turun, Pak? Kasihan teman-teman yang mempunyai adik yang berada di bangku SMP dan SD. Orang tua mereka harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya saat PHBN. Kami harap iuran dapat diturunkan menjadi Rp60.000,00.”
Waka kesiswaan : “Kalau Rp60.000,00 kurang, Dimas. Dalam PHBN nanti, kita membutuhkan dana sekitar Rp80.000.000,00. Dari sekolah dan guru sudah terkumpul uang sebesar Rp21.000.000,00 maka dengan 679 siswa akan didapat Rp67.900.000,00. Jika iuran Rp60.000,00 nanti hanya didapat Rp40.740.000,00. Itu kurang sekali dari kebutuhan sekolah kita.”
Wakil siswa : “Mohon diturunkan, Pak. Kami akan membantu dalam pembuatan maskot, persiapan-persiapan, dan lain-lain yang penting iurannya bisa turun.”
Waka kesiswaan : “Baiklah, saya akan mengusulkan Rp75.000,00, tapi kamu harus mengoordinasikan teman-teman untuk membantu persiapan–persiapan sekolah."
d. Penutup
Wakil siswa : “Baik Pak, akan saya lakukan. Terima kasih, Pak. Selamat pagi.”
Waka kesiswaan : “Ya, sama–sama. Selamat pagi.”
2. Teks Negosiasi Kerjasama
a. Pembukaan
Pihak bank : “Selamat siang, Pak. Silakan duduk!”
Pengusaha : “Selamat siang. Ya, terima kasih.”(Pengusaha lalu duduk)
b. Pengajuan
Pengusaha : “Begini, Bu. Saya mempunyai usaha furnitur. Saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang.”
Pihak bank : “Bisa saya lihat proposalnya”
Pengusaha : “Silakan, Bu!” (Pihak bank membaca dan mempelajari proposal)
c. Penawaran
Pengusaha : “Usaha ini sudah turun-temurun dari kakek saya. Saya berencana memperluas penjualan sampai luar negeri. Karena sudah ada permintaan dari luar negeri.”
Pihak Bank : “Begini, Pak. Untuk proposal ini tidak ada masalah, cuma untuk Rp800.000.000,00 kami dari pihak bank tidak bisa memenuhinya. Pihak bank hanya sanggup memenuhi Rp500.000.000,00 dengan bunga 5%.”
Pengusaha : “Tidak bisa tambah, Bu? Saya yakin usaha ini akan sangat sukses.”
Pihak Bank : “Mungkin jika tambah sedikit bisa.”
Pengusaha : “Jika Rp700.000.000,00 bagaimana, Bu?”
Pihak Bank : “Maaf Pak, kami maksimal hanya mampu menyediakan Rp650.000.000,00.”
d. Persetujuan
Pengusaha : “Baiklah, Bu, Rp650.000.000,00 tidak apa-apa.”
Pihak Bank : “Silakan Pak menunggu sebentar.”(Pengusaha menunggu beberapa menit)
e. Penutup
Pihak Bank : “Ini Pak uangnya Rp650.000.000,00 dengan bunga 5 %. Silakan dihitung.”
Pengusaha : “Iya, Mbak. Terima kasih. Selamat siang.”
Pihak Bank : “Selamat siang.” Sumber https://geograph88.blogspot.com/
1. Teks Negosiasi Pemecahan Konflik
a. Pembukaan
Para siswa heboh karena mendengar pengumuman bahwa uang iuran PHBN (Perayaan Hari Besar Nasional) sebesar Rp100.000,00 per siswa. Salah seorang siswa, Dimas, memberanikan diri untuk menghadap waka kesiswaan perihal siswa yang tidak setuju dengan nominal iuran PHBN tersebut.
Wakil siswa : “Selamat pagi, Pak!”
Waka kesiswaan : “Selamat pagi, silakan duduk!”
Wakil siswa : “Terima kasih, Pak.”
Waka kesiswaan : “Ada apa ini? Sepertinya ada hal yang penting?”
Wakil siswa : “Iya, Pak. Ini mengenai iuran PHBN.”
b. Penyampaian Materi
Waka kesiswaan : “Ada apa dengan iuran PHBN?”
Wakil siswa : “Kami merasa keberatan Pak dengan iuran sebesar Rp100.000,00. Kami ingin meminta keringanan biaya, Pak.”
Waka kesiswaan : ”Begini Dimas, dari pihak guru, kepala sekolah, dan jajarannya sudah merapatkan hal ini. Jadi, sepertinya tidak mungkin untuk diturunkan.”
Contoh teks negosiasi |
Wakil siswa : “Apa benar-benar tidak bisa turun, Pak? Kasihan teman-teman yang mempunyai adik yang berada di bangku SMP dan SD. Orang tua mereka harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya saat PHBN. Kami harap iuran dapat diturunkan menjadi Rp60.000,00.”
Waka kesiswaan : “Kalau Rp60.000,00 kurang, Dimas. Dalam PHBN nanti, kita membutuhkan dana sekitar Rp80.000.000,00. Dari sekolah dan guru sudah terkumpul uang sebesar Rp21.000.000,00 maka dengan 679 siswa akan didapat Rp67.900.000,00. Jika iuran Rp60.000,00 nanti hanya didapat Rp40.740.000,00. Itu kurang sekali dari kebutuhan sekolah kita.”
Wakil siswa : “Mohon diturunkan, Pak. Kami akan membantu dalam pembuatan maskot, persiapan-persiapan, dan lain-lain yang penting iurannya bisa turun.”
Waka kesiswaan : “Baiklah, saya akan mengusulkan Rp75.000,00, tapi kamu harus mengoordinasikan teman-teman untuk membantu persiapan–persiapan sekolah."
d. Penutup
Wakil siswa : “Baik Pak, akan saya lakukan. Terima kasih, Pak. Selamat pagi.”
Waka kesiswaan : “Ya, sama–sama. Selamat pagi.”
2. Teks Negosiasi Kerjasama
a. Pembukaan
Pihak bank : “Selamat siang, Pak. Silakan duduk!”
Pengusaha : “Selamat siang. Ya, terima kasih.”(Pengusaha lalu duduk)
b. Pengajuan
Pengusaha : “Begini, Bu. Saya mempunyai usaha furnitur. Saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang.”
Pihak bank : “Bisa saya lihat proposalnya”
Pengusaha : “Silakan, Bu!” (Pihak bank membaca dan mempelajari proposal)
c. Penawaran
Pengusaha : “Usaha ini sudah turun-temurun dari kakek saya. Saya berencana memperluas penjualan sampai luar negeri. Karena sudah ada permintaan dari luar negeri.”
Pihak Bank : “Begini, Pak. Untuk proposal ini tidak ada masalah, cuma untuk Rp800.000.000,00 kami dari pihak bank tidak bisa memenuhinya. Pihak bank hanya sanggup memenuhi Rp500.000.000,00 dengan bunga 5%.”
Pengusaha : “Tidak bisa tambah, Bu? Saya yakin usaha ini akan sangat sukses.”
Pihak Bank : “Mungkin jika tambah sedikit bisa.”
Pengusaha : “Jika Rp700.000.000,00 bagaimana, Bu?”
Pihak Bank : “Maaf Pak, kami maksimal hanya mampu menyediakan Rp650.000.000,00.”
d. Persetujuan
Pengusaha : “Baiklah, Bu, Rp650.000.000,00 tidak apa-apa.”
Pihak Bank : “Silakan Pak menunggu sebentar.”(Pengusaha menunggu beberapa menit)
e. Penutup
Pihak Bank : “Ini Pak uangnya Rp650.000.000,00 dengan bunga 5 %. Silakan dihitung.”
Pengusaha : “Iya, Mbak. Terima kasih. Selamat siang.”
Pihak Bank : “Selamat siang.” Sumber https://geograph88.blogspot.com/