Kemenag Gelar Workshop Bagi Calon Pengajar Latsar CPNS 2019
Monday, April 22, 2019
Kementerian Agama menggelar workshop bagi Calon Pengajar Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) tahun 2019. Workshop yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Tenaga Administrasi (PTA) Balitbang Diklat Kemenag ini bertujuan untuk mempersiapkan pengajar-pengajar pada Latsar CPNS 2019, yang direncanakan mulai berlangsung Mei mendatang.
Penjelasan ini disampaikan oleh Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Saeroji saat membuka workshop, di Bogor, Jawa Barat. “Kemenag akan melakukan Latsar bagi 14.653 CPNS yang telah direkrut pada tahun 2018 lalu. Kita berharap Latsar CPNS Kemenag dapat mulai dilaksanakan pada Mei 2019 yang akan datang,” ujar Saeroji, Minggu (21/04).
Workshop Pembekalan Calon Pengajar Pelatihan Dasar CPNS yang berlangsung sejak 21-24 April 2019 ini diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri dari Kepala Balai BDK, Kasubbag TU Balai Diklat Keagamaan, Kepala Seksi Administrasi BDK, Kepala Seksi Teknis BDK, Widyaiswara BDK dan Pusat, Kantor Wilayah Kementerian Agama dan PTKN, Pusdiklat Tenaga Administrasi dan Pusdiklat Tenaga Teknis.
“Dalam rangka mengantisipasi kekurangan tenaga pengajar, sesuai surat edaran dari Lembaga Administrasi Negara (LAN), tenaga pengajar bisa dari pejabat struktural Kementerian Agama dan luar Kementerian Agama dengan catatan harus mengikuti workshop,”terang Saeroji yang hadir didampingi Kabag TU Bahari.
Lebih lanjut, Saeroji meminta seluruh peserta workshop untuk sungguh-sungguh mengikuti tiap kegiatan yang disusun mengingat mereka akan memiliki peran strategis guna mendidik CPNS Kemenag.
“Ikuti kegiatan ini dengan baik, sehingga apa yang menjadi agenda latsar dapat dikuasi dengan penuh,”tuturnya.
Dalam workshop yang menghadirkan narasumber dari Lembagai Administrasi Negara (LAN) dan Pusdiklat Tenaga Administrasi ini juga menyiapkan serangkaian program guna meningkatkan kompetensi peserta. Ini bertujuan untuk memberikan inovasi pada Latsar yang akan diselenggarakan di 14 Balai Diklat Keagamaan di seluruh Indonesia.
“Diperlukan keterampilam mengajar yang inovatif. Maka penyelenggaraan workshop ini disusun agar memungkinkan calon pengajar memiliki kompetensi yang diharapkan,” imbuh Saeroji.