BENARKAH JODOHMU ADALAH CERMINAN DIRIMU?

BENARKAH JODOHMU  ADALAH CERMINAN DIRIMU BENARKAH JODOHMU  ADALAH CERMINAN DIRIMU?

Ada satu kisah menarik yang diceritakan. Yaitu tentang seorang laki–laki yang sudah hampir lanjut usia. Umurnya sudah hampir kepala 4. Anggap lah si A. Tetapi ia masih belum menemukan jodoh. Padahal dari sisi lain dia adalah seorang yang mengerti agama, pintar, dan mampu dari segi materil. Hanya saja ketika ada yang bertanya criteria seperti apa yang ia inginkan. Sampai-sampai dari sebanyak-banyaknya wanita yang ia temui. Belum ada yang membuatnya tertarik untuk dijadikan pendamping. Mungkin inilah sumber masalah yang membuat ia belum menikah.

Ketika ditanya sahabatnya (si calon seperti apa yang ia inginkan. Dan A menjawab, “dia harus seperti Siti Khadijah. Minimal mendekati. Harus cerdas, kaya jika perlu putih, pintar ini, pintar itu dll”. Si B kaget, tapi mencoba menenangkan diri. Sambil bertanya lagi kepada si A. “Jika kamu menginginkan kriteria pendamping yang kamu sebutkan tadi. Dan hampir mendekati seperti ibunda Khadijah RA. Apakah kamu sudah seperti Rasulullah? Yang rela berjuang untuk dakwah ini dengan perjuangan yang luar biasa? Sontak si A kaget. Dan membuatnya berfikir kembali dengan kriteria yang telah ditentukannya untuk mencari pendamping hidup.

Kisah itu masih berlanjut dengan di sampai hikmah dari cerita itu. Dan aku juga mencoba mencerna kisah tersebut. Ketika menginginkan seorang pendamping hidup nantinya. Pasti, sejak kemarin sudah ada kriteria-kriteria yang sudah ada di pikiran ini. Harus seperti apakah ia nanti, punya apa, hafalannya sudah berapa juz? Sudah paham tentang Islam sejauh apa? Aplikasi tentang pemahamannya sudah benar apa belum? Cerdas tidak? Gigih tidak? Sungguh-sungguh tidak? Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang lain yang menentukan kriteria pendamping hidup ku nanti.

Tapi kisah tadi membuat ku berfikir lagi dengan kriteria-kriteria yang sudah aku tetapkan. Seperti yang aku ketahui selama ini. Pasangan kita adalah cerminan dari diri kita. Ketika aku mengajukan kriteria-kriteria yang bejibun banyaknya dan mendekati sempurnanya seorang manusia. Apakah aku sudah menjadi pribadi yang aku sebutkan pada kriteria yang aku ajukan? Atau masih jauh dari semua itu? Nah, jika masih jauh dari semua kriteria itu, apakah pantas kita meminta lebih sementara kita tidak berusaha untuk menjadi pribadi yang ada pada kriteria yang kita tetapkan. Ternyata masih sangat jauh. Masih jauh. Gumamku dalam hati. Jika ingin pendamping seperti Rasulullah, jadikan dulu dirimu seperti Khadijah atau Aisyah. Jika ingin pendamping seperti Ali bin Abi Thalib, jadikan dulu dirimu seorang seperti Fatimah Azzahra. Begitu juga yang lainnya

Subhanallah. Sore itu cukup menjadi pelajaran bagiku. Cukup menjadi barometer untuk berpikir kembali. Teman….Ada banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah, nasihat atau apapun yang kita lihat dan yang kita dengar. Agar kita mampu menjadi pribadi-pribadi yang berpikir. Hanya saja apakah kita mau atau tidak mendengarkan dan mencerna nasihat itu agar menjadi suatu pembelajaran untuk diri kita. Wallahu’alam.

Subhanallah....

Semoga ALLAH senantiasa membukakan pintu jodoh bagi siapa saja yang menginginkan jodoh. Pilihlah agamanya. Mudah-mudahan sebab agamanya baik, engkau mendapatkan jodoh yang baik pula, dan senantiasa dinaungi oleh Rahmat ALLAH Yang Maha Kuasa atas segala nikmat-Nya. Aamiin

Sumber https://www.hanapibani.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel