Bapakku, Guru Tempo Dulu by Lisna Humaira

Cerita ini ditulis oleh Lisna Humaira.
 Bapakku tak pernah tahu yang namanya tunjangan sertifikasi Bapakku,  Guru Tempo Dulu by Lisna Humaira

Bapak?
Beliau dulu adalah seorang guru, sama halnya seperti aku. Bapakku tak pernah tahu yang namanya tunjangan sertifikasi, beliau mencukupi kebutuhan rumah tangga dengan bertani dibantu ibu. Konon katanya,  bapak menjadi guru karena dijemput, karena saat itu orang tak banyak berminat menjadi guru. Gajinya sedikit dan tak mencukupi. Bapak punya kerja sampingan sebagai petani, dan kadang juga "manyuar" mencari ikan untuk santapan kami.

Sampai akhirnya beliau menjadi kepala sekolah. Kaya banyak duitkah akhirnya? Tidak. Hidup kami biasa-biasa saja. Dapat makan 4 sehat 5 sempurna saja itu sudah luar biasa. Ibuku tak juga banyak gaya. Dengan punya baju 2 stel  baju buat acara kondangan itu sudah lebih dari cukup. Selebihnya punya kostum daster, sarung dan  baju dinas buat pergi cocok tanam ke sawah. Itu sudah cukup untuk menjadi kaya😊

Dulu aku sering dibawa ke sawah. Beliau membuatkan pondok kecil beratap rumbia. Aku memandang mereka bercocok tanam dari kejauhan. Kadang aku menangkap capung, bermain lumpur dan berlagak bak artis penyanyi,  berbaur dengan cericit bunyi burung yang berlagu bersama. Indah nian rasanya.

Itu adalah kenangan di masa lalu. Bapakku sekarang sudah tua dan punya banyak cucu. Badan masih sehat, hanya saja kedua mata tak bisa melihat karena glukoma begitu dokter mata menyebutnya. Beliau pasrah saja, toh tak bisa dioperasi pula. Hidup dalam gelap tak membuat beliau cuma duduk diam saja.

Suatu ketika ibu bercerita padaku,
" Lis, kursi kemarin udah  bagus!"
"Siapa yang perbaiki?" Tanyaku pula.
"Itu bapakmu"
" Wah hebat" sahutku lagi. beliau memaku dengan meraba. Indera lain terasah sempurna. Kadang aku serasa tak percaya, ibu bilang bapak juga menyetrika baju sendiri. Tentu sangat luar biasa kalau kedua mata tak bisa berfungsi untuk melihat dunia.

Bapak.
Beliau masih sehat dan sering bercerita dengan bangga tentang pengalaman menjadi guru.

Sumber https://www.hanapibani.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel