Pendidikan Budi Pekerti Upaya Mendidik Manusia Seutuhnya
Monday, April 23, 2018
Pendidikan Budi Pekerti Upaya Mendidik Manusia Seutuhnya_Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi memengaruhi segala aspek kehidupan, termasuk salah satunya aspek di bidang pendidikan. Dimana perkembangan pendidikan yang ada mampu mengubah pola pikir dari yang tradisional menjadi modern serta semakin maju.Namun, adanya perubahan pola pikir tersebut, terkadang bisa memicu terjadinya pergeseran tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Padahal pada dasarnya tujuan pendidikan ialah membangun karakter bangsa yang positif melalui pendidikan budi pekerti.
Jadi bisa dibilang, pendidikan budi pekerti merupakan upaya mendidik manusia seutuhnya, yang tidak hanya pandai dalam hal akademis, namun juga punya karakter yang baik.
A. Pengertian Pendidikan
Perlu diketahui, pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk mewujudkan program belajar atau pembelajaran yang baik, dengan tujuan agar anak didik bisa memaksimalkan potensi diri, mempunyai kepandaian/kecerdasan, serta bisa memiliki kepribadian yang positif atau berakhlak mulia.
Dan jika ditilik berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “didik” kemudian mendapatkan imbuhan “pe” dan akhiran “an” dimana kata tersebut memiliki arti, cara untuk mendidik.
Kesimpulannya, pendidikan bisa membentuk sikap/perilaku peserta didik menjadi lebih dewasa, bertanggungjawab, mempunyai budi pekerti, serta memiliki kemampuan akademis yang mumpuni, untuk dijadikan bekal bagi masa depannya.
B. Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk menciptakan individu yang berkualitas dan memiliki karakter positif sehingga mempunyai pandangan luas ke depan untuk meraih cita-citanya dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan. Apabila tujuan pendidikan dapat tercapai, maka akan menghasilkan manusia seutuhnya yang berkarakter positif.
C. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan budi pekerti merupakan suatu konsep pendidikan yang berkaitan dengan perilaku positif melalui kebiasaan. Artinya setiap individu diajarkan perilaku yang baik dari hal-hal sederhana, sehingga akan menjadi kebiasaan dalam perilakunya sehari-hari.
Apabila perilaku tersebut menjadi kebiasaan, maka setiap individu dengan sendirinya akan melakukan hal-hal tersebut tanpa perlu diperintah lagi. Misalnya: cara berbicara, cara berpakaian, cara makan dan minum, cara menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Hal-hal demikian perlu ditanamkan sejak dini, agar menjadi kebiasaan yang positif.
Penanaman pendidikan budi pekerti akan menjadi kebiasaan melalui pelatihan-pelatihan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan budi pekerti tersebut menyangkut tiga konsep utama yakni: karakter, budi pekerti, serta perilaku.
D. Maksud Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan budi pekerti itu sendiri, dimaksudkan untuk memberikan pendidikan yang dihubungkan dengan tingkatan perkembangan anak hingga dewasa. Dalam hal ini, peserta didik diharapkan mampu menyadari, melakukan, dan merasakan hal-hal yang dapat membawa pengaruh positif.
Adanya kesadaran tentang pentingnya pendidikan budi pekerti, akan mendorong jiwa seseorang untuk melakukan hal-hal baik dalam kehidupannya sehari-hari dan merasakan manfaat positif dari tindakannya tersebut.
E. Konsep Pendidikan Budi Pekerti
Konsep pendidikan budi pekerti dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yang mengemukakan bahwa pendidikan merupakan upaya memajukan budi pekerti (kekuatan batin serta karakter), pikiran (intelektual), dan tubuh (fisik) anak.
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan merupakan konsep yang berkesinambungan antar berbagai elemen. Proses pendidikan akan berkaitan dengan nilai, norma, keterampilan, dan keahlian dari setiap individu.
Pendidik tidak dapat hanya mengajarkan keterampilan saja, akan tetapi pembelajaran yang diberikan harus mengandung nilai dan norma yang dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian peserta didiknya.
F. Keberhasilan Pendidikan Budi Pekerti
Keberhasilan pendidikan budi pekerti ini perlu melibatkan berbagai pihak, khususnya antara pendidik dan peserta didik.
Agar pendidikan budi pekerti berhasil membentuk manusia seutuhnya, seorang pendidik harus mampu mengetahui bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik.
Hal tersebut bertujuan agar pendidik dapat membantu mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga mempu menjadi pribadi yang berkarakter positif.
Setiap individu memiliki potensi yang harus dikembangkan terus menerus. Seorang anak mempunyai jiwa dan raga yang memiliki unsur cipta, rasa, dan karna, serta nilai moralitas dan religius.
Semua unsur yang dimiliki dalam tubuh ini, tidak dapat dipisahkan dan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran pendidikan tidak dapat dilakukan pada unsur/elemen tertentu saja, namun pada semua elemen, sehingga mampu menghasilkan individu berkarakter positif yang seutuhnya.
Pendidik berperan mengubah dan mengarahkan perilaku peserta didik ke arah yang positif. Pedoman yang digunakan oleh pendidik dalam pendidikan budi pekerti meliputi enam pilar utama, yaitu: tanggung jawab, dapat dipercaya, peduli, hormat, sportif, dan menjadi warga negara yang baik. Pilar inilah yang menunjukkan bahwa pendidikan budi pekerti berbeda dengan pendidikan biasa yang hanya mengejar nilai akademis semata.
G. Berlangsungnya Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan budi pekerti tidak hanya dilaksanakan dalam satu tempat, namun dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, setiap individu dapat diajarkan dan belajar tentang nilai-nilai moral dalam lingkup yang kecil. Sebagai contoh, nilai moral tentang bagaimana berbakti kepada orang tua, cara berdoa, makan, minum, menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya.
Sedangkan pendidikan budi pekerti yang dilaksanakan di sekolah berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki peserta didik dan diterapkan/dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, nilai budi pekerti dapat dipraktikan dalam sikap disiplin mengikuti proses pembelajaran di sekolah, menghormati guru, menyayangi teman, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan lain sebagainya.
Sementara dalam lingkungan masyarakat, peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap siikap peserta didik saat terjun ke masyarakat akan menjadi pusat perhatian khalayak umum. Oleh sebab itu, sebagai peserta didik yang telah dibekali ilmu pengetahuan maupun nilai-nilai moral harus memiliki sikap yang baik dalam masyarakat.
Pendidikan budi pekerti sebagai upaya mendidik manusia seutuhnya, membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya mengejar intelektual semata. Namun, lebih diarahkan kepada pembentukan moral peserta didik yang harus diperkuat.
Dalam hal ini, harus dapat dibedakan bahwa pendidikan bukan sekedar pengajaran saja. Jika pengajaran hanya meliputi pemberian ilmu pengetahuan saja, namun pendidikan berkaitan memberikan dengan ilmu pengetahuan dan pembentukan moral individu.
Nah, demikianlah definisi tentang pendidikan budi pekerti sebagai upaya mendidik manusia seutuhnya. Semoga penjelasan di atas, dapat memberikan gambaran tentang pentingnya makna pendidikan dalam pembentukan karakter setiap individu.
Sumber https://www.websitependidikan.com/
Jadi bisa dibilang, pendidikan budi pekerti merupakan upaya mendidik manusia seutuhnya, yang tidak hanya pandai dalam hal akademis, namun juga punya karakter yang baik.
A. Pengertian Pendidikan
Perlu diketahui, pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk mewujudkan program belajar atau pembelajaran yang baik, dengan tujuan agar anak didik bisa memaksimalkan potensi diri, mempunyai kepandaian/kecerdasan, serta bisa memiliki kepribadian yang positif atau berakhlak mulia.
Dan jika ditilik berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “didik” kemudian mendapatkan imbuhan “pe” dan akhiran “an” dimana kata tersebut memiliki arti, cara untuk mendidik.
Kesimpulannya, pendidikan bisa membentuk sikap/perilaku peserta didik menjadi lebih dewasa, bertanggungjawab, mempunyai budi pekerti, serta memiliki kemampuan akademis yang mumpuni, untuk dijadikan bekal bagi masa depannya.
B. Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk menciptakan individu yang berkualitas dan memiliki karakter positif sehingga mempunyai pandangan luas ke depan untuk meraih cita-citanya dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan. Apabila tujuan pendidikan dapat tercapai, maka akan menghasilkan manusia seutuhnya yang berkarakter positif.
C. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan budi pekerti merupakan suatu konsep pendidikan yang berkaitan dengan perilaku positif melalui kebiasaan. Artinya setiap individu diajarkan perilaku yang baik dari hal-hal sederhana, sehingga akan menjadi kebiasaan dalam perilakunya sehari-hari.
Apabila perilaku tersebut menjadi kebiasaan, maka setiap individu dengan sendirinya akan melakukan hal-hal tersebut tanpa perlu diperintah lagi. Misalnya: cara berbicara, cara berpakaian, cara makan dan minum, cara menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Hal-hal demikian perlu ditanamkan sejak dini, agar menjadi kebiasaan yang positif.
Penanaman pendidikan budi pekerti akan menjadi kebiasaan melalui pelatihan-pelatihan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan budi pekerti tersebut menyangkut tiga konsep utama yakni: karakter, budi pekerti, serta perilaku.
D. Maksud Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan budi pekerti itu sendiri, dimaksudkan untuk memberikan pendidikan yang dihubungkan dengan tingkatan perkembangan anak hingga dewasa. Dalam hal ini, peserta didik diharapkan mampu menyadari, melakukan, dan merasakan hal-hal yang dapat membawa pengaruh positif.
Adanya kesadaran tentang pentingnya pendidikan budi pekerti, akan mendorong jiwa seseorang untuk melakukan hal-hal baik dalam kehidupannya sehari-hari dan merasakan manfaat positif dari tindakannya tersebut.
E. Konsep Pendidikan Budi Pekerti
Konsep pendidikan budi pekerti dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yang mengemukakan bahwa pendidikan merupakan upaya memajukan budi pekerti (kekuatan batin serta karakter), pikiran (intelektual), dan tubuh (fisik) anak.
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan merupakan konsep yang berkesinambungan antar berbagai elemen. Proses pendidikan akan berkaitan dengan nilai, norma, keterampilan, dan keahlian dari setiap individu.
Pendidik tidak dapat hanya mengajarkan keterampilan saja, akan tetapi pembelajaran yang diberikan harus mengandung nilai dan norma yang dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian peserta didiknya.
F. Keberhasilan Pendidikan Budi Pekerti
Keberhasilan pendidikan budi pekerti ini perlu melibatkan berbagai pihak, khususnya antara pendidik dan peserta didik.
Agar pendidikan budi pekerti berhasil membentuk manusia seutuhnya, seorang pendidik harus mampu mengetahui bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik.
Hal tersebut bertujuan agar pendidik dapat membantu mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga mempu menjadi pribadi yang berkarakter positif.
Setiap individu memiliki potensi yang harus dikembangkan terus menerus. Seorang anak mempunyai jiwa dan raga yang memiliki unsur cipta, rasa, dan karna, serta nilai moralitas dan religius.
Semua unsur yang dimiliki dalam tubuh ini, tidak dapat dipisahkan dan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran pendidikan tidak dapat dilakukan pada unsur/elemen tertentu saja, namun pada semua elemen, sehingga mampu menghasilkan individu berkarakter positif yang seutuhnya.
Pendidik berperan mengubah dan mengarahkan perilaku peserta didik ke arah yang positif. Pedoman yang digunakan oleh pendidik dalam pendidikan budi pekerti meliputi enam pilar utama, yaitu: tanggung jawab, dapat dipercaya, peduli, hormat, sportif, dan menjadi warga negara yang baik. Pilar inilah yang menunjukkan bahwa pendidikan budi pekerti berbeda dengan pendidikan biasa yang hanya mengejar nilai akademis semata.
G. Berlangsungnya Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan budi pekerti tidak hanya dilaksanakan dalam satu tempat, namun dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, setiap individu dapat diajarkan dan belajar tentang nilai-nilai moral dalam lingkup yang kecil. Sebagai contoh, nilai moral tentang bagaimana berbakti kepada orang tua, cara berdoa, makan, minum, menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya.
Sedangkan pendidikan budi pekerti yang dilaksanakan di sekolah berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki peserta didik dan diterapkan/dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, nilai budi pekerti dapat dipraktikan dalam sikap disiplin mengikuti proses pembelajaran di sekolah, menghormati guru, menyayangi teman, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan lain sebagainya.
Sementara dalam lingkungan masyarakat, peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap siikap peserta didik saat terjun ke masyarakat akan menjadi pusat perhatian khalayak umum. Oleh sebab itu, sebagai peserta didik yang telah dibekali ilmu pengetahuan maupun nilai-nilai moral harus memiliki sikap yang baik dalam masyarakat.
Pendidikan budi pekerti sebagai upaya mendidik manusia seutuhnya, membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya mengejar intelektual semata. Namun, lebih diarahkan kepada pembentukan moral peserta didik yang harus diperkuat.
Dalam hal ini, harus dapat dibedakan bahwa pendidikan bukan sekedar pengajaran saja. Jika pengajaran hanya meliputi pemberian ilmu pengetahuan saja, namun pendidikan berkaitan memberikan dengan ilmu pengetahuan dan pembentukan moral individu.
Nah, demikianlah definisi tentang pendidikan budi pekerti sebagai upaya mendidik manusia seutuhnya. Semoga penjelasan di atas, dapat memberikan gambaran tentang pentingnya makna pendidikan dalam pembentukan karakter setiap individu.