Deskripsi dan Ciri-ciri Siput Tanpa Cangkang

Slug merupakan siput tanpa cangkang atau beberapa diantaranya memiliki cangkang internal yang kecil termasuk kedalam filum Moluska kelas Gastropoda. Hewan ini hidup secara nokturnal dan hermafrodit serta memiliki sistem kawin yang cukup rumit. Siput tanpa cangkang kawin dengan individu lain untuk bereproduksi, akan tetapi apabila kondisi lingkungan yang merugikan beberapa dapat melakukan self-fertilize dan menghasikan keturunan yang viable

Deroceras laeve sering melakukan self-fertilize saat hewan tersebut jauh dari koloninya (saat terisolir). Secara morfologi siput tanpa cangkang memiliki pneumostome yang dapat mengurangi pengeluaran air dengan membuka lubang pernapasan, 2 pasang antena yang terdiri atas ocular tentakel dan peduncular tentakel yang memiliki fungsi sensori, dan selain itu slug menghasilkan lendir yang berfungsi sebagai pergerakan, pelekatan, reproduksi dan perlindungan dari serangan predator, lendir ini sering disebut dengan “slime trail” yang dapat dijadikan petunjuk adanya kehadiran hewan ini. 

Telur siput berbentuk bulat transparan atau putih dan dapat ditemukan dilubang tanah, dibawah serasah, dibawah kayu atau dibawah batu. Ketika telur menetas juvenil memiliki morfologi tubuh yang mirip seperti dewasa, salah satu perkembangannya adalah pertambahan ukuran serta perubahan pola warna ketika dewasa. Siput menyukai daerah yang dingin, gelap, dan lembap, salah satu contoh siput tanpa cangkang yang sering ditemukan diwilayah Jawa Barat yaitu Filicaulis bleekeri dan Meghimatium sedangkan siput cangkang internal Deroceras.

Filicaulis bleekeri tidak memiliki cangkang, tubuh berwarna gelap, terdapat garis tengah yang berwarna lebih terang dari tubuhnya. Slug ini mudah ditemukan disekitar rumah ketika pagi hari setelah turun hujan, dan banyaknya saat malam hari di wilayah lembap. Filicaulis bleekeri sering kali disamakan dengan lintah. Lintah memiliki morfologi yang terlihat sama namun sangat berbeda, lintah termasuk kedalam filum Annelida yang dapat menyerap darah pada tubuh inang, sedangkan Filicaulis bleekeri pemakan tumbuhan. Siput tanpa cangkang lainnya yaitu Meghimatium yang memiliki warna ungu kecoklatan, memiliki 3 hingga 5 corak garis di tubuhnya yang berwarna coklat atau hitam, selain itu bagian belakang siput ini berwarna putih kekuningan. Berbeda dengan kedua siput tersebut Deroceras memiliki cangkang kecil didalam tubuhnya (internal). Deroceras laeve memiliki tubuh yang kecil, panjang bisa mencapai 25 mm. Berwarna coklat, hitam, atau kelabu. Siput ini memiliki cangkang berukuran kecil yang tertutup oleh mantel tubuhnya.

dok. Nuroh Najmi


Salah satu peran siput tanpa cangkang yaitu sebagai hama tanaman pertanian (seperti tomat, kubis, sawi atau wortel), namun ada beberapa orang yang menganggap siput dan slug sebagai hewan peliharaan dengan memeliharanya di terarium. Beberapa cara dapat dilakukan untuk memerangi hama tanpa menggunakan bahan kimia, yaitu dengan pengendalian hama saat telur dan saat masih juvenil.

Penulis: Nuroh Najmi S.Si., M.Kes

Referensi: 
  1. Margaret R. Douglas and John F. Tooker. 2012. Slug (Mollusca: Agriolimacidae, Arionidae) Ecology and Management in No-Till Field Crops, With an Emphasis on the mid-Atlantic Region. J. Integ. Pest Mngmt. 3(1).
  2. Gary M. Barker and Corinne Watts.2002. Management of the invasive alien snail Cantareus aspersus on conservation land. Published by Department of Conservation Wellington, New Zealand. 
  3. W. Nelson Beyer and Donald M. Saari. Effect Of Tree Species On The Distribution Of Slugs. J. Anim. Ecol. (1977), 46, 697-702.
  4. Identification and control of pest slugs and snails for broadacre crops in Western Australia. Department Agriculture and food Bulletin 4713 May 2007. ISSN 1833-7236

Sumber https://www.generasibiologi.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel