4 Tahap Perkembangan Kognitif Anak Menurut Jean Piaget
Sunday, February 25, 2018
Teori Perkembangan Kognitif Anak Menurut Piaget_Memahami tahap perkembangan berpikir anak pastinya sangat penting bagi para orangtua dalam upaya mendidik dan membesarkan anaknya dengan pola asuh yang tepat. Dengan memahami tahap perkembangan anak, baik orang tua maupun para pendidik akan mampu melatih kemampuan kognitif maupun motorik anak dengan cara yang tepat.
Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget
Jean Piaget/J. Piaget/Piaget adalah salah satu tokoh psikologi kognitif yang cukup ternama. Latar belakang Jean Piaget adalah pakar biology dari Swiss yang hidup pada tahun 1897 sampai tahun 1980 (Harre dan Lamb, 1988).
Menurut teorinya, terdapat 4 tahap perkembangan anak berdasarkan usia dan kemampuan kognitif maupun motoriknya.
Teori-teorinya dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap tiga orang anak kandungnya sendiri, kebanyakan berdasarkan hasil pengamatan pembicaraannya dengan anak atau antar anak-anak sendiri.
Jean Piaget lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam empat fase, yaitu:
1. Tahap Sensori Motor /Sensorimotorik(Usia 0-2 tahun)
Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja.
Menurut Piaget bahwa pada tahap ini menunjukkan bagaimana perkembangan panca indra sangat berpengaruh terhadap diri anak. Ditandai dengan munculnya keinginan-keinginan untuk memegang dan menyentuh apapun karena dorongan keinginan untuk mengetahi bagaimana rekasi atas perbuatannya tersebut, dalam usia ini anak memiliki senjata terbesar yakni menangis.
Piaget menjelaskan bahwa proses penyampaian berita atau cerita pada anak usia ini hendaknya tidak sekedar dengan gambar sebagai alat peraga namun harus menggunakan sesuatu yang bergerak. Misalnya: bercerita dengan media panggung boneka.
Piaget menungkapkan adanya 6 sub tahapan yang mampu menandai perkembangan pemahaman dan kemampuan spatial anak yaitu:
a. Sub-Tahapan Skema Refleks
Tahapan ini muncul saat anak lahir hingga usia enam minggu secara refleks.
b. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Primer
Tahapan ini berawal dari usia anak enam minggu hingga empat bulan dan erat kaitannya dengan timbulnya kebiasaan-kebiasaan.
c. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Sekunder
Tahap ini muncul saat usia anak empat hingga sembilan bulan dan erat kaitannya dengan koordinasi antara pemaknaan dan penglihatan.
d. Sub-Tahapan Koordinasi Reaksi Sirkular Sekunder
Tahapan ini muncul saat usia anak sembilan hingga dua belas bulan. Pada tahap ini perkembangan anak ditandai dengan kemampuan dalam melihat objek hingga terlihat sebagai sesuatu yang permanen meskipun tampak berbeda jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda (objek permanen).
e. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Tersier
Tahap ini terlihat jelas saat anak berusia usia dua belas hingga delapan belas bulan dan erat kaitannya terutama dalam proses penemuan cara-cara baru guna mencapai tujuan.
f. Sub-Tahapan Awal Representasi Simbolik
Tahap ini berkaitan erat dengan tahapan mula-mula munculnya kreatifitas anak.
2. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut juga dengan masa intuitif, anak mulai mengembangkan kemampuan menerima stimulus secara terbatas. Kemampuan bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum dapat berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang masih terbatas.
Usia ini ditandai dengan anak yang menjadi ‘egosentris’ dimana ia tidak dapat melihat apapun dari sudut pandang orang lain. Piaget menjelaskan bahwa pada tahap ini anak juga cenderung senang meniru orang-orang yang berada di sekitarnya. Walaupun pada usia 6-7 tahun anak-anak sudah mulai memahami tentang motivasi namun mereka belum memahami bagaimana cara berpikir yang sistematis. Dalam proses penyampaian cerita/berita pada anak di tahap pra-operasional juga hendaknya menggunakan alat peraga.
3. Tahap Operasional Kongkrit (Usia 7-11 tahun)
Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada masa ini, anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.
Piaget juga berpendapat bahwa pada tahap ini anak mulai mampu meninggalkan ‘egisentris’-nya dan mulai bermain secara berkelompok dan senang bekerjasama. Anak juga sudah memahami tentang motivasi dan mampu berpikir secara sistematis. Proses-proses penting terkait tahapan ini ialah:
a. Pengurutan
Proses ini ditandai dengan kemampuan anak dalam melakukan pengurutan objek berdasarkab bentuk, ukuran atau ciri lainnya. Misalnya: jika diberi benda dengan ukuran yang berbeda, mereka mampu mengurutkan benda-benda tersebut dari yang paling kecil ke yang paling besar mapun sebaliknya.
b. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan kemampuan anak untuk melakukan identifikasi dan pemberian nama serangkaian benda berdasarkan ukuran, tampilan atau karakteristik lainnya.
c. Decentering
Pada proses ini anak mulai mampu melakukan pertimbangan beberapa aspek tentang suatu permasalahan agar bisa dipecahkan. Misalnya: anak tidak akan lagi memiliki anggapan bahwa cangkir lebar namun pendek lebih sedikit isinya apabila dibandingkan dengan cangkir kecil yang tinggi.
d. Reversibility
Dalam proses ini anak mulai mengerti dan memahami bahwa jumlah benda dapat diubah lalu kembali ke kondisi awalnya. Misalnya: anak dengan cepat mampu menentukan 5+5 sama dengan 10, 7-4 sama dengan 3.
e. Konservasi
Pada proses ini anak mulai memahami bahwa panjang, kuantitas maupun jumlah benda-benda tidak berkaitan dengan tampilan atau pengaturan dari benda-benda atau objek tersebut. Misalnya: jika anak diberi cangkir dengan ukuran dan isi yang sama banyaknya mereka akan mengetahui jika air dituangkan ke dalam gelas dengan ukuran berbeda maka air di gelas tersebut akan tetap sama banyaknya dengan isi pada cangkir-cangkir lain.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 11 - 15 Tahun)
Tahap ini juga disebut masa proportional thinking. Pada masa ini, anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi, seperti berpikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, mampu berpikir secara abstrak dan secara reflektif, serta mampu memecahkan berbagai masalah
Pada tahap ini juga, anak masuk usia pra-remaja. Menurut Piaget masa pra-remaja adalah tahap dimana proses pengajaran pada anak menjadi lebih mudah karena mereka sudah memahami akan konsep dan dapat berpikir konkrit maupun abstrak. Namun, kesulitan yang dialami para pendidik ialah bagaimana mendampingi anak-anak di masa remaja yang sarat dengan banyak pergumulan.
Demikian tentang 4 Fase Perkembangan Kognitif/Kecerdasan Anak Menurut Jean Piaget. Semoga bermanfaat. Sumber https://www.websitependidikan.com/
Jean Piaget/J. Piaget/Piaget adalah salah satu tokoh psikologi kognitif yang cukup ternama. Latar belakang Jean Piaget adalah pakar biology dari Swiss yang hidup pada tahun 1897 sampai tahun 1980 (Harre dan Lamb, 1988).
Menurut teorinya, terdapat 4 tahap perkembangan anak berdasarkan usia dan kemampuan kognitif maupun motoriknya.
Teori-teorinya dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap tiga orang anak kandungnya sendiri, kebanyakan berdasarkan hasil pengamatan pembicaraannya dengan anak atau antar anak-anak sendiri.
1. Tahap Sensori Motor /Sensorimotorik(Usia 0-2 tahun)
Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja.
Piaget menjelaskan bahwa proses penyampaian berita atau cerita pada anak usia ini hendaknya tidak sekedar dengan gambar sebagai alat peraga namun harus menggunakan sesuatu yang bergerak. Misalnya: bercerita dengan media panggung boneka.
Piaget menungkapkan adanya 6 sub tahapan yang mampu menandai perkembangan pemahaman dan kemampuan spatial anak yaitu:
a. Sub-Tahapan Skema Refleks
Tahapan ini muncul saat anak lahir hingga usia enam minggu secara refleks.
b. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Primer
Tahapan ini berawal dari usia anak enam minggu hingga empat bulan dan erat kaitannya dengan timbulnya kebiasaan-kebiasaan.
c. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Sekunder
Tahap ini muncul saat usia anak empat hingga sembilan bulan dan erat kaitannya dengan koordinasi antara pemaknaan dan penglihatan.
d. Sub-Tahapan Koordinasi Reaksi Sirkular Sekunder
Tahapan ini muncul saat usia anak sembilan hingga dua belas bulan. Pada tahap ini perkembangan anak ditandai dengan kemampuan dalam melihat objek hingga terlihat sebagai sesuatu yang permanen meskipun tampak berbeda jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda (objek permanen).
e. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Tersier
Tahap ini terlihat jelas saat anak berusia usia dua belas hingga delapan belas bulan dan erat kaitannya terutama dalam proses penemuan cara-cara baru guna mencapai tujuan.
f. Sub-Tahapan Awal Representasi Simbolik
Tahap ini berkaitan erat dengan tahapan mula-mula munculnya kreatifitas anak.
2. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut juga dengan masa intuitif, anak mulai mengembangkan kemampuan menerima stimulus secara terbatas. Kemampuan bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum dapat berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang masih terbatas.
Usia ini ditandai dengan anak yang menjadi ‘egosentris’ dimana ia tidak dapat melihat apapun dari sudut pandang orang lain. Piaget menjelaskan bahwa pada tahap ini anak juga cenderung senang meniru orang-orang yang berada di sekitarnya. Walaupun pada usia 6-7 tahun anak-anak sudah mulai memahami tentang motivasi namun mereka belum memahami bagaimana cara berpikir yang sistematis. Dalam proses penyampaian cerita/berita pada anak di tahap pra-operasional juga hendaknya menggunakan alat peraga.
3. Tahap Operasional Kongkrit (Usia 7-11 tahun)
Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada masa ini, anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.
Piaget juga berpendapat bahwa pada tahap ini anak mulai mampu meninggalkan ‘egisentris’-nya dan mulai bermain secara berkelompok dan senang bekerjasama. Anak juga sudah memahami tentang motivasi dan mampu berpikir secara sistematis. Proses-proses penting terkait tahapan ini ialah:
a. Pengurutan
Proses ini ditandai dengan kemampuan anak dalam melakukan pengurutan objek berdasarkab bentuk, ukuran atau ciri lainnya. Misalnya: jika diberi benda dengan ukuran yang berbeda, mereka mampu mengurutkan benda-benda tersebut dari yang paling kecil ke yang paling besar mapun sebaliknya.
b. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan kemampuan anak untuk melakukan identifikasi dan pemberian nama serangkaian benda berdasarkan ukuran, tampilan atau karakteristik lainnya.
c. Decentering
Pada proses ini anak mulai mampu melakukan pertimbangan beberapa aspek tentang suatu permasalahan agar bisa dipecahkan. Misalnya: anak tidak akan lagi memiliki anggapan bahwa cangkir lebar namun pendek lebih sedikit isinya apabila dibandingkan dengan cangkir kecil yang tinggi.
d. Reversibility
Dalam proses ini anak mulai mengerti dan memahami bahwa jumlah benda dapat diubah lalu kembali ke kondisi awalnya. Misalnya: anak dengan cepat mampu menentukan 5+5 sama dengan 10, 7-4 sama dengan 3.
e. Konservasi
Pada proses ini anak mulai memahami bahwa panjang, kuantitas maupun jumlah benda-benda tidak berkaitan dengan tampilan atau pengaturan dari benda-benda atau objek tersebut. Misalnya: jika anak diberi cangkir dengan ukuran dan isi yang sama banyaknya mereka akan mengetahui jika air dituangkan ke dalam gelas dengan ukuran berbeda maka air di gelas tersebut akan tetap sama banyaknya dengan isi pada cangkir-cangkir lain.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 11 - 15 Tahun)
Tahap ini juga disebut masa proportional thinking. Pada masa ini, anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi, seperti berpikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, mampu berpikir secara abstrak dan secara reflektif, serta mampu memecahkan berbagai masalah
Pada tahap ini juga, anak masuk usia pra-remaja. Menurut Piaget masa pra-remaja adalah tahap dimana proses pengajaran pada anak menjadi lebih mudah karena mereka sudah memahami akan konsep dan dapat berpikir konkrit maupun abstrak. Namun, kesulitan yang dialami para pendidik ialah bagaimana mendampingi anak-anak di masa remaja yang sarat dengan banyak pergumulan.
Demikian tentang 4 Fase Perkembangan Kognitif/Kecerdasan Anak Menurut Jean Piaget. Semoga bermanfaat. Sumber https://www.websitependidikan.com/