Kaitan Geografi dan Paleoklimatik
Monday, January 29, 2018
Paleoklimat memiliki dampak yang besar tidak hanya bagi kondisi fisik permukaan bumi namun juga keanekaragaman hayati di berbagai belahan bumi. Hal ini terlihat dalam skala waktu geologi yang relatif baru. Bumi ini sudah ada sejak 4,6 milyar tahun lalu dan selama itu pula perkembangan bumi beserta iklimnya mempengaruhi kehidupan di dalamnya. Paleoklimat merupakan ilmu yang mempelajari sejarah kondisi iklim bumi di masa lampau.
Peneliti paleoklimat menggabungkan inti es dan inti laut untuk memahami sirkulasi samudera global yang mendorong sistem iklim utama di masa kini dan masa lalu. Didaerah daratan, batuan kapur seperti stalaktit dan stalagmit telah digunakan untuk merekonstruksi iklim di masa lalu. Endapan kapur menangkap partikel kecil isotop air dan oksigen dan karbon yang kemudian dapat dipelajari perubahan iklimnya dengan rasio isotop.
Dalam dua dekade terakhir ini, penelitian paleoklimat telah merevolusi pemahaman kita tentang sejarah iklim di bumi. Data iklim dari speleothem dan sumber lainnya telah menunjukkan perubahan besar dalam iklim bumi yang terjadi pada awal Holosen (11,5 ribu tahun lalu) yang mencakup banyak kondisi cuaca di wilayah seperti Eropa dan Timur Tengah. Perubahan iklim ini memunculkan daerha pertanian karena rerumputan dan jenis tanaman berbeda berkembang di daerah-daerah sekitar Mediterania.
Perubahan tutupan es di masa lalu dan sekarang |
Memahami perubahan iklim di masa lalu juga memberi para ilmuwan pemahaman bagaimana perubahan iklim di masa depan akan terjadi. Apakah kejadian di film The Day After Tomorrow bisa terjadi?. Misalnya juga di daerah yang terkena dampak kekeringan besar di masa lalu dipelajari untuk menunjukkan variabel yang serupa seperti meningkatnya volatilitas curah hujan yang terjadi di wilayah yang sama saat ini dan bagaimana trend curah hujan menunjukkan kemungkinan jika wilayah tertentu lebih cenderung berubah secara klimatis.
Di masa depan, variabel serupa yang mempengaruhi iklim di masa lalu termasuk emisi rumah kaca yang tinggi telah menunjukkan memiliki efek sama untuk iklim modern di masa depan. Data inti es menjebak sejumlah kecil atmosfer di masa lalu, air dapat dipelajari untuk melihat komposisi isotop oksigen dan mengukur seberapa cepat suhu global berubah karena karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya berfluktuasi di periode berbeda.
Akibatnya, perubahan fisik masa lalu semacam itu digunakan untuk memodelkan perubahan iklim di masa depan karena para ilmuwan sekarang memiliki pemahaman yang lebih kuat tentang hubungan antara komposisi isotop dan gas rumah kaca di atmosfer.
Gambar: disini
Sumber https://geograph88.blogspot.com/