Keajaiban Komposisi Cincin Dalam Surat Al-Baqarah, Kehebatan Komposisi Ayat Al-Quran
Friday, October 27, 2017
Al-Quran merupakan kitab yang secara strukturnya tidak sistematis secara pemberitaan isinya. Terkadang suatu topik dijelaskan secara terpotong-potong dan terbagi-bagi pada beberapa ayat dan surat tertentu. Berbeda dengan Bible yang strukturnya berurutan. Hal inilah yang menjadi bahan perbincangan dan juga senjata untuk menyerang ummat Muslim secara ideologi oleh para pendengki.
Namun dibalik "ketidak teraturan" ayat-ayat Al-Quran, dikit demi sedikit terkuak misteri dibaliknya. Hal diluar nalar dan tanpa sadar kita muncul secara perlahan untuk menjawab itu semua. Dan ternyata dibalik "kesemrawutan" susunannya, jika diteliti dan disaksikan secara seksama maka membentuk sebuah formasi yang unik ambuat siapapun terkagum.
Hal inilah yang akan kita bahas pada artikel ini, mengenai formasi susunan Al-Quran. Ustad Nauman Ali Khan menjelaskan ada dua model komposisi struktur dalam Al-Quran, yaitu komposisi paralel dan komposisi chiasmus atau ring compisotion (komposisi cincin).
Chiasmus (diucapkan kai-az-muhs; plural ‘chiasmi‘) kadang-kadang juga disebut sebagai “paralelisme terbalik”. Kali ini kata-katanya disajikan dan kemudian diulang dalam urutan terbalik – A B B A.
Contoh dalam Al Qur’an pada Al-An’am ayat 95:
يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ
A : Dia mengeluarkan yang hidup
B : dari yang mati
B ‘: dan mengeluarkan yang mati
A’ : dari yang hidup.
Sementara itu, istilah ini tidak selalu digunakan secara konsisten, kata “chiasmus” sering digunakan pada skala kecil, seperti kalimat tingkat-klausul. Namun pada jumlah tulisan yang lebih besar, bahkan seluruh narasi atau seluruh buku, juga dapat merupakan struktur chiastic.
Jenis yang paling menarik dari struktur chiastic adalah komposisi cincin. Sebuah komposisi cincin (atau struktur cincin) adalah struktur chiastic di mana “Sebuah pusat menghubungkan sisi berlawanan dari paralelisme terbalik,”.
Mary Douglas dalam bukunya “Thinking in Circles: An Essay on Ring Composition” menjelaskan bahwa dalam Ring composition adalah pola khas yang dapat digambarkan A, B, C, D, C’, B’, A’. Kaitan antara awal dan akhir tulisan terbagi dua dengan menempatkan cermin di tengah sehingga bagian kedua adalah cermin bagian pertama dengan urutan terbalik. Sedangkan makna intinya ada di pusat.
Baru-baru ini akademisi Al-Qur’an di Inggris dan Perancis telah mengamati bahwa seluruh surah dalam Al-Qur’an adalah komposisi cincin. Dan kali ini kita mencoba menelaah ring composition pada surat Al-Baqarah.
Surat Al-Baqarah merupakan surat kedua dalam posisi Al-Quran dan merupakan surat terpanjang dari surat-surat lainnya. Surat yang memiliki arti "sapi betina" ini merupakan termasuk dari bagian surat Makkiyah dan memiliki jumlah total 286 ayat. Dikenal juga sebagai ayat Zahrawain (dua bunga) bergandengan dengan Ali Imran.
Kandungan al-Baqarah ternyata dapat dibagi menjadi 9 topik utama dengan komposisi sebagai berikut:
A : Keimanan dan Kekafiran (ayat 1 – 20).
B : Penciptaan dan pengetahuan (ayat 21 – 39).
C : Hukum untuk Bani Israil (ayat 40 – 103).
D : Ibrahim diuji (ayat 104 – 141).
E : Perubahan arah kiblat (ayat 142 – 152).
D’: Muslims diuji (ayat 153 – 177).
C’: Hukum untuk Muslim (ayat 178 – 253).
B’: Penciptaan dan pengetahuan (ayat 254 – 284).
A’: Keimanan dan kekafiran (ayat 285 – 286).
Jika diperhatikan, maka susunan surat Al-Baqarah ini membentuk sebuah komposisi atau formasi cincin A, B, C, D, E, D', C', B', A'. Dimana ayat 1-20 (A) memiliki korelasi dengan ayat 285-286 (A') menceritakan mengenai keimanan dan kekafiran. Ayat 21-39 (B) memiliki korelasi dengan ayat 254-284 (B') mengenai proses penciptaan dan pengetahuan. Ayat 40-103 (C) memiliki korelasi dengan ayat 178-253 (C') mengenai hukum bagi umat Israil dan Muslim. Ayat 104-141 (D) berkorelasi dengan ayat 153-177 (D') mengenai diuji oleh Allah. Dan ditengah-tengah ayat 142-152 menceritakan proses berputarnya arah kiblat dari Masjidil Aqsha ke Ka'bah.
Ayat pertengahan dari Al-Baqarah adalah ayat ke 143 (dari 286 ayat) yang berbunyi:
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam); umat pertengahan (yang adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
Luar biasanya, ayat yang menceritakan ummat pertengahan ini berada di tengah-tengah surat Al-Baqarah.
Apabila diurutkan A-A', B-B', C-C', D-D' dan E maka akan membentuk cincin dengan E (ayat 142-152) di tengah-tengahnya. Sedangkan yang lain saling merefleksikan dan mengkorelasikan antar sesama.
Ke 9 bagian komposisi tersebut juga terdiri dari sub komposisi cincin. Sehingga dalam satu surat terdapat komposisi cincin dalam cincin.
Surah al-Baqarah ayat 255 yang disebut ‘Ayat Kursi’ adalah ayat terbaik yang perlu dihafalkan. Ayat ini menunjukkan susunan desain yang akurat sesuai prinsip ring composition; ketepatan strukturnya menempatkan tema kunci surat terdapat pada pusat surat. Pada postingan berikutnya akan kita bahas komposisi cincin pada ayat ini.
Struktur Ring tidak hanya mengikat teks bersama tapi juga memberikan fokus kepada kita untuk memperhatikan kata dan tema penting yang terdapat di tengah yang menjadi pesan inti. Ring composition juga sebagai alat bantu untuk menghafal surat al baqarah yang panjang.
Ring composition memberikan estetika sekaligus fungsi yang membantu kita menghapal dengan bahasa syair yang memudahkan kita mengingat sesuai formula dasar.
Sehingga jelas, bahwa struktur Al-Quran bukan semata-mata semrawut yang kita kita. Ada nilai estetika yang unik dan berbeda dengan kitab lain. Bagaimana bisa ini terjadi, tentu jelas ini bukan kerjaan manusia apalagi Nabi Muhammad dikenal tidak bisa membaca dan menulis apalagi ahli dalam bidang sastra.