CERITA LUCU TENTANG PENGALAMAN PRIBADI YANG BARU
Thursday, October 19, 2017
SALAH GANG
Oleh: Argi Noor Hidayat
Cerita ini kutulis berdasarkan pengalaman pribadiku bersama salah seorang temanku pada suatu hari tentunya masih dalam naungan Ramadhan tahun lalu. Namaku Argi Noor Hidayat biasa dipanggil Argi dan temanku bernama Hariawan Widi Nugroho biasa dipanggil Hari.
Pada suatu hari, ku menghadiri TPA di salah satu rumah Allah di daerahku. Dulu memang aku masih menjadi santri, namun alhamdulillah pada Ramadhan kali ini aku sudah ditunjuk menjadi seorang pengajar walau masih amatir. Karena umurku baru jalan 14 tahun, aku masih senang dengan yang namanya jalan-jalan pagi atau yang biasa dipanggil JJP. Jalan-jalan pagi memang sudah menjadi ikon atau tradisi hampir setiap muslim baik anak-anak, remaja, dewasa maupun kaum senior di kala pagi hari. Mungkin karena sensasi dingin dan kekerabatan antar pejalan kaki yang selalu diiringi canda tawa disetiap langkahnya.
Saat itu aku berencana bersama santri-santri lain untuk berJJP ria setelah shubuh esok pagi. Alhamdulillah aku bisa menggait member-member JJPku sekitar 20 kaki. Hal yang terbayang banyak namun keesokan harinya hanya ada 4 kaki sahabat yang masih bisa bertahan dalam ridho-Nya. Ketika itu semilir angin bercampur embun memang masih terasa disekujur tubuh. Ditambah lagi dengan aliran air di daerah wudhu. Maklum pada saat itu masih sekitar pukul empat tiga puluh. Akan tetapi berkat ridho Ilahi kita masih tetap berdiri tegak untuk dua rokaat.
Dua rokaat satu salam terlaksana, tinggalah kita berdua yang masih di sekitar bawah kubah. Saat itu juga kami langsung memulai perjalanan kami mencari ridho Ilahi karna tujuan kami adalah shalat dhuha, tapi yang istimewa dari kami adalah ingin shalat dhuha di masjid yang sama. Silahkan ketawa dahulu hehe...
Perjalanan kami mulai melewati daerah permukiman padat yang masih sepi, sunyi dan penuh kedamaian. Dengan santainya kami bercanda tawa dan tak menyadari bahwa kami sudah melewati rumah impian yaitu kuburan. Dengan sedikit tawa aku mempercepat langkahku supaya tak terlihat ketakutan oleh temanku. Namun apa daya karna dengan sekuintal lebih bobot tubuhnya memelukku akhirnya aku tak bisa apa-apa. Kami pun mulai santai ketika sudah melewati tempat tadi.
Waktu masih sangat pagi sampai-sampai matahari pun belum menunjukkan senyum manisnya. Tibalah kita dalam dua pilihan antara dua gang. Saat itu ku mengira-ira sudah sampai setengah jalan namun karna pencahayaan yang kurang aku kebingungan menentukan arah pulang. Sebut saja gang kanan dan gang kiri, dengan jantannya ku memilih gang kiri (padahal masih ragu-ragu hehe). Tapi tak kami sangka gang yang kami tentukan salah. Pada gang itu hanya ada barisan bambu-bambu ori yang sangat menakutkan bagi kami. Maklum menurut cerita masyarakat, ketika di sekitar kawasan bambu-bambu ori itu angker. Waww... Akhirnya kami lari terbirit-berit dengan menggotong sepasang alas kaki kembali ke peraduan tadi. Jantung kami berdetak kencang, namun bisa terobati dengan ucapan istighfar. Tak lama kemudian kita langsung melanjutkan perjalanan menuju gang kanan tadi. Sungguh peristiwa yang sangat memalukan sekaligus menakutkan bagi kita berdua.
Walau dengan peristiwa itu, kami masih melanjutkan jihad kami dengan canda tawa. Tepat pukul tujuh pagi kami tiba di peraduan tempat kami memulai perjalanan. Dengan semangatnya kami jatuhkan badan-badan kami ke ubin-ubin masjid yang dingin. Apa yang terjadi? Ternyata masjidku, tempat ku sujudkan dahiku diselimuti debu-debu. Apa boleh buat kita bekerja bakti bersama membersihkan tempat sujud kami.
Alhamdulillah satu putaran jarum panjang bisa kita cukupkan untuk membersihkannya. Langsung kami mengambil air wudhu untuk mensucikan tubuh kita dan memulai sholat dhuha secara munfarid. Karna masih lelah, kami beristirahat sambil membaca kitab suci Al-Qur’an dilanjutkan bermain game dan bercanda tawa di masjid lalu kita kembali ke rumah masing-masing.
Subhanallah sungguh perjalanan yang berkesan bagi kami. Perjalanan menuju rumah Allah dengan sedikit ujian namun penuh keberkahan. Terimakasih temanku, terimakasih ya Allah.
Sumber http://www.guruberbahasa.com/