4 Spesies Katak Baru Ditemukan di Sumatra
Thursday, September 21, 2017
Para peneliti herpetofauna telah menemukan katak jenis baru dari Sumatra. Temuan tersebut dilakukan setelah melakukan pengumpulan data selama dua tahun dan kemudian dinyatakan bahwa terdapat empat jenis katak baru dalam penelitiannya. Hasil temuan tersebut dipublikasikan di Jurnal Herpetological Monographs pada bulan Agustus 2017.
Peneltian tersebut bertujuan untuk merevisi deskripsi genus Philautus (Anura: Rhacophoridae) yang berada di Sumatra. Ciri genus ini tidak memiliki gigi vomerine. Genus Philautus di Sumatra terakhir kalinya diteliti pada awal abad 20 sehingga perlu dilakukan pembaruan data.
Data yang digunakan dalam penelitian tersebut yakni morfometri, bioakustik, data molekuler, dan analisis filogenetik. Dari penelitian tersebut, empat jenis katak dinobatkan sebagai spesies baru antara lain Philautus amabilis, Philautus polymorphus, Philautus thamyridion dan Philautus ventrimaculatus.
Penemuan tersebut menambah daftar katak baru di Indonesia serta memberikan gambaran bahwa Sumatra memiliki potensi penelitian herpetofauna. Adapun penjelasan keempat spesies baru tersebut akan diulas sebagai berikut:
1. Philautus amabilis
Holotipe katak ini pertama kali ditemukan adalah jenis jantan yang terdapat di Bur Ni Telong, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Sementara paratipenya ditemukan di Gunung Merapi Sumatra Barat dan Gunung Sibuatan Sumatra Utara. Habitat katak ini terdapat pada ketinggian 1550–1636 mdpl.
Karakter dari Philautus amabilis adalah memiliki ukuran sedang serta tidak memiliki tonjolan (tuberkel) pada bagian kelopak mata, siku, dan pergelangan kaki, dan kaki.
Pada katak jantan, spesies ini tidak memiliki benjolan warna hitam di bagian jempol yang biasanya dipakai untuk memegang betina saat kopulasi (nuptial pad) sedangkan pada jatak betina tidak memiliki benjolan besar di rostrum (moncong).
Secara etimologi, pemberian nama penunjuk spesies "amabilis" berasal dari bahasa latin yang artinya cantik.
2. Philautus polymophus
Karakter dari Philautus amabilis adalah memiliki ukuran sedang serta tidak memiliki tonjolan (tuberkel) pada bagian kelopak mata, siku, dan pergelangan kaki, dan kaki.
Pada katak jantan, spesies ini tidak memiliki benjolan warna hitam di bagian jempol yang biasanya dipakai untuk memegang betina saat kopulasi (nuptial pad) sedangkan pada jatak betina tidak memiliki benjolan besar di rostrum (moncong).
Secara etimologi, pemberian nama penunjuk spesies "amabilis" berasal dari bahasa latin yang artinya cantik.
Philautus amabilis |
2. Philautus polymophus
Holotipe katak ini ditemukan di Gunung Patah, Kabupaten Maura Enim, Sumatera Selatan pada ketinggian 2052 mdpl. Morfologi katak ini yakni memiliki ukuran sedang hingga besar.
Spesies ini memiliki tonjolan (tuberkel) berbentuk kerucut pada bagian kelopak mata serta memiliki tonjolan di bagian kaki. Pada katak jantan tidak memiliki nuptial pad sedangkan pada katak betina tidak memiliki benjolan di bagian moncong (rostrum).
Secara etimologi, pemberian nama spesies polymorphus merujuk pada katak ini yang memiliki banyak variasi warna dan motif, namun seringkali katak ini memiliki garis vertikal berwarna putih pada bagian depan.
Distribusi katak ini dijumpai di Pegunungan di Sumatra Barat dengan habitat di ketinggian 1337 hingga 2204 mdpl.
Spesies ini memiliki tonjolan (tuberkel) berbentuk kerucut pada bagian kelopak mata serta memiliki tonjolan di bagian kaki. Pada katak jantan tidak memiliki nuptial pad sedangkan pada katak betina tidak memiliki benjolan di bagian moncong (rostrum).
Secara etimologi, pemberian nama spesies polymorphus merujuk pada katak ini yang memiliki banyak variasi warna dan motif, namun seringkali katak ini memiliki garis vertikal berwarna putih pada bagian depan.
Distribusi katak ini dijumpai di Pegunungan di Sumatra Barat dengan habitat di ketinggian 1337 hingga 2204 mdpl.
Philautus polymorphus |
3. Philautus thamyridion
Holotipe katak P. thamyridion ditemukan di Gunung Pesawaran, Kabupaten Pesawaran, Lampung di ketinggian 1055 mdpl. Ciri-ciri katak ini memiliki ukuran kecil dengan warna coklat. Kaki panjang dengan motif garis-garis hitam serta terdapat tonjolan di bagian kelopak mata, punggung, dan kaki.
Etomologi pemberian nama thamyridion berasal dari mitologi Yunani kuno, Thamyris, penyanyi dengan suara keras. Hal ini dikarenakan meskipun katak ini memiliki ukuran kecil namun suaranya sangat keras dan bernada tinggi.
Distribusi katak ini ditemukan pegunungan Sumatra bagian selatan dengan ketinggian 911 hingga 1946 meter di atas permukaan laut.
4. Philautus ventrimaculatus
Holotipe katak P. thamyridion ditemukan di Gunung Pesawaran, Kabupaten Pesawaran, Lampung di ketinggian 1055 mdpl. Ciri-ciri katak ini memiliki ukuran kecil dengan warna coklat. Kaki panjang dengan motif garis-garis hitam serta terdapat tonjolan di bagian kelopak mata, punggung, dan kaki.
Etomologi pemberian nama thamyridion berasal dari mitologi Yunani kuno, Thamyris, penyanyi dengan suara keras. Hal ini dikarenakan meskipun katak ini memiliki ukuran kecil namun suaranya sangat keras dan bernada tinggi.
Distribusi katak ini ditemukan pegunungan Sumatra bagian selatan dengan ketinggian 911 hingga 1946 meter di atas permukaan laut.
Holotipe katak ini ditemukan di Gunung Dempo, Kabupaten Pagar Alam, Sumatera Selatan di ketinggian 2433 mdpl.
Spesies ini biasanya didominasi warna hijau dengan bintil-bintil hitam tebal di permukaan ventral dan hampir lebih dari tiga jari kaki tidak berselaput.
Etomologi pemberian nama ventrimaculatus yang berasal dari Bahasa Latin, yakni "venter" yang artinya perut dan "macula" yang artinya bintik.
Referensi:
Elijah Wostl, Awal Riyanto, Amir Hamidy, Nia Kurniawan, Eric N. Smith, and Michael B. Harvey. 2017. A Taxonomic Revision of the Philautus (Anura: Rhacophoridae) of Sumatra with the Description of Four New Species. Herpetological Monographs, 31(1):70-113. https://doi.org/10.1655/HERPMONOGRAPHS-D-16-00007
Sumber https://www.generasibiologi.com/
Spesies ini biasanya didominasi warna hijau dengan bintil-bintil hitam tebal di permukaan ventral dan hampir lebih dari tiga jari kaki tidak berselaput.
Etomologi pemberian nama ventrimaculatus yang berasal dari Bahasa Latin, yakni "venter" yang artinya perut dan "macula" yang artinya bintik.
Philautus ventrimaculatus |
Referensi:
Elijah Wostl, Awal Riyanto, Amir Hamidy, Nia Kurniawan, Eric N. Smith, and Michael B. Harvey. 2017. A Taxonomic Revision of the Philautus (Anura: Rhacophoridae) of Sumatra with the Description of Four New Species. Herpetological Monographs, 31(1):70-113. https://doi.org/10.1655/HERPMONOGRAPHS-D-16-00007