Kumpulan Contoh Teks Tanggapan Kritis Materi Bahasa Indonesia Kelas IX Kurikulum 2013
Sunday, May 28, 2017
IndoINT.com_ Kali ini saya akan bagikan beberapa contoh Teks Tanggapan Kritis yang dikutip dari beberapa sumber. Teks yang saya bagikan ini adalah referensi untuk materi teks yang terkait yaitu teks Tanggapan Kritis.
Pembangunan Karakter
sebagai Modal Menghadapi Tantangan Global
(oleh Untung Sutikno)
Bagian awal teks membahas karakter bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain di dunia saat ini, di satu sisi dihadapkan pada berbagai tantangan pembangunan global yang semakin lama tidaklah semakin ringan. Di sisi lain, globalisasi membuktikan bahwa bangsa yang kuat dan tangguh akan sanggup mengubah berbagai tantangan itu menjadi peluang yang menguntungkan.
Bangsa Indonesia sejatinya adalah bangsa yang memiliki karakter positif yang kuat. Salah satu karakter itu adalah semangat kejuangan untuk menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Sebuah bangsa akan maju dan jaya bukan karena kekayaan alam, kompetensi, ataupun teknologi canggih yang dimiliki, melainkan karena dorongan semangat dan karakter bangsanya. Negara-negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Inggris adalah contoh negara-negara yang memiliki dorongan semangat dan karakter bangsa. Intinya, bangsa yang didorong oleh karakter bangsanya akan menjadi bangsa yang maju dan jaya. www.IndoINT.com
Selanjutnya, penulis menguraikan bahwa banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi, dan budaya di Indonesia sudah sangat memperhatinkan. Kekhawatiran itu bahkan semakin nyata ketika menyaksikan memudarnya wawasan kebangsaan yang telah dimiliki oleh warga negara. Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial dapat melahirkan ancaman disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan re-evaluasi terhadap proses terbentuknya pembangunan karakter bangsa (nation and character building).
Selanjutnya, juga disampaikan bahwa di negeri ini cukup banyak ditemukan sosok yang tidak tulus, tidak bersungguh-sungguh, senang yang semu, senang basa-basi, dan lebih senang memilih budaya "asal bapak senang" (ABS). Itu semua sangat merusak karakter individu dan berimplikasi pada rusaknya karakter bangsa. Dalam koridor kebiasaan, masih banyak dikembangkan kebiasaan-kebiasaan yang salah, seperti tidak menepati waktu, mengingkari janji, saling menyalahkan, dan mengelak dari tanggung jawab. Dalam koridor memberi teladan, ternyata dalam kehidupan bermasyarakat kita masih langka adanya teladan. Ketidaksanggupan sebuah bangsa dalam melakukan pembinaan karakter warga bangsanya berpotensi menghadirkan beragam masalah dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa.
Penulis menambahkan bahwa karakter bangsa umumnya bersifat kolektif, yaitu akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya. Komponen utama dari karakter bangsa adalah tata nilai (values) yang dibangun dan ditumbuhkembangkan oleh bangsanya. Oleh karena itu, keberhasilan atau kegagalan sebuah bangsa menjadi sangat tergantung pada upaya pembinaan dan pembangunan karakter warga bangsanya. Upaya pembangunan karakter (character building) akan menjadikan rakyat Indonesia menjadi kumpulan masyarakat pekerja keras, penuh semangat juang yang tinggi, dan mampu bekerjasama secara produktif dengan sesama warga bangsanya. Pada gilirannya, bangsa kita akan maju dan berhasil dalam pembangunan.
Tulisan Suparlan dalam artikel tersebut lebih bersifat teoretis. Tulisan ini belum didukung oleh data yang menunjukkan adanya krisis karakter di negeri kita. Data tentang keberhasilan pembangunan karakter di negara lain yang dicontohkan pun belum didukung data.
Dalam artikel, belum tampak adanya upaya riil yang berhubungan dengan pendidikan karakter, khususnya pendidikan karakter pada lingkungan sekolah. Sebaiknya perlu ditekankan bahwa pendidikan karakter di sekolah perlu dilakukan dengan keteladanan mulai sekarang dan dari diri sendiri. Pendidikan karakter di sekolah juga perlu segera diimplementasikan melalui pengintegrasian dalam semua mata pelajaran tertentu.
Artikel tersebut juga belum banyak menuliskan argumentasi dari penulisnya. Sebagian besar uraian dalam artikel lebih banyak mengambil teori pembangunan karakter dari beberapa tokoh. Penulis sebaiknya menyampaikan ide dan tanggapannya dalam hal pembangunan karakter. Argumentasi penulis juga perlu dukungan data tentang pelaksanaan pembangunan karakter, khususnya di Indonesia.
Artikel tentang pembangunan karakter relatif belum banyak ditulis sehingga keberadaan artikel ini bisa menjadi pendorong untuk mengembangkan karya tulis tentang pembangunan karakter. Artikel tersebut memiliki kekuatan dalam hal landasan teori karena didukung oleh teori yang relevan, yakni tentang pembangunan karakter.
Menindaklanjuti tulisan dalam artikel tersebut, dipandang penting untuk mengujicobanya dalam sebuah penelitian. Penelitian yang dapat diangkat sesuai dengan artikel ini, misalnya penerapan metode atau media tertentu dalam upaya meningkatkan kualitas sikap yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Perlu diperoleh informasi secara nyata melalui fakta lapangan tentang konsep-konsep strategi pembelajaran dalam upaya pendidikan karakter. Pendidikan karakter seyogianya segera diimplementasikan dengan baik di dalam pembelajaran di kelas. Tawaran menarik dalam artikel ini perlu diimplementasikan dalam pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas dirasa masih kurang.
Secara umum, artikel tersebut dapat berguna untuk menyadarkan pembaca akan pentingnya pendidikan karakter dalam upaya menanggulangi krisis multidimensi di Indonesia. Disamping itu, ini dapat menyadarkan dunia pendidikan untuk melakukan pendidikan karakter sedini mungkin, khususnya di sekolah. Pembaca pun diajak untuk aktif dalam pendidikan karakter bangsa.
Gagasan yang dibangun terstruktur dengan baik. Beberapa paragraf yang ada dapat digunakan dalam membangun teori, khsusnya untuk penelitian yang berhubungan dengan pendidikan karakter.
Sayangnya, artikel tersebut lebih bersifat teoretis. Sebagian besar uraian dalam artikel lebih banyak mengambil teori pembangunan karakter dari beberapa tokoh. Dukungan berupa data yang menunjukkan adanya krisis karakter di negeri kita pun belum ada. Begitu pula data yang mendukung keberhasilan pembangunan karakter di negara lain yang dicontohkan pun tidak ditemukan. Namun demikian, artikel tersebut baik untuk kita baca. Paling tidak, artikel itu dapat menambah wawasan tentang pembangunan karakter bangsa.
Metode Mengajar yang Mengasyikkan,
Menyenangkan, dan Menghasilkan
(oleh Suparlan)
Foxfire merupakan metode penugasan atau pemberian tugas kepada peserta didik untuk melakukan kajian kemasyarakatan ke suatu daerah. Selanjutnya, hasil kajian itu disusun dalam bentuk tulisan singkat dan akhirnya diterbitkan sebagai bentuk laporan. Tentu saja materi penugasan tersebut terkait dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan metode ini adalah untuk (1) meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga warisan sosial dan budaya masyarakat, (2) meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pengumpulan data, (3) meningkatkan keterampilan menulis.
Ada dua persyaratan utama untuk dapat menerapkan metode foxfire ini. Pertama, guru harus bersedia untuk bekerja sama dengan siswa. Guru berperan sebagai mentor yang membimbing dan memberikan petunjuk kepada siswa. Kedua, hasil kegiatan pengumpulan data harus diadministrasikan dengan baik untuk memudahkan pekerjaan guru dan siswa.
Foxfire merupakan metode pembelajaran yang cukup baru dan cukup unik karena mengembangkan pendekatan pembelajaran siswa aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan (PAKEM). Metode pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan. Pertama, para siswa akan memiliki keterampilan dalam proses pengumpulan data lapangan. Kedua, para siswa akan memiliki keterampilan dalam menulis. Ketiga, terjadi kerja sama yang sinergis antara sekolah dengan penerbit. Keempat, metode ini memberikan bekal keterampilan kepada siswa untuk dapat memeroleh penghasilan melalui menulis. Kelima, jika hasil karya siswa tersebut dapat diterbitkan dan laku dijual, kegiatan siswa ini akan dapat menghasilakan pendapatan ekonomi atau finansial (generate income).
Meskipun demikian, metode pembelajaran ini juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, diperlukan waktu yang cukup lama sehingga menyulitkan wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk membuat jadwal yang dapat mengakomodasi pelaksanaan metode ini. Kedua, diperlukan guru yang benar-benar memiliki kemampuan membimbing siswa untuk dapat menulis.
Secara umum, metode ini dikatakan baru dan cukup unik sejalan dengan penerapan pendekatan PAKEM yang sedang dikembangkan. Walaupun terdapat kelemahan dalam penerapannya, metode ini masih mungkin dapat dilaksanakan dengan model penugasan proyek. Waktu yang digunakan siswa adalah waktu di luar kegiatan belajar-mengajar (KBM). Model penugasan proyek ini sangat dianjurkan dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Jika metode ini dapat diterapkan, saya yakin akan berdampak sangat positif kepada siswa. Apalagi kalau hasil pekerjaan siswa tersebut diterbitkan dan dipasarkan, tentu sangat membanggakan.
Hidup dalam Balutan Konsumerisme
Kata diskon atau potongan harga sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia. Hampir semua masyarakat akan tergiur ketika mendengar kata diskon. Terutama kalangan wanita gemar belanja. Jangankan 50%, diskon 10% pun menjadi daya tarik bagi wanita gemar belanja tersebut.
Diskon menjadi istimewa karena masyarakat bisa memeroleh barang dengan harga lebih murah. Akan tetapi, waktu pemberian diskon tidak setiap hari. Pemilik toko atau mall hanya memberikan potongan harga pada waktu tertentu, misalnya pada akhir tahun., lebaran, atau ulang tahun toko atau mall. Masyarakat dapat memanfaatkan momen tersebut sebaik mungkin.
Tidak sedikit masyarakat, khususnya wanita, tergiur dengan barang yang didiskon. Sikap tersebut menimbulkan budaya konsumtif pada wanita Indonesia. Budaya konsumtif tersebut dapat mengubah gaya hidup seseorang. Gaya hidup konsumtif tidak sesuai dengan budaya asli Indonesia.
Dampak globalisasi terjadi pada semua aspek kehidupan. Salah satu dampaknya kebiasaan memburu barang yang mendapat potongan harga. Kebiasaan membeli barang diskonan tersebut tidak hanya menjadi gaya hidup. Gaya hidup tersebut dianggap penting dalam penyusunan identitas diri seseorang (prestise).
Gaya Pakaian Remaja
Gaya berpakaian remaja saat ini tidak sebanding dengan gaya berpakaian remaja terdahulu. Gaya berpakaian remaja saat ini cenderung mengikuti tren masa kini. Tentu saja tren gaya berpakaian orang barat.
Remaja mengikuti cara berpakaian orang barat dari berbagai media, seperti majalah, televisi, dan situs jejaring sosial. Remaja pun belum mampu menyaring budaya tersebut dengan baik. Pengaruh negatif muncul pada diri generasi muda. Banyak remaja mengecat rambut dengan remaja laki-laki mengenakan anting. Sementara itu, remaja putri menggunakan pakaian memperlihatkan bagian tubuh. Padahal, cara berpakaian tersebut tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Namun, cara berpakaian tersebut masih tetap diikuti para remaja Indonesia. Hanya sedikit remaja mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Sebagian besar remaja selalu mengubah penampilan mereka sesuai dengan perkembangan zaman. menurut mereka, penampilan adalah nomor satu. Jika kita lihat, remaja Indonesia mengenakan pakaian modern dan mengikuti gaya berpakaian orang barat. Sebagian besar dari mereka melupakan budaya kita. Bagi mereka berpakaian bukan melindungi tubuh dari panas, dingin, dan gigitan serangga, melainkan terkait dengan status sosial dan identitas.
Melestarikan Kebudayaan Tradisional
Salah satu kewajiban kita, sebagai generasi muda, adalah melestarikan tari tradisional. Saat ini banyak remaja kurang tertarik terhadap tari tradisional. Mereka lebih suka tari modern (modern dance).
Sesungguhnya tari tradisional tidal kalah bagus dari tari modern. Tari tradisional sarat nilai budaya. Namun, kesadaran terhadap keindahan tari tradisional jauh dari benak mereka. Mereka justru dengan dengan tari modern yang populer saat ini. Tarian modern tidak mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
Dengan meniru kebudayaan bangsa lain, ciri khas kebudayaan Indonesia luntur. Seharusnya sebagai penerus bangsa, kita dapat membanggakan kebudayaan sendiri kepada seluruh dunia. Kita dapat menunjukkan kepada bangsa lain bahwa tari tradisional Indonesia sangat beragam.
Teknologi Yang Mengubah Dunia
Oleh: Wahyu Sibarani
Teknologi otomotif terus berkembang seiring berjalannya waktu. Pengaplikasian teknologi dalam dunia otomotif semakin nyata. Teknologi tersebut mampu membawa perkembangan dunia otomotif agar mobilitas cerdas. Inilah yang diharapkan dari terselenggaranya acara pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 di Jakarta.
Beberapa produsen menyulap mesin-mesin mobil menjadi lebih bersahabat dengan lingkungan. Berbagai macam teknologi telah dikembangkan oleh produsen dan diaplikasikan dalam pameran yang ditampilkan, antara lain Teknologi Earth Dream Technology dari Honda, Teknologi SkyActiv dari Mazda, Teknologi Ecoboost dari Ford, dan Teknologi Hybrid dari Toyota, Mitsubishi, dan Nissan. Karena itu, percayalah dunia otomotif tidak akan berpangku tangan dalam memperbaiki dunia agar jauh lebih baik lagi.
Pada artikel ini, penulis menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis juga membawa langsung pembaca ke dalam inti pembahasan sehingga tekesan tidak berbelit-belit.
Sayangnya pada tulisan ini, penulis tidak menyertakan gambar detail dari setiap contoh yang diberikan. Padahal, dengan menyertakan gambar, pembaca akan lebih mudah memahami dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Dalam tulisan ini juga tidak disertakan arti istilah-istilah teknologi otomotif yang bagi pembaca umum tentu akan sulit memahaminya. Sangat disayangkan juga karena penulis tidak membahas keunggulan dan kelemahan teknologi baru tersebut.
Secara umum, artikel ini tentu sangat bermanfaat bagi pembaca, terutama yang menggemari otomotif. Ditulisnya artikel ini dengan tampilan serta bahasa yang ringan akan membuat isi artikel jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Pandangan positif juga ditunjukkan oleh penulis terhadap perkembangan teknologi dari setiap produsen yang berbeda-beda itu.